Isnin, 19 Disember 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Seribu tewas dalam bencana Filipina

Posted: 19 Dec 2011 07:03 PM PST

Korban Topan Washi menyuci baju di dekat mobil yang terbalik di sebuah desa di Cagayan de Oro, Filipina selatan, Minggu (18/12). (REUTERS/Erik De Castro)

Berita Terkait

Manila  (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa dan hilang akibat badai yang menerjang Filipina selatan telah melebihi 1.000 jiwa,.

Badan pemantauan bencana pemerintah menyatakan  badai tropis Washi telah menewaskan 957 orang dan membuat 49  hilang di Pulau Mindanao di Filipina selatan dan daerah sekitarnya pada akhir pekan lalu.

Kota besar pelabuhan di Filipina selatan, Cagayan de Oro dan Iligan adalah yang paling parah diterjang badai Washi, 579 dan 279 orang tewas di masing-masing kota tersebut, kata badan penanganan bencana.

Kepala dewan penanganan bencana Benito Ramos telah mengatakan kepada AFP  jumlah korban jiwa bertambah saat beberapa mayat yang dihanyutkan air ke laut ditemukan mengambang.

"Semua mayat itu berada di bawah air selama tiga hari pertama tapi sekarang, dalam kondisi membusuk, semuanya naik dan mengambang ke permukaan," kata Ramos
(C003)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Suriah akan perkenankan pemantau Arab saat korban jiwa bertambah

Posted: 19 Dec 2011 04:09 PM PST

Beirut (ANTARA News) - Suriah, Senin (19/12), setuju untuk mengizinkan negara Arab memantau kepatuhannya pada kesepakatan perdamaian Liga Arab yang ditujukan untuk menghentikan kekerasan terhadap pemrotes anti-pemerintah.

Sementara itu banyak pegiat menyatakan lebih dari 100 orang telah tewas sepanjang Senin, lapor Reuters.

Liga Arab, yang sudah memberlakukan sanksi ekonomi, telah mengancam akan membawa masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.

Para pemimpin oposisi Suriah menolak kesepakatan itu sebagai "taktik baru pemerintah Presiden Bashar al-Assad" dan malah menyerukan campur tangan militer asing guna menghentikan penindasan terhadap gerakan protes prodemokrasi yang sudah berlangsung selama sembilan bulan.

Damaskus menyatakan Suriah telah didesak untuk menandatangani kesepakatan tersebut oleh Rusia, pemasok senjata dan sekutu lamanya --yang telah memperlihatkan tanda mulai kehilangan kesabaran. Moskow memuji kesepakatan itu sebagai peluang bagi kestabilan.

Dalam tanda mengenai tekanan lain internasional, Sidang Majelis Umum PBB melakukan pemungutan suara guna mengutuk penggunaan kekuatan oleh Suriah untuk memadamkan protes. Rusia dan China abstein dan bukan memberi suara yang menentangnya.

Liga Arab menyatakan lembaga regional tersebut tak siap untuk mencabut sanksi ekonomi yang ditujukan untuk menekan Suriah agar mengizinkan pemantau memasuki negeri itu. Tapi satu delegasi perintis dijadwalkan tiba di Damaskus pekan ini.

Delegasi tersebut akan menyiapkan misi guna memantau kepatuhan Suriah pada kesepakatan yang menyeru tentara agar mundur dari berbagai kota besar tempat protes telah digelar, pembebasan tahanan politik, dan dilancarkannya dialog dengan kelompok oposisi. Kebanyakan dari kelompok oposisi itu dibentuk dengan mencontoh peristiwa di Mesir dan negara lain dalam mengakhiri yang dipegang oleh satu orang saja dan telah berlangsung selama beberapa dasawarsa.

Namun Menteri Luar Negeri Walid al-Moualem, yang berkeras Suriah tak tunduk pada paksaan, mengatakan ia telah memperoleh beberapa perubahan sebelum menandatangani kesepakatan itu, yang mulanya mengizinkan pengamat memasuki Suriah selama satu bulan.

"Laporan delegasi Liga Arab akan dikirimkan kepada saya dan sekretaris jenderal Liga Arab pada saat bersamaan, dan ia serta saya akan membahasnya sebelum tindakan lain dilakukan," kata al-Mouallem, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. "Itu lah teks setelah perubahan oleh Suriah."

Pernyataan tersebut disiarkan di stasiun televisi Suriah. Kebanyakan media asing telah dilarang memasuki Suriah pada tahun ini. (C003/A011)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan