Selasa, 30 Ogos 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Kegagalan Berbagai Operasi Melawan Taliban dan Al Qaeda

Posted: 30 Aug 2011 03:00 AM PDT

JAKARTA – Panjangnya perang yang terjadi di Afghanistan ternyata berimbas ke wilayah tetangganya, yakni Pakistan. Berbagai operasi memberantas Taliban dan Al Qaeda yang kabur dari Afghanistan ke Pakistan, banyak menemui kegagalan.


Lewat laporan dua tahunan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, banyak kegagalan dalam operasi serangan di wilayah federal Pakistan yang dipenuhi oleh tujuh suku terbesar di negeri tersebut. 


Wilayah yang biasa disebut FATA ini banyak melakukan operasi pemberantasan Taliban dan Al Qaeda, termasuk yang menggunakan serangan udara dari pesawat pengebom tak berawak AS.


Laporan yang memonitor operasi militer Pakistan di wilayah FATA, terhadap militan jelas sekali menyebutkan bahwa, berdasarkan fakta tidak ada upaya menjaga dan membangun upaya operasi militer yang terarah.


"Tidak ada perencanaan jelas untuk mengalahkan aksi militansi di Pakisan, meskipun sudah dilakukan pengerahan pasukan yang mencapai 147 ribu prajurit," laporan Gedung Putih seperti dijelaskan Al Jazeera, Selasa (30/8/2011).


Pejabat Pakistan Akhunzada Muhammada Chiitan mengatakan, laporan yang dikeluarkan Gedung Putih tersebut tidak memberikan pengaruh sama sekali.


Pemerintah Pakistan bahwa tanpa mengikutsertakan para suku FATA dalam politik dalam negeri mereka, maka kelompok teroris tidak akan bisa dibasmi. Sekarang Pengadilan FATA mampu menegakan hak-hak dasar di wilayah suku yang sebagian besar terletak di dekat wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan.


Beberapa pihak menyambut baik keputusan Pemerintah Pakistan ini. Seorang aktivis Komisi HAM Independen Pakistan Shahid Habib Said menyatakan, pihak ingin pemerintah memperluas yurisdiksi pengadilan tinggi untuk FATA. Tetapi baginya pembentukan Pengadilan FATA sudah cukup bagus. 

(faj)

Hukum yang Melupakan Hak Dasar Manusia

Posted: 30 Aug 2011 02:00 AM PDT

JAKARTA – Perang di Afghanistan dinilai sebagai perang yang menarik perhatian serta membentuk hukum anakronistik yang mengabaikan hak dasar manusia.

Perang di Afghanistan yang memicu tumbuhnya demokrasi di wilayah Pakistan
Pejabat Pakistan Akhunzada Muhammada Chiitan dan beberapa pimpinan Pemerintah Federal (FATA), memberikan kredit atas perang yang terjadi Afghanistan.


"Perang Afghanistan dan segala macam insiden yang terjadi di wilayah perbatasan Pakistan menjadi kekuatan pendukung dari amandemen hukum di wilayah suku," ucap Chittan seperti dikutip Al Jazeera,  Selasa (30/8/2011).


Aturan Pengawas Kejahatan (FCR) yang sebelumnya dipakai sebagai aturan hukum di Pakistan sejak 1901, akhirnya direformasi.


"Perang melawan terorisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) menimbulkan dukungan untuk lakukan reformasi demokratis serta politik dari Pemerintah Federal  Pakistan (FATA), karena ingin menghancurkan terorisme," ujar pejabat wilayah Orakzai Munir Aurakzai.

Meskipun peran AS dalam upaya untuk membuat perubahan dari FCR  tidak nampak, jelas diketahui bahwa pihak Gedung Putih berada dibelakang untuk mendorong mereka.

"Kepala suku setempat juga otoritas politik yang ingin mendukung perubahan (FCR) ini. Tetapi para kepala suku tersebut bergabung karena mereka khawatir dapat kehilangan kekuasaan," ucap Chittan.


"Perang di Afghanistan akhirnya justru menuai hasil manis disekitar wilayah suku di Pakistan. Sebelumnya Pemerintah Pakistan selalu menghindari upaya reformasi di wilayah rawan kekerasan tersebut," lanjut Chittan.


Chittan menambahkan, saat ini tidak ada pihak yang dapat menghentikan reformasi di FATA, yang mendapatkan perhatian internasional mengingat wilayah ini dikabarkan menjadi lokasi perlindungan dari Taliban dan Al Qaeda.


Saat pihak militan mulai membangun tempat perlindungan di FATA dan di wilayah timur laut Pakistan, AS langsung merespons dengan mengirim pesawat pengebom tak berawak untuk menggempur basis pertahanan FATA. 


Tercatat, sejak 2005 lalu operasi pengeboman ini telah mencapai 265 serangan. Serangan ini dikabarkan telah menewaskan 2.561 jiwa warga  Pakistan. AS sendiri makin menunjukan perannya dalm reformasi FATA. Namun AS menilai Pakistan tidak memiliiki strategi khusus untuk memenangkan dukungan warga setempat. 

(faj)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan