Khamis, 29 Mac 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Pangeran Saudi Bebas dari Tuduhan Pemerkosaan

Posted: 29 Mar 2012 08:10 AM PDT

MADRID, KOMPAS.com - Pengadilan Spanyol, Rabu (28/3/2012), menghentikan penyelidikan terhadap dugaan pemerkosaan oleh seorang pangeran Arab Saudi terhadap seorang model di sebuah kapal pesiar di Ibiza tiga tahun lalu.

Kasus itu melibatkan Pangeran Alwaleed bin Talal, keponakan Raja Abdullah dan salah satu orang terkaya dunia, yang dilaporkan telah melakukan kekerasan seksual oleh seorang model berusia 20 tahun pada Agustus 2008.

Lelaki 57 tahun itu membantah tuduhan itu. Dia mengatakan tidak berada di dekat Ibiza saat itu.

Pengadilan Provinsi Palma de Majorca, ibukota Kepulauan Balearic, Senin (26/3/2012), memerintahkan dihentikannya penyelidikan karena adanya "kontradiksi dan ketidakjelasan" pada keterangan korban.

"Berdasarkan pernyataan baru-baru ini oleh pelapor, kami tidak bisa dengan tegas menetapkan bukti yang terjadi pada malam 11 dan 12 Agustus 2008 di kapal pesiar itu," demikian pernyataan pengadilan.

Seorang hakim di Ibiza pada Mei 2010 memerintahkan agar kasus itu ditutup karena kurangnya bukti. Namun pengadilan membuka kembali kasus tersebut dan meminta pihak berwenang Arab Saudi meminta pernyataan dari terlapor.

Oliva Ayala, firma hukum yang mewakili Alwaleed, mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk melakukan tuntutan hukum terhadap perempuan yang telah "membuat tuduhan palsu" terhadapnya.

"(Tuduhan) ini merupakan ketidakadilan yang serius terhadap Yang Mulia. Untuk itu, dia meminta firma kami untuk mempelajari hal ini dilanjutkan dengan tujuan melindungi orang tidak bersalah lain dari serangan serupa...," begitu pernyataan tersebut.

"Putusan terakhir membenarkan yang sudah kami katakan selama ini, yakni bahwa tuduhan terhadap Pangeran Alwaleed tidak hanya palsu dan tidak patut tetapi juga tidak mungkin karena saat itu dia tidak berada di Spanyol saat itu, melainkan berada di Perancis bersama istri, anak-anak, dan cucunya dan puluhan orang lain."

Pengadilan tidak mengungkap identitas perempuan yang melapor tersebut. Dalam pernyataannya si pelapor yakin minumannya diberi obat-obatan di kelab malam di Ibiza setelah dia bertemu dengan pangeran tersebut.

"Saya tidak banyak minum, tetapi saya pikir ada sesuatu di dalam gelas (minuman) saya," katanya dalam pesan singkat yang dikirim pada 13 Agustus 2008 pukul 05.12 waktu setempat.

Dalam pesan singkat yang dikirim kepada saksi Benedicto Moreno Venecia, terlapor mengaku saat itu dia terbangun di kapal pesiar Turama, miliki keluarga kerajaan Saudi. Dalam pengakuannya kepada penyidik, perempuan itu mengaku diperkosa di kapal pesiar tersebut.

Pangeran Alwaleed, menurut majalah Forbes, merupakan orang terkaya ke-29 di dunia dengan harta senilai 18 miliar dollar AS. Dia memiliki saham di Citibank, Twitter, dan News Corporation.

AS Tangguhkan Bantuan Pangan ke Korut

Posted: 29 Mar 2012 03:33 AM PDT

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat telah menangguhkan rencananya memberikan bantuan pangan bergizi kepada Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atas desakan terakhir mengenai peluncuran satelit, kata seorang pejabat Pentagon, Rabu (28/3/2012).

"Kami terpaksa menghentikan kegiatan kami untuk memberikan bantuan gizi kepada Korea Utara," kata Peter Lavoy, yang bertindak sebagai asisten menteri pertahanan untuk urusan keamanan Asia dan Pasifik.

Amerika Serikat percaya bahwa pengumuman Korea Utara mengenai peluncuran satelit "mencerminkan kurangnya keinginan negara itu untuk menindaklanjuti komitmen internasional mereka," kata Lavoy kepada Komite Dewan Perwakilan bidang Layanan Bersenjata dalam dengar pendapat tentang keamanan di Semenanjung Korea.

"Kecurigaan kami tentang Korea Utara menggunakan perayaan tahun ini untuk meningkatkan program rudalnya dikonfirmasi ketika Korea Utara mengumumkan pada 16 Maret bahwa pihaknya berencana untuk melakukan peluncuran rudal antara 12 dan 16 April," tegasnya.

Ia menyebut peluncuran yang direncanakan itu "sangat provokatif karena memanifestasikan keinginan Korea Utara untuk menguji dan memperluas jarak jauh kemampuan rudalnya."

"Selain itu, peluncuran, jika terjadi, akan merupakan pelanggaran langsung terhadap kewajiban internasional Pyongyang, termasuk Resolusi 1718 dan 1874 Dewan Keamanan PBB, yang melarang Korea Utara melakukan setiap peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik," katanya.

Pejabat Pentagon menyatakan penyesalannya mengenai penangguhan bantuan pangan itu, dan berkata: "Mengapa kita tidak memberikan bantuan pangan pada saat ini karena kepercayaan kami pada kemampuan mereka untuk memenuhi perjanjian mereka telah berkurang. Kami tidak menggunakannya sebagai tuas untuk mengubah kebijakan mereka."

Di bawah kesepakatan yang dicapai pada akhir Februari, Korea Utara setuju untuk menghentikan pengayaan uranium, uji coba nuklir dan uji tembak rudal jarak jauh dan mengizinkan inspektur PBB untuk kembali ke negara itu.

Sebagai imbalannya, Amerika Serikat setuju untuk memberikan kepada Korea Utara 240.000 ton bantuan pangan bergizi. Kedua pihak bertemu pada awal bulan ini di Beijing untuk membahas rincian program.

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Tiada ulasan:

Catat Ulasan