Khamis, 29 Disember 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Sinta dan Jojo tutup "Lovely December"

Posted: 29 Dec 2011 07:26 AM PST

Shinta dan Jojo (ANTARAFOTO/Julipardiansyah)

Berita Terkait

Toraja Utara, Sulsel (ANTARA News) - Duet penyanyi Sinta dan Jojo menutup rangkaian kegiatan "Lovely December" di Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Kamis.

Duet penyanyi yang mencuat namanya di dunia maya dengan tembang "Keong Racun" itu menutup acara panggung hiburan "Toraja Night" di Lapangan Kodim, Rantepao.

Pada penampilannya, mereka berdua menyanyikan lagu dangdut "Keong Racun", lagu yang pertama kali dibawakan oleh penyanyi dangdut Lissa.

Sebelumnya, pada pentas budaya dan kesenian di lokasi yang sama artis Bella Shafira juga hadir dan menghibur dengan membawakan lagu nasional, Indonesia Tanah Air Beta.

Selain Bella Shafira serta Sinta dan Jojo, acara panggung hiburan di lapangan sepak bola Makale, Kabupaten Toraja, dimeriahkan penampilan Trio Macan.

Panggung hiburan baik di Makale pada Rabu (28/12) dan Rantepao, sama-sama ditutup dengan pesta kembang api besar-besaran.

Pesta kembang api di Rantepao terlihat semakin istimewa karena lokasi peluncurannya diletakkan di Bukit Singki.

Bukit Singki merupakan lokasi pembangunan Salib raksasa yang disiapkan menjadi daerah tujuan wisata religius Toraja.

(T.KR-RY/F003)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Unitomo-MK kampanyekan Pancasila lewat wayang

Posted: 29 Dec 2011 07:02 AM PST

ilustrasi wayang kulit. (FOTO ANTARA/Jessica Wuysang)

Berita Terkait

Video

Surabaya (ANTARA News) - Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya bekerja sama dengan Bakesbang Pemprov Jatim dan Mahkamah Konstitusi RI mengampanyekan Pancasila lewat pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang diselingi kesenian Ludruk dan tari Remo.

"Awalnya, kami berencana menggelar seminar untuk mengampanyekan perlunya pendidikan Pancasila kepada para guru di Surabaya dan sekitarnya. Namun rencana itu berubah, karena masukan dari RRI Surabaya yang juga mitra kami," kata Dekan Fakultas Hukum (FH) Unitomo, Siti Marwiyah, kepada ANTARA di Surabaya, kemarin.

Marwiyah yang juga Ketua DPD Asosiasi Pengajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Jatim itu menjelaskan, perubahan dari seminar menjadi gelar budaya itu mengacu kepada cara Wali Songo yang melakukan pendekatan masyarakat melalui budaya dan cara itu sangat efektif.

"Karena itu, kami meniru cara para wali songo dengan menggunakan media budaya untuk mengampanyekan Pancasila. Rencana untuk mengampanyekan kembali Pancasila itu sendiri merupakan hasil diskusi asosiasi bahwa maraknya kerusuhan saat ini akibat Pancasila yang terpinggirkan dari masyarakat," katanya.

Dalam gelar budaya yang juga bekerja sama dengan RRI Surabaya dan JTV itu, katanya, wayang kulit dimainkan dua dalang yakni Dr Didik Sukirono (Dekan FH Universitas Kanjuruhan, Malang) dan Ki Surono Gondotaruno SSn MSi. Acaranya digelar di lapangan Unitomo.

"Wayang kulit yang juga ikut dihadiri oleh hakim MK, Haryono, menyajikan lakon bertajuk `Wahyu Triloka Eka Bawono` yang menceritakan perebutan keris. Keris itu ibarat Pancasila yang seharusnya tak perlu diperebutkan, tapi dijadikan alat pemersatu," katanya.

Tentang nilai-nilai Pancasila yang dikampanyekan dalam gelar budaya itu, ia mengatakan nilai-nilai itu antara lain persatuan, keadilan dan penegakan hukum, kejujuran, dan sebagainya.

"Di sela-sela pertunjukan wayang kulit itu juga ditandatangani naskah kerja sama antara Unitomo, RRI, Kerajaan Pahang (Malaysia), dan Radio Talivisen Malaysia (RTM). Unitomo dan Kerajaan Pahang akan bekerja sama dengan RRI dan RTM untuk mengampanyekan persoalan hukum kepada TKI di Pahang," katanya.

Selain menandatangani kerja sama kampanye hukum kepada TKI di Pahang itu, katanya, delegasi Kerajaan Pahang dan RTM juga menyaksikan pergelaran wayang kulit semalam suntuk itu. "Mereka juga akan menyaksikan langsung Tari Remo yang juga sempat didaku (diklaim) di Malaysia itu," katanya.

Dalam waktu yang sama (28/12), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya menggelar pentas seni lintas-agama di Grha Sawunggaling, Balai Kota Surabaya yang menampilkan tujuh kelompok yakni NU (Islam), Muhammadiyah (Islam), Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu.

"Kami menggelar pentas seni sebagai bagian dari refleksi akhir tahun 2011 untuk menunjukkan bahwa seni merupakan milik semua agama yang dapat dijadikan salah satu faktor perekat kerukunan antar-agama. Ke depan, kita harus memperkuat hal-hal yang dapat merukunkan dan bukan justru sebaliknya," kata Ketua FKUB Kota Surabaya Dr KH Imam Ghazali Said MA.

(T.E011/I007)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan