Isnin, 8 Ogos 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Lukisan Kaligrafi Dipamerkan Selama Ramadhan

Posted: 08 Aug 2011 06:32 AM PDT

Padang (ANTARA News) - Sekitar puluhan karya lukisan kaligrafi dua pelukis senior Sumatra Barat (Sumbar), AMY Dt Garang dan Amir Syarif, dipamerkan di Taman Budaya Padang, Sumbar, selama bulan Ramadhan.

"Ini adalah hasil karya lukisan saya selama 10 tahun terakhir," kata Amir Syarif di Padang, Senin.

Ia menjelaskan, sebelumnya ia hanya melukis biasa, seperti pemandangan dan manusia.

Namun ada dorongan dari teman-teman seniman waktu itu sekitar tahun 1990 sehingga saya mulai menggeluti lukisan kaligrafi, kata pelukis kelahiran Lubuk Alung, Padangpariaman itu.

Karya-karya kaligrafinya itu, katanya, dipamerkan pada bulan ramadhan sekaligus mengajak penikmat lukisan untuk kembali ke surau.

Pameran bertajuk "Yang Satu" tersebut menampilkan 25 lukisan kaligrafi karya Amir Syarif dan 23 karya AMY Dr Garang.

Uniknya, beberapa karya kaligrafi Amir Syarif memakai properti yang membuak kaligrafi tersebut berwujud tiga dimensi.

Pada kaligrafi berjudul "Maha Melihat", Amir menempelkan dua bulatan kaca pantul berbentuk kacamata, yang menggambarkan Tuhan Maha Melihat.

Selain itu, pada lukisan lainnya berjudul "Maha Kaya", Amir menempelkan miniatur mobil di lukisannya tersebut yang menggambarkan sebuah kekayaan memiliki mobil.

Amir Syarif memiliki konsep berkesenian, yakni kitab suci Al-Quran yang agung kebenarannya, mutlak memiliki nilai tinggi dan penuh dengan keberkatan, sehingga menjadikannya sangat mulia, sempurna dan menakjubkan.

Kurator Lukisan Kaligrafi, Ady Rosa menyatakan, ada kerinduan pelukis terhadap "Yang Satu", yang memberikan pedoman hidup manusia.

Menurutnya, lukisan Amir Syarif umumnya didominasi melalui gradasi warna-warna biru sebagai salah satu "personality identity" dengan aksentuasi merah lembut.

Amir Syarif dan Dt Garang sama-sama pernah mengajar di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) di Padang dan hingga kini masih aktif dan produktif menciptakan karya lukis bernuansa Islami dengan gaya dan corak berbeda.

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Indonesia Sumbang Museum Musik Etnik Spanyol

Posted: 08 Aug 2011 05:29 AM PDT

London (ANTARA News) - Indonesia menyumbangkan alat musik petik dari Nusa Tenggara Timur, Sasando dari Pulau Rote sebagai salah satu koleksi Museum Musik Etnik Barranda, Caravaca-Spanyol

Sekretaris III-Pensosbud KBRI Madrid, Krisnawati Desi Purnawestri kepada ANTARA London, Senin mengatakan, Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso Asmady menyerahkan Sasando dari Pulau Rote kepada Direktur dan pemilik Museum, Carlos Blanco Fadol yang disaksikan Walikota Caravaca de la Cruz, Domingo Aranda Mu`oz.

Dubes Adiyatwidi Adiwoso Asmady menyebutkan Sasando yang disumbangkan kepada Museum Musik Etnik ini mempunyai sejarah tersendiri.

Menurut Dubes pada kesempatan pameran pariwisata terbesar di Spanyol, FITUR, yang diselenggarakan Januari 2011, sasando ini dimainkan pemetik sasando, Nicodemus Tenis, di hadapan Ratu Sofia yang tengah berkunjung ke stand Indonesia.

Ratu Sofia, tambahnya, sangat kagum dan sempat bertanya-tanya tentang alat musik yang unik dan sederhana, terbuat dari bambu dan daun lontar, namun menghasilkan suara yang sangat indah.

Demikian penjelasan dari Duta Besar RI ketika menyampaikan sasando kepada Carlos Blanco Fadol dan beberapa pejabat setempat serta pejabat KBRI Madrid.

Museum Musik Etnik Barranda yang terletak di Barranda, kota Caravaca, provinsi Murcia, Spanyol saat ini memiliki koleksi terbesar alat musik dari berbagai belahan dunia.

Di gedung dua lantai ini beberapa alat musik Indonesia yang telah menjadi koleksi Museum ini adalah satu set gamelan Jawa, angklung, dan Royal Kentongan/Kentongan Ageng (Kentongan tertua dari Jawa Barat).

Gamelan Jawa dan Kentongan Ageng merupakan koleksi-koleksi utama museum ini, yang menempati lokasi utama dalam Museum Musik Etnik Barranda.

Dengan ditambahkannya sasando ke dalam koleksi museum ini, diharapkan semakin memperkenalkan kekayaan Indonesia kepada masyarakat Spanyol dan Murcia khususnya.

Selain menyumbangkan sasando, masih dalam rangkaian kegiatan kebudayaan Indonesia di Murcia, Dubes meresmikan pembukaan pameran Gamelan Jegog Bali yang dilaksanakan di Gereja Compa`ia de Jesus, Caravaca de la Cruz.

Dalam acara pembukaan tersebut, Gamelan Jegog yang terbuat dari bambu dimainkan pemuda dan pemudi Caravaca dengan sangat baik, dipimpin oleh Carlos Blanco Fadol.

Suara gamelan yang menggema keluar dari gereja tua abad ke-16 tersebut telah mengundang masyarakat sekitar dan para turis untuk melihat acara inaugurasi pameran yang akan berlangsung hingga tanggal 30 September 2011 tersebut.

Menurut rencana gamelan Jegog ini akan dipamerkan di berbagai kota di Murcia secara bergilir.(*)
(T.H-ZG/S025)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan