Jumaat, 15 April 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Menbudpar: Kerinci Tak Bangun Museum di Malaysia

Posted: 15 Apr 2011 05:59 AM PDT

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. (ANTARA)

Berita Terkait

Nusa Dua (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik memastikan Pemerintah Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi tidak akan membangun museum di Malaysia, hanya berupa "counter" pariwisata.

"Saya sudah telepon Gubernur Jambi dan Bupati Kerinci untuk memastikan bahwa mereka tidak membangun museum di Malaysia," kata Menbudpar Jero Wacik di Nusa Dua Bali, Jumat.

Ia mengatakan baik gubernur maupun bupati tidak memiliki izin untuk membangun museum, apalagi di negara lain.

Oleh karena itu, pihaknya telah memastikan bahwa pemerintah kabupaten itu tidak sedang membangun museum Kerinci di Malaysia.

"Ternyata mereka tidak sedang membangun museum, tetapi hanya `counter` pariwisata Kerinci di Malaysia," katanya.

Menurut menteri, jika hanya berupa "counter" yang mempromosikan pariwisata Kabupaten Kerinci, pihaknya justru menyambut baik.

"Tidak masalah kalau hanya counter yang nantinya berfungsi untuk promosi dan menarik kunjungan wisman ke sana," katanya.

Sebelumnya Menbudpar, menginstruksikan agar Bupati Kerinci segera ke Jakarta menemui dirinya guna mengklarifikasi soal polemik yang berkembang tentang pendirian Museum Kerinci di Malaysia.

Pemanggilan bupati itu guna mengklarifikasi dengan segera berita dan informasi yang berkembang menjadi polemik di media massa nasional belakangan ini soal pendirian Museum Kerinci di Malaysia dan keberadaan Sko (benda-benda pusaka) yang direncanakan diboyong ke negeri jiran tersebut.

Banyak pihak berpendapat apapun alasannya perjalanan ke luar negeri apalagi dengan membawa benda-benda budaya harus seizin menteri antara lain Menbudpar, Mendagri dan Menlu.

Sementara itu, pada Rabu (14/4) malam, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus yang mendapat telepon langsung dari Menbudpar juga langsung mengumpulkan SKPD terkait seperti Disbudpar dan BP3 untuk menindaklanjuti polemik tersebut.

Gubernur mengaku sudah menelpon Bupati Kerinci dan menyampaikan agar Bupati segera berkoordinasi dan berkomunikasi terlebih dahulu dengan dirinya sebagai Gubernur Jambi dan kepada Menteri Budpar.(*)
(T.H016/M008)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Alliance Francaise Persembahkan "French Stories"

Posted: 15 Apr 2011 04:35 AM PDT

Denpasar (ANTARA News) - Lembaga kebudayaan Prancis di Denpasar, Alliance Francaise de Denpasar, akan mempersembahkan "French Stories", satu rangkaian pergelaran seni musik jazz kontemporer dari pianis-komposer jazz negara itu, Cedric Hanriot, di Hotel Tugu Bali.
 
"Ini merupakan satu kerja sama kami dengan Hotel Tugu Bali. Pianis terkenal Hanriot akan mengusung banyak komposisi asli dan potongan‐potongan terkenal dari sejarah Chanson Francaise dan komposer serta penyanyi seperti Brel dan Edith Piaff," kata Direktris Alliance Francaise de Denpasar, Audrey Lamou, di Denpasar, Jumat.

Edith Piaff yang bernama asli Edtih Giovanna Gassion, seorang penyanyi Perancis ternama pada dasawarsa "30-an" hingga "60-an", memberi warna sangat dominan dalam perkembangan musik pop dan kontemporer negara itu.

Hingga kini, namanya menjadi sering menjadi sumber inspirasi bagi musik pop dan kontemporer Prancis yang selalu dikenakan pada musisi masa kini.

Lagu balada Piaff, "La Vie En Rose" (Hidup Dalam Balutan Mawar) disaput balutan kesatiran pada masa-masa menjelang Perang Dunia Kedua dan setelahnya merebak di udara negara itu melalui radio dan pertunjukan langsung.

Juga lagu "Non, Je Ne Regrette Rien" (Tiada Kusesali Apapun) pada awal dasawarsa "60-an", yang didedikasikan pada para prajurit Legiun Asing pada masa itu karena Piaff sangat nasionalis-patriotis walau masih ada keturunan suku Berber dari Maroko.

Selain Piaff, masih ada nama-nama musisi Perancis terkenal yang karya-karyanya fenomenal dan monumental, di antaranya Ferre, Gainsbourg, dan Aznavour.

"Semuanya disajikan pada 29 April nanti dalam gaya musik jazz kontemporer yang meliputi gaya lekukan sekitar jazz, musik dunia, dan hip‐hop," kata Lamou.

Cedric Hanriot adalah lulusan musik profesional dari Universitas Berkley, Amerika Serikat, dan telah menampilkan di banyak tempat‐ tempat bergengsi di seluruh dunia termasuk Iridium New York, Vancouver International Jazz Festival, Jazz International Soloist Contest di Monaco dan Pameran Universal 2010 di Shanghai.

Untuk proyek terakhirnya ini, "French Stories", Hanriot didukung sesama musisi dari Perancis, yaitu Jean‐Baptiste Pinet pada drum dan Bertrand Beruard pada bass.

Sebelum melanjutkan tur musiknya ke Yogyakarta dan CCCL Surabaya, Trio Cedric Hanriot juga akan memberikan pelatihan untuk siswa terlatih dan berbakat masa depan di Griya Musik Irama Indah Sekolah di Denpasar.

"Mereka akan mempelajari musik dengan rombongan gamelan Bali dari Desa Payangan yang tergabung dalam Yasa Putra Sedana, sehingga dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik antar seniman selain untuk saling memperkaya genre musik," kata Lamou.

Hotel Tugu Bali menjadi terkenal karena persembahan-persembahan eksklusif mereka kepada publik. Menurut Lamou, Trio Cedric Hanriot ini juga menyatukan insan-insan yang berkecimpung dalam dunia musik, bintang internasional.

"Termasuk penyanyi Brazil, Gilberto Bebel, pianis Boris Kraljevic, gitaris Perancis, Louis Bertignac, dan artis hip hop, N`Dea Davenport, telah menampilkan pertunjukan yang mengesankan di Tugu Bali," katanya.

Dengan begitu maka pertunjukan ini merupakan perpaduan antara kemewahan tampilan musik jazz dan acara makan malam menjadi malam tak terlupakan dalam atmosfer seni, musik, dan percintaan.(*)

(T. A037/S019)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan