Selasa, 15 November 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Menlu Asean Bertekad Selesaikan Konflik Kawasan

Posted: 15 Nov 2011 06:08 AM PST

NUSA DUA - Para Menteri Luar Negeri negara anggota Asean memiliki komitmen yang sama kuat untuk bisa berbuat nyata dalam menyelesaikan persoalan atau konflik kawasan.

Hal itu terungkap setelah para Menlu Asean mengadakan pertemuan membahas tindak-lanjut hasil-hasil pertemuan Menlu Asean ke-44 di Bali pada 19 Juli 2011 dan pertemuan informal Menlu di New York, 24 September 2011.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, usai memimpin pertemuan menjelaskan soal sikap dan pandangan para Menlu terhadap berbagai persoalan kawasan dan global.

"Asean kini berbeda dengan Asean yang lalu" ujar Marty di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2011).

Ia menjelaskan, saat ini, Asean ingin berbuat nyata dan berhadapan dengan masalah serta menyelesaikannya secara langsung.

Marty mencontohkan, bagaimana penanganan persoalan perbatasan Thailand - Kamboja dan perubahan dramatik di Myanmar. "Kita telah berbicara secara langsung untuk mencari jalan keluar yang memadai," tegas Marty.
 
Selain komitmen tersebut, dalam pertemuan itu juga membahas berbagai isu penting lainnya  seperti pembentukan Institut Perdamaian dan Rekonsiliasi (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation), aksesi Brazil terhadap Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation).

Juga dibahas isu lainnya menyangkut implementasi Deklarasi Tata Perilaku Pihak-Pihak di Laut China Selatan  (Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea/DOC)

Topik-topik lain mengenai Pengembangan Komunitas Asean, Implementasi Piagam Asean, dan rencana pemberlakuan Visa Bersama Asean (ASEAN Common Visa) untuk warga negara non-Asean, juga menjadi agenda pembahasan.

"Para Menteri sepakat mengenai perlunya melakukan kajian dan menyampaikan rekomendasi mengenai suatu peta jalan (roadmap) mengenai rencana pemberlakuan visa bersama Asean," imbuh Marty.

Dalam kesempatan sama, para menteri saling bertukar pandangan mengenai berbagai isu kawasan dan internasional yang menjadi perhatian bersama, diantaranya mengenai Semenanjung Korea dan Timur Tengah.

Sementara isu-isu lain yang juga dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mengenai rencana keketuaan Myanmar di Asean tahun 2014, Komisi HAM Asean (AICHR), dan prakarsa kerjasama kawasan dalam pencegahan dan penanggulangan bencana banjir.

Isu lain juga dibahas mengenai permohonan keanggotaan Timor Leste pada Asean dan adanya kesepakatan untuk membahasnya lebih lanjut pada Pertemuan Dewan Koordinasi Asean.
(amr)

Full content generated by Get Full RSS.

China Anugerahi Putin Penghargaan Perdamaian

Posted: 15 Nov 2011 05:03 AM PST

BEIJING - Akademisi di China memberikan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin sebuah penghargaan perdamaian. Penghargaan ini merupakan versi China dari Penghargaan Nobel untuk Perdamaian.


Menurut kalangan Akademisi China itu, Perdana Menteri Rusia yang dikenal dengan sosoknya sebagai pria tangguh ini, dianggap memiliki peran luar biasa dalam menjadi perdamaian dunia.


Putin mengalahkan kandidat lain seperti Kanselir Jerman Angela Merke dan ilmuwan China Yuan Longping. 

"Keberhasilannya ini membawa Putin untuk meraih Penghargaan Perdamaian Konfusius," ungkap salah satu penyelenggara, Qiao Damo seperti dikutip AFP, Selasa (15/11/2011).


Penghargaan ini dibuat tahun lalu, setelah seorang aktivis HAM China dipenjara. Aktivis itu sendiri dianugerahi penghargaan Nobel yang mengundang kemarahan dari pihak China.


Banyak pihak mengira bahwa penghargaan ini merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah China. 

Tetapi anggota juri dari penghargaan ini menepis tuduhan tersebut. Meskipun pada akhirnya Ketua Eksekutif penghargaan Liu Haofeng mengaku penghargaan didukung oleh Kementerian Kebudayaan China. 

(faj) Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan