Khamis, 29 Disember 2011

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Malam Ini, Kantata Barock Harus "Membayar Mahal"!

Posted: 29 Dec 2011 11:59 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Minus almarhum "Si Burung Merak" WS Rendra, almarhum Inisisri, serta Yockie Suryoprajogo, kekhawatiran banyak orang akan "hambarnya" konser Kantata Barock, Jumat (30/12/2011) malam nanti, di Gelora Bung Karno, tentu ada. Meskipun tak lagi mengusung nama Kantata Takwa, di mata penggemarnya terutama, hawa konser itu tetap saja "Kantata Takwa".

Di atas panggung pada geladi resik konser, Kamis (29/12/2011) malam tadi, Iwan Fals, Sawung Jabo, serta Setiawan Djody tampil membawakan beberapa nomor lagu yang jauh dari perkiraan. Beberapa nama pemusik yang mengiringi pun sangat berbeda dengan konser perdana Kantata Takwa tahun 1991 di tempat yang sama, yang saat itu masih bernama Istora Senayan Jakarta.

Sangat jauh berbeda, memang. Tak ada lagi gitaris sekaliber Totok Tewel dan Eet Syahranie yang berlarian ke sana-kemari mengiringi permainan Setiawan Djody. Atau, cabikan bas dahsyat dari si "anteng" asal God Bless, Donny Fattah, yang mengisi hampir semua lagu di Kantata Takwa, bahkan Swami dan Kantata Samsara.

Muka lama yang masih tersisa di atas panggung hanya Dody "Elpamas" Katamsi sebagai backing vocal dan beberapa pemusik dari Sirkus Barock bentukan Sawung Jabo, seperti Joel Tampeng (gitar), Toni Agusbekti Sutomo (bas), Endy Barqah (drum), Denny Yuda Kusuma (perkusi), Ucok (biola), serta Edi Darome (kibor).

Praktis, "kejutan" yang ditunggu-tunggu pada konser besok memang masih gelap dan tentu saja ditunggu. Apalagi, mengingat tiga personel utama yang tersisa, yaitu Iwan Fals, Sawung Jabo, serta Setiawan Djody, perlu menyuguhkan penampilan yang penuh energi ketimbang sekadar konser nostalgia Kantata Takwa '91. Karena apa pun nomor-nomor yang mereka sajikan, baik itu dari Swami, Kantata Takwa, maupun Kantata Samsara serta Kantata Revolvere, pasti sangat ditunggu-tunggu.

Bento versi Barock

"Mengoceh kebenaran Khotbah keadilan, sarapan hariku Aksi kucing lapar Makan apa saja...ooh jagonya Maling papan atas, bandit kelas tikus Itu mangsa kucing! Siapa mau ikut berjuang? Bongkar sarang tikus". Itulah penggalan reff lagu "Barong! Aku Bento", salah satu lagu yang akan dibawakan oleh Kantata Barock. Sebuah versi baru "Bento", lagu nge-top milik Swami yang diubah syairnya.

Bagi yang sudah kapalan dengan lagu "Bento" asli, tentu akan kagok mendengarnya. Tetapi, itulah perubahan sekaligus salah satu "kejutan" yang akan disuguhkan Iwan Fals dan kawan-kawannya nanti. Lebih mengagetkan lagi adalah hadirnya "Puing", nomor lawas milik Iwan Fals yang dinyanyikan dengan konsep jauh berbeda dari aslinya.

Di lagu ini, Iwan Fals melantunkan lagu tentang kejamnya perang itu dengan efek suara pidato Proklamasi tahun 1945 yang dikumandangkan Presiden pertama RI, Ir Soekarno. Lainnya, tentu saja nomor-nomor lama Kantata Takwa, Swami, dan Kantata Samsara, seperti "Kantata Takwa", "Kesaksian" (Kantata Takwa), "Cinta" (Swami), serta "Nyanyian Preman" (Kantata Samsara).

Di sinilah letak "kejutan" yang mungkin tak bisa dilewatkan. Pada lagu "Kesaksian", misalnya. Nomor paling ditunggu dari Kantata Takwa ini sangat berciri khas orkestra hasil besutan tangan dingin Yockie yang bersahutan dengan permainan gitar Eet Syahranie. Hasilnya, pada geladi resik malam tadi, harus diakui lagu ini agak kurang garang meskipun tetap bikin kuduk merinding. Alunan khas kibor Yockie lenyap, sementara "rintihan" gitar Eet tergantikan oleh sayatan biola Ucok.

Di luar soal penampilan musik, kejutan yang mungkin ditunggu-tunggu adalah tata lampu, koreografi, serta latar panggung. Dipercayakan pada sutradara Hanung Bramantyo, konser besok akan jauh berbeda dari Kantata Takwa "jadul", terutama pada latar belakang panggung. Adegan demi adegan pada layar computerized menampilkan beragam tema kritik sosial, mulai dari soal korupsi sampai kerusakan lingkungan, dari politik hingga perang.

Nah, akankah konser Kantata Barock benar-benar mengejutkan? Karena melihat harga tiketnya dari Rp 100.000 sampai Rp 600.000 untuk musik kritik sosial sekelas mereka yang kerap menutup mata soal harga, Kantata Barock seharusnya bisa "membayar mahal". Kita lihat saja!

Full content generated by Get Full RSS.

Manohara: Aku Masih Suka yang Panjang

Posted: 29 Dec 2011 09:39 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com Berpenampilan beda dengan gaya rambut pendek tampaknya belum menjadi pilihan sosialita Manohara Odelia Pinot. Manohara mengaku lebih percaya diri dengan rambut panjang dibandingkan bila harus tampil dengan rambut pendek.

"Soalnya mukaku bulat, kalau aku potong pendek, jadinya aku kelihatan tambah bulat," kata Manohara dalam wawancara di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (29/12/2011).

Karena alasan itulah mantan istri putra mahkota Kerajaan Kelantan ini membiarkan rambutnya tetap terurai panjang. "Aku masih suka yang panjang, kalau dipotong paling hanya segini (di bawah bahu)," ujar Manohara.

Tetapi, memiliki rambut panjang bukan berarti Manohara akan rajin merawatnya. "Rambutku itu tidak terawat, mana sering dicatok, sering pakai hair spray kan. Semestinya sering cream bath, tapi aku jarang," katanya.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan