Jumaat, 16 September 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Terong Merauke Jadi Kecil-kecil

Posted: 16 Sep 2011 08:24 AM PDT

Kemarau

Terong Merauke Jadi Kecil-kecil

Erwin Edhi Prasetyo | Bambang Sigap S | Jumat, 16 September 2011 | 15:24 WIB

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Musim kemarau mengakibatkan mengeringnya sebagian besar pohon di Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (25/9). Kemarau juga mengakibatkan hilangnya sejumlah sumber air sehingga warga harus memenuhi kebutuhan akan air bersih dengan membeli seharga Rp 125.000 per tangki berkapasitas 5.000 liter.

TERKAIT:

MERAUKE, KOMPAS.com -  Akibat kekurangan air selama musim kemarau, hasil panen terong petani di Semangga Jaya, Semangga, Merauke tak maksimal. Buah terong yang dihasilkan relatif lebih kecil dibandingkan bila air tercukupi.  

"Saya hanya bisa ambil dua sak terong per dua hari dari 1.000 bibit yang saya tanam. Itu berarti hanya sepertiga hasil dibandingkan bila ada air yang cukup," ungkap Oktavianus (28), warga Kampung Semangga Jaya, Distrik Semangga, Merauke, Jumat (16/6).

Ia mencoba menanam terong dua bulan lalu dan berharap masih mendapat hujan, serta air dari saluran irigasi untuk lahan sawahnya. Ternyata sekarang tidak ada hujan. "Air di saluran sudah kering sehingga  tidak bisa pompa lagi," katanya.

Karena kurang mendapat air, ketika dipanen, ukuran terong menjadi  kecil-kecil. Selain itu, satu pohon terong setiap dua hari maksimal hanya bisa dipetik dua buah, jika air cukup untuk menyirami tanaman bisa dipetik tiga buah terong per pohon setiap dua hari dengan ukuran buah yang besar.

 

Beras Impor Beredar di Jateng

Posted: 16 Sep 2011 08:23 AM PDT

Pangan

Beras Impor Beredar di Jateng

Alb. Hendriyo Widi Ismanto | Marcus Suprihadi | Jumat, 16 September 2011 | 15:23 WIB

KUDUS, KOMPAS.com — Beras impor dari Vietnam telah beredar di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Pati, Blora, Rembang, Kudus, dan Jepara. Padahal, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan petani di Jawa Tengah menolak beras impor itu.

Beras impor di lima kabupaten itu didatangkan Bulog Subdivre II Pati dari Bulog Subdivre Surabaya. Beras impor itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan beras keluarga miskin.

"Stok Bulog saat ini menipis. Bulog tidak mampu membeli beras dari rekanan karena harganya di atas harga pembelian pemerintah. Kalau kami tidak mendatangkan beras dari Surabaya, bagaimana mencukupi kebutuhan beras untuk keluarga miskin," kata Wakil Kepala Bulog Subdivre II Pati M Yusuf di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (16/9/2011).

Yusuf menambahkan, saat ini stok beras di Bulog Subdivre II Pati tinggal 8.000 ton. Persediaan itu hanya cukup untuk sebulan. Untuk memenuhi kebutuhan hingga Desember 2011, Bulog Subdivre II Pati akan mendatangkan beras lagi sebanyak 15.400 ton.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan