Isnin, 25 April 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Daftar Undangan Picu Kontroversi

Posted: 26 Apr 2011 02:49 AM PDT

LONDON, KOMPAS.com - Daftar undangan perkawinan Kerajaan Inggris memicu kontroversi setelah raja dan pengeran dari negara-negara dengan catatan hak asasi manusia (HAM) yang buruk turut diundang, tapi dua mantan perdana menteri Inggris malah tidak diundang.

Kelompok-kelompok HAM mengecam Pangeran William dan Kate Middleton karena mengundang pangeran asing dari Bahrain, Swaziland dan negara lain yang pemerintahannya telah menindas aktivis pro-demokrasi dalam beberapa pekan belakangan ini. Media-media Inggris juga mempersoalkan, mantan perdana menteri Tony Blair dan Gordon Brown tidak tercantum dalam daftar undangan yang diumumkan Sabtu lalu itu, sementara mantan pemimpin Konservatif Margaret Thatcher dan John Mayor diundang.

"Para anggota parlemen partai Buruh tidak akan sendiri dalam memikirkan keanehan kedua mantan penghuni (Downing Street) Nomor 10 tidak diundang ke perkawainan itu," demikian komentar Sunday Telegraph, Senin (25/4/2011).

Beberapa pejabat kerajaan mengatakan Blair, yang berkuasa tahun 1997-2007, dan Brown, yang berkuasa 2007-2010, tidak diundang karena tidak seperti Mayor dan Thatcher, mereka bukan penerima Knights of the Garter, penghargaan tertinggi Inggris.

Istana St James, kantor William, mengatakan pernikahan itu "bukan kesempatan kenegaraan, jadi tidak ada alasan mengapa mereka (Blair dan Brown) harus diundang", lapor Sunday Telegraph.  Mayor, perdana menteri Inggris tahun 1990-1997 dan bertindak sebagai pelindung bagi Pangeran William dan Harry setelah kematian ibu mereka Diana, akan hadir, tapi Thatcher, yang dijuluki "Wanita Besi" yang berkuasa tahun 1979-1990, menolak hadir dengan alasan kesehatan.

Tamu undangan yang juga sedikit kontroversial pada perkawinan Jumat ini di Westminster Abbey itu termasuk pemain bola David Beckham dan isterinya yang perancang busana Victoria, pemusik Elton John dan aktor "Mr Bean" Rowan Atkinson.

Namun kontroversi besar muncul ketika para pejabat kerajaan mengumumkan bahwa Putera Mahkota Salman dari Bahrain juga akan hadir. Laporan sebelumnya mengatakan, penguasa negara Teluk itu tidak akan hadir demi menghindari keadaan memalukan setelah tindakan keras berdarah terhadap demonstran di negaranya yang menyebabkan sedikitnya 24 orang tewas.

Kampanye Republik anti-monarki mengkritik masuknya raja, tidak hanya dari Bahrain, tapi juga Arab Saudi, Oman, Brunei, Qatar, Swaziland, Lesotho, Bhutan dan Kuwait dalam daftar tamu undangan. "Daftar tamu itu terbaca seperti 'apa dan siapa' para tiran dan kroni mereka," kata pemimpin Republik Graham Smith.

Pengkampanye hak-hak gay Peter Tatchell mengatakan, undangan kepada "penguasa kejam kerajaan" dari Bahrain, Swaziland dan Arab Saudi merupakan "kesalahan penilaian yang sangat besar".

Istana St James mengatakan, mereka telah minta nasehat dari kementerian luar negeri Inggris tentang para tamu dari luar negeri. "Undangan itu berasal dari Ratu mengikuti tradisi yang lama dipegang untuk mengundang putera mahkota negara lain, kami telah menerima nasehat dari Kemlu mengenai pemasukan mereka (tamu-tamu itu) dalam daftar tersebut," kata seorang juru bicara.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Ledakan Kembali Guncang Tripoli

Posted: 26 Apr 2011 01:44 AM PDT

Ledakan Kembali Guncang Tripoli

Egidius Patnistik | Selasa, 26 April 2011 | 08:44 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Lima ledakan keras mengguncang bagian timur kota Tripoli, Libya, Senin (25/4/2011) malam, kata para saksi, meskipun mereka tidak dapat menentukan lokasi pasti ledakan-ledakan itu.

"Kami mendengar tiga ledakan keras dan kami melihat api dan asap mengepul dekat dengan lokasi kami," kata seorang penduduk di Ain Zara, Tripoli timur, kepada AFP. Dua ledakan lain mengguncang lingkungan yang sama beberapa menit kemudian, kata saksi mata yang lain.

Televisi Al-Jamahiriya kemudian melaporkan bahwa NATO telah menyerang sasaran sipil dan militer di distrik Ain Zara dan Bir Al-Ghanam. Televisi itu mengutip sumber militer yang mengatakan sejumlah orang telah menjadi korban dalam serangan itu, tetapi ia tidak memberikan jumlah.

Kantor Pemimpin Libya Moammar Khadafy di kawasan tempat tinggalnya yang luas di Tripoli hancur berantakan dalam serangan udara NATO pada Senin dini hari. Ledakan keras beberapa kali terdengar di sejumlah distrik di ibu kota itu saat pesawat tempur NATO meraung-raung di udar Tripoli. Namun, Khadafy selamat dan semangatnya tinggi, kata juru bicara rezim itu, Mussa Ibrahim. "Pemimpin sedang bekerja di Tripoli.... Pemimpin berada di tempat yang aman," kata Ibrahim. Ia mengatakan, tiga orang tewas dan 45 luka-luka, 15 di antaranya luka serius, dalam serangan udara NATO itu.

Sementara itu, di Brussels, Belgia, NATO, Senin, mengatakan, "Target serangan itu adalah Markas Besar Komunikasi yang digunakan (Pemerintah Libya) untuk mengoordinasikan serangan terhadap warga sipil."

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan