Sabtu, 9 Julai 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Parade Barong Nusantara Buka Festival G-Walk 2011

Posted: 09 Jul 2011 06:13 AM PDT

Surabaya (ANTARA News) - Parade Barong Nusantara menjadi penampilan pembuka pada Festival G-Walk 2011 di arena G-Walk Citraland Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

Koordinator G-Walk Festival 2011, Heri Lentho kepada wartawan di sela pembukaan mengatakan, parade barong itu menampilkan kelompok kesenian Barong dari beberapa kota yakni Barong Bali, Barong Banyuwangi, Reog Kendang Tulungagung, Reog Ponorogo, serta Singo Ulung dari Bondowoso.

"Penampilan mereka serentak dalam sebuah parade, kemudian dilanjutkan penampilan masing-masing kelompok Barong di panggung yang sudah disiapkan," kata Heri menambahkan.

Festival itu digelar setiap akhir pekan atau Sabtu dan Minggu, mulai 9-21 Juli 2011. Di samping parade barong, akan ada juga kesenian khas Indonesia lainnya seperti tari-tarian, paduan suara, musik hip-hop dan perkusi. Pertunjukan Barongsay dan musik patrol juga menjadi bagian dari pengisi acara.

Setelah pembukaan, di hari kedua, Minggu (10/7), dilanjutkan penampilan kegiatan bernuansa edukatif yang diberi tema "Talent Parade".

Pengisi acaranya yakni G-Walk Hip-hop Party, kelompok musik paduan suara dari SMP Negeri 6, SMA Negeri 6, Universitas Airlangga, serta kelompok paduan suara dari ITS Surabaya. Akan hadir juga bintang tamu yaki Surabaya Kejang dan Takupaz.

Berikutnya pada Sabtu, 16 Juli 2011, giliran berbagai kelompok perkusi unjuk gigi dalam sesi acara yang dinamakan "Percussian Festival". Akan tampil grup musik perkusi dari Pamekasan dan Banyuwangi. Tampil juga sajian dari Bagus Jazz.

Esoknya atau Minggu, 17 Juli 2011, sesi "Patrol Festival" menjadi acara inti. Bahkan tahun ini digelar kompetisi khusus musik patrol yang sifatnya terbuka untuk umum.

"Pesertanya bebas, kelompok patrol mana saja bisa menampilkan kebolehannya. Akan ada bintang tamu dari kelompok perkusi yang terdiri dari wanita-wanita cantik dalam kelompok `the Angels Percussion Jakarta`. Silahkan bagi yang mendaftar," papar Heri Lentho.

Sedangkan untuk penutupan digelar pada Kamis, 21 Juli 2011. Acara akan diisi oleh sajian "Surabaya Cross Culture". Bahkan, kesenian akan ditampilkan serentak, meliputi "ansamble" musik perkusi dan taru dengan bintang tamu seniman kelas internasional.

"Tahun ini merupakan kali kelima festival yang mayoritas menampilkan kebudayaan dan kesenian Indonesia. Selain pelestarian budaya, festival juga digelar untuk memperkenalkan kekayaan negeri kita," ujarnya.

Sementara itu, Marketing Manager CitraLand, Pratami Harijanti mengaku sangat mengapresiasi dengan kegiatan ini. Ia berharap warga Surabaya dan sekitarnya dapat berbondong-bondong berkunjung dalam festival yang digelar setahun sekali tersebut.

"Di samping kesenian yang luar biasa, ada juga festival khusus makanan yang selama ini diklaim kuliner milik Surabaya, yaitu Semanggi. Jelas ini sebuah kegiatan yang sangat menarik," katanya.(*)

(ANT-165/B013)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Pameran Foto Ramaikan Festival Lima Gunung

Posted: 09 Jul 2011 04:54 AM PDT

ilustrasi FESTIVAL LIMA GUNUNG. (ANTARA/Anis Efizudin)

Berita Terkait

Magelang (ANTARA News) - Pameran foto dari sejumlah fotografer, baik wartawan maupun masyarakat umum ikut meramaikan Festival Lima Gunung ke-10 tahun 2011 yang diselenggarakan di Dusun Ngeron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Koordinator pameran foto, Anis Afizudin di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan, pameran foto yang diselenggarakan dua hari (9-10/7) tersebut memajang 60 karya foto dari 15 fotografer.

Ia mengatakan, pameran foto biasanya diselenggarakan di sebuah gedung atau mal, namun kali ini diselenggarakan di desa untuk memberikan hiburan kepada masyarakat.

"Kami memilih tempat pameran dengan suasana baru, di desa di lereng gunung sekalian untuk hiburan bagi warga sekitar," katanya.

Ia mengatakan, selama ini warga desa hanya sebagai objek pemotretan tetapi tidak pernah mengetahui hasil fotonya.

Penyelenggaraan pameran ini, warga desa bisa melihat langsung aktivitas di lingkungan sekitar dalam dokumen foto.

Pada pameran foto tersebut disajikan foto dalam berbagai peristiwa di daerah Magelang, dari kegiatan seni hingga bencana Merapi.

Bersamaan pembukaan pameran foto tersebut juga diluncurkan buku karya Sholahuddin Al Ahmed berjudul "Jalan Sufi Seniman Merapi".

Presiden Lima Gunung Sutanto Mendut mengatakan, mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa pameran foto dan peluncuran buku diselenggarakan di desa, apakah warga bisa memahaminya.

Menurut dia, pameran foto dan peluncuran buku di kota bisa dipahami warga tetapi tidak bisa berpengaruh apa-apa dan penyelenggaraan di desa tidak bisa dipahami warga tetapi akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan warga desa.

Pimpinan Pondok Pesantren Tegalrejo, Yusuf Chudlori mengatakan, kesenian merupakan kearifan lokal dalam suatu masyarakat yang sejak dahulu telah ada.

Ia mengatakan, para "Walisongo" (wali sembilan) dalam menyebarkan agama Islam selalu menghormati budaya yang ada di daerah setempat.

Dikemukakannya bahwa Sunan Kudus melarang umatnya menyembelih sapi untuk menghormati agama Hindu yang menyucikan binatang tersebut.

"Untuk mengganti sapi, Sunan Kudus meminta umatnya menyembelih kerbau yang dagingnya tidak kalah dengan daging sapi dan masyarakat Kudus hingga sekarang masih menjalankan hal tersebut," katanya.(*)

(U.H018/A035)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan