Rabu, 29 Jun 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Rombongan Kura-kura Tunda Penerbangan di Bandara JFK

Posted: 29 Jun 2011 06:14 PM PDT

New York (ANTARA News) - Mengapa kura-kura menyeberangi landasan pacu dan menghambat penerbangan di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy?

Tujuan hewan itu ialah untuk sampai ke seberang landasan pacu agar mereka bisa bertelur di pantai berpasir di Jamaica Bay Wildlife Refuge, yang berbatasan dengan bandar udara di wilayah Queens, New York City, kata pihak berwenang.

Ron Marsico, juru bicara bagi Port Authority, New York dan New Jersey, yang mengawasi operasi di bandar udara regional, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis, mengatakan sebanyak 50 kura-kura diamondback terrapin terlihat, Rabu pagi (29/6), sedang menyeberangi Runway 4L.

Pilot dari Jet Blue dan perusahaan penerbangan lain menghentikan "burung logam besar" tersebut dan membiarkan hewan reptil tersebut lewat, kata Marsico.

"Penundaan penerbangan pesawat yang disebabkan oleh kura-kura itu tak lama, cuma sekitar 15 menit atau lebih," kata Marsico.

Staf Port Authority bergegas ke tarmac, tempat, antara lepas-landas dan pendaratan pesawat, mereka meraup kura-kura itu dan membantu hewan tersebut melewati landasan pacu, kata Marsico.

Kaum naturalis mengatakan Jamaica Bay, yang memiliki luas 185 are, mungkin adalah lahan perkembangbiakan paling populer kura-kura diamondback terrapin di Amerika Utara.

"Itu terjadi setiap hari sekitar saat ini. Itu adalah migrasi besar, dan ini adalah puncak musim bertelur," katanya.

Pesawat dialihkan ke landasan pacu lain, saat gelombang kura-kura lewat, dalam perjalanan mereka ke teluk tersebut.

"Di satu titik, kami memutuskan untuk mematuhi Ibu Pertiwi dan menggunakan landasan pacu lain. Ini tak mengakibatkan dampak kuat pada penerbangan," kata Marsico.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Kabut Asap Masih Kotori Udara Dumai

Posted: 29 Jun 2011 06:10 PM PDT

Dumai (ANTARA News) - Kabut asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan masih terus mengotori ruang udara di sebagian besar wilayah Kota Dumai, Riau, terutama pada dini hari hingga jelang siang.

Kabut asap yang turun menutupi ruang udara di Dumai terpantau mulai muncul pada Kamis dini hari sekitar pukul 05.00 WIB.

Menjelang siang sekitar pukul 08.00 WIB, kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan terus menipis dan hanya terlihat samar membayangi udara.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Dumai, Basri, kepada ANTARA di Dumai mengatakan, secara kasat mata kabut asap kali ini masih terbilang ringan dan belum begitu membahayakan kesehatan masyarakat.

"Tapi tidak ada salahnya kalau masyarakat sudah mulai mewaspadainya dengan menggunakan masker saat beraktivitas diluar rumah," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Dumai, H Marjoko Santoso, menguraikan, tercemarnya kualitas udara Dumai juga dapat dilihat dari pantauan papan indikator standar pencemaran udara (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) yang dilaporkan ke Dinkes.

"Kualitas udara sampai saat ini masih berada pada posisi sedang, yakni 80-100 polutan standar indeks (PSI). Normalnya, kualitas udara berada dibawah angka 50 PSI," kata dia.

Kandungan udara saat ini menurut Marjoko, bercampur dengan sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), dan partikel debu (PM10 dan PM 2,5) hingga di atas normal.

"Kondisi tersebut yang kemudian membuat kualitas udara kian buruk dan berada pada posisi sedang atau cukup mengkuatirkan," katanya.

Ditanya mengenai antisipasi Dinkes terhadap penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (Ispa), Marjoko mengaku akan segera membagi-bagikan masker secara gratis ke masyarakat pejalan kaki dan pengendara sepeda motor.

"Pembagian masker ini tidak sekarang. Jika kualitas udara terus menurun hingga beberapa hari kedepan, baru kita akan bagikan," ujarnya.

Dinkes Dumai saat ini masih memiliki stok masker sekitar 10 ribu buah yang diperkirakan masih mencukupi untuk dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.  (ANT/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan