Isnin, 26 Mac 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Dosen Mogok, Aktivitas Perkuliahan Lumpuh

Posted: 26 Mar 2012 08:24 AM PDT

TERNATE, KOMPAS.com – Aktivitas perkuliahan di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ternate, Senin (26/03/2012) lumpuh. Hal ini terjadi menyusul para dosen melakukan aksi mogok mengajar. Aksi ini sebagai buntut kekecewaan para dosen atas kebijakan rektorat tentang kedisiplinan pegawai.

Para dosen yang tergabung dalam forum dosen, mengambil sikap dengan tidak melaksanakan aktivitas belajar mengajar di kampus. Praktis, ratusan mahasiswa tidak bisa kuliah. "Iya pak, ada dosen yang demo jadi kami tidak kuliah. Makanya teman-teman banyak yang sudah pulang dari tadi," tutur Mirna, mahasiswa STAIN Ternate, Senin (26/03/2012).

Aksi ini dilakukan dengan cara menuliskan pengumuman pada sebilah spanduk dan ditempelkan di salah satu gedung utama kampus STAIN Ternate di Dufa-Dufa Ternate. Isi pengumuman itu bertuliskan permintaan maaf dari forum dosen karena tidak melakukan proses perkuliahan.  Spanduk itu nampak sekali terlihat bila masuk ke halaman gedung rektorat STAIN Ternate.

Ketua Forum Dosen STAIN Ternate, Salman Ahmad, membenarkan aksi mogok mengajar tersebut. Dia mengatakan, aksi tersebut buntut dari tuntutan para dosen atas kebijakan ketua STAIN Ternate tentang disiplin pegawai, termasuk para dosen di lingkungan kampus STAIN Ternate. Alasan mendasar kata dia, karena para dosen merasa dirugikan dengan kebijakan Ketua STAIN dalam mengakumulasikan tingkat kehadiran para dosen selama tahun 2011 lalu. Kebijakan ini sebagai penerapan undang-undangan disiplin pegawai.

"Memang aturan yang beliau (Ketua STAIN Ternate) tempuh itu sudah benar. Tapi bagi kami dosen, sangat merugikan para dosen," kata Salman di Ternate. Penerapan aturan itu berkonsekuensi pada pengambilan sanksi. Bila ada kehadiran dosen yang tidak memenuhi standar, penetapan sanksi bisa berupa pemecatan dan serendah-rendahnya diberikan surat teguran.

Bayangkan saja, kata dia, bila kehadiran dosen selama tahun 2011 diakumulasikan tidak mencapai tingkat kedisiplinan yang diharapkan, seorang dosen bisa saja dipecat. Padahal tugas seorang dosen, masih kata Salman, selain mengajar juga melakukan penelitian.  "Kami (dosen) kan punya undang-undang sendiri yaitu Undang-Undang tentang Guru dan Dosen," tandasnya.

Aksi ini dilakukan tanpa batas waktu, sambil menunggu Ketua STAIN Ternate untuk mengklarifikasikan kepada para dosen atas kebijakan yang ditempuh.

Terpisah, Ketua STAIN Ternate, Abdurahman Ismail Marasabesy, justru menilai para dosen tidak memahami aturan yang diterapkannya. Baginya, hasil rekapan berupa kehadiran pegawai termasuk para dosen itu dilakukan agar tidak kembali terjadi pada tahun ini.  "Tapi nampaknya teman-teman (dosen) ini beraksi lebih sebagai sebuah hukuman," tandas Abdurahman.

Baginya, sebagai seorang dosen bila ada aktivitas di luar kampus, harus ada pemberitahuan kepada pimpinan. Rencananya, Selasa (27/3/2012) dia bakal mengundang forum dosen untuk membahas bersama. Ini dilakukan agar tidak ada lagi mogok kuliah.  "Karena kalau hal ini sampai diketahui oleh Kementerian Agama dan tidak disikapi maka DPRD juga akan marah," katanya.

Dia juga berencana akan menyurati Kementerian Agama untuk menyampaikan masalah yang terjadi.

5 Truk Tangki Pertamina Disandera

Posted: 26 Mar 2012 07:53 AM PDT

TERNATE

5 Truk Tangki Pertamina Disandera

Anton Abdul Karim | Glori K. Wadrianto | Senin, 26 Maret 2012 | 14:53 WIB

TERNATE, KOMPAS.com – Aksi penolakan terhadap rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga berlangsung di Ternate, Maluku Utara, Senin (26/03/2012). Ratusan Mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, menyandera lima buah mobil tangki milik Pertamina Ternate. Aksi ini sebagai bentuk penolakan atas rencana kebijakan Pemerintah soal BBM.

Mahasiswa melakukan penyanderaan di Jalan Gambesi, Kota Ternate Selatan --tak jauh dari Kampus Unkhair. Hal itu dilakukan saat mahasiswa melakukan orasi.

Awalnya, hanya satu unit mobil tangki yang disandera. Mobil itu hendak kembali ke Depot Pertamina Ternate di Jambula Ternate Selatan setelah mengisi BBM di salah satu SPBU. Selang beberapa saat, dua unit mobil tangki juga melintas di tempat yang sama. Tiga unit mobil tangki ini, lanlu disandra dan diboyong ke kampus Unkhair.

Mahasiswa kembali menyandera dua unit mobil tangki milik Pertamina Ternate saat masih berorasi. Aksi penyanderaan ini sempat menimbulkan ketegangan antara kelompok pendemo dan aparat kepolisian yang mengawal aksi tersebut.  Aksi penyandaraan itu hanya sebagai simbol penolakan terhadap kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM, yang rencananya 1 April mendatang. Sehingga usai melakukan aksi, mahasiswa pun melepaskan lima unit mobil tersebut.

Dalam aksi itu, mahasiswa Unkhair ini mendesak pihak Perguruan Tinggi yang ada di Malut baik negeri maupun swasta agar menolak pertemuan yang dijadwalkan SBY, terkait rencana kenaikan harga BBM.  Selain itu, pendemo juga mendesak Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) dan Pemrintah Kota Ternate agar menyatakan sikap atas kebijakan tersebut.

"Kami juga mendesak DPRD Kota Ternate dan DPRD Provinsi Malut untuk mengawasi SPBU yang ada di Maluku Utara untuk menghindari penimbunan BBM," koar Sulfi Madjid, koordinator aksi.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan