Khamis, 19 Januari 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Polisi Inggris tangkap pria terkait pantat perunggu Saddam

Posted: 19 Jan 2012 06:06 PM PST

Patung Saddam Husein yang dirobohkan. (istimewa)

Ini seperti memiliki sepotong Tembok Berlin - itu bagian dari sejarah, tetapi itu bukan milik budaya.

Berita Terkait

London (ANTARA News/AFP) - Polisi Inggris pada Kamis menangkap seorang pria berumur 66-tahun atas tuduhan membawa secara ilegal bagian pantat dari patung perunggu Saddam Hussein dari Irak setelah perang.

Ia ditahan atas dugaan melanggar Sanksi Peraturan Irak 2003, yang melarang ekspor "kekayaan budaya Irak yang dipindahkan secara ilegal", termasuk barang-barang arkeologi, benda-benda bersejarah, budaya, atau agama.

Potongan logam setinggi dua kaki (0,6 meter) itu diambil di Baghdad oleh mantan tentara Inggris dari resimen elit SAS, yang dikenal sebagai Nigel "Spud" Ely, setelah ia menyaksikan para anggota marinir Amerikan Serikat merobohkan patung tersebut setelah jatuhnya pemimpin Irak itu.

Ia membawa potongan patung perunggu itu ke Inggris dan berniat untuk melelangnya tahun lalu, meskipun gagal untuk mencapai harga cadangan sebesar 250,000 poundsterling (300,000 euro/390.000 dolar AS).

Ely menyatakan syok dengan penangkapan pada Kamis, yang semula diduga ada kaitannya dengan perusahaan yang berusaha untuk menemukan pembeli atas cinderamata itu.

"Ini seperti memiliki sepotong Tembok Berlin - itu bagian dari sejarah, tetapi itu bukan milik budaya," kata veteran perang itu.

Ia mengatakan bahwa marinir AS memberikan potongan patung itu kepadanya pada saat Baghdad di bawah kekuasaan Amerika Serikat.

Ia menambahkan: "Bagaimana bisa digolongkan sebagai benda budaya ketika patung itu didirikan untuk tiran terbesar sejak zaman Attila?"

Kepolisian Derbyshire Polisi di Inggris tengah utara mengatakan bahwa pria yang ditangkap itu telah dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Enam orang tewas dalam ledakan bom di ibu kota Somalia

Posted: 19 Jan 2012 10:59 AM PST

Mogadishu (ANTARA News) - Enam orang Somalia tewas Kamis dalam ledakan bom di dekat kamp pengungsi setelah mereka menerima bantuan makanan di Mogadishu, ibu kota yang dilanda kekerasan, kata satu sumber PBB.

"Enam orang tewas, termasuk dua polisi," kata sumber itu, lapor AFP.

Ledakan yang diperkirakan bom rakitan itu terjadi di daerah Hodan, Mogadishu tengah, sebuah zona yang dipadati tempat-tempat penampungan darurat bagi ribuan orang yang mengungsi akibat kekeringan dan kelaparan.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, yang terakhir dalam serangkaian serangan yang mencakup bom-bom pinggir jalan dan granat yang melanda ibu kota Somalia tersebut dalam beberapa bulan ini.

Kota itu mengalami peningkatan kekerasan sejak gerilyawan Al-Shabaab meninggalkan pos-pos mereka pada Agustus dan beralih taktik ke perang gerilya untuk melawan pemerintah Somalia dukungan Barat dan pasukan Uni Afrika yang ditempatkan di sana.

Somalia kini dilanda kelaparan parah akibat kekeringan terburuk yang terjadi negara itu, dan PBB telah mengumumkan Mogadishu dan empat wilayah Somalia selatan sebagai zona kelaparan serta memperingatkan bahwa kelaparan bisa meluas ke seluruh penjuru negara itu.

Kondisi itu diperumit oleh bentrokan-bentrokan yang terus terjadi antara pasukan Somalia serta Uni Afrika sekutunya dan gerilyawan Al-Shabaab.

Bentrokan-bentrokan itu berlangsung ketika badan-badan bantuan internasional berusaha mencari cara untuk menyerahkan bantuan makanan kepada penduduk yang tinggal di kawasan yang dilanda kelaparan, khususnya daerah-daerah Somalia selatan yang dikuasai kelompok Al-Shabaab yang terkait dengan Al-Qaida.

Badan-badan bantuan menarik diri dari Somalia selatan pada awal 2010 setelah ancaman terhadap staf mereka dan aturan semakin keras yang diberlakukan terhadap aktivitas mereka oleh Al-Shabaab, yang dimasukkan ke dalam daftar kelompok teror oleh Washington.

Militan pada Juli 2011 mengatakan, kelompok bantuan asing bisa kembali lagi ke wilayah itu, namun seorang juru bicara Al-Shabaab mengatakan kemudian bahwa larangan operasi terhadap mereka masih tetap diberlakukan.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan