Jumaat, 21 Januari 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Perjalanan Gubernur ke LN Picu Protes

Posted: 21 Jan 2011 07:56 AM PST

Maluku

Perjalanan Gubernur ke LN Picu Protes

Penulis : Antonius Ponco A. | Editor : Marcus Suprihadi

Jumat, 21 Januari 2011 | 15:56 WIB

AMBON, KOMPAS.com- Perjalanan ke luar negeri Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu beserta sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi Maluku memicu protes dari anggota DPRD setempat. Selain tanpa koordinasi dengan DPRD, agenda dan target yang ingin dicapai juga tidak jelas.

Perjalanan Gubernur Maluku ke Belanda dan Israel berlangsung dari tanggal 11 hingga 19 Januari 2011. Gubernur Maluku didampingi Sekretaris Daerah Ros Farfar dan sejumlah kepala dinas, seperti Kepala Dinas Pariwisata Florence Sahusilawane, Kepala Dinas Kehutanan Berty Papilaya, serta Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Bram Tomasoa.

Anggota DPRD Maluku dari Partai Keadilan Sejahtera, Fachry Alkatiri, Jumat (12/1/2011), mengatakan, kepergian Gubernur beserta rombongan ini tanpa didahului pemberitahuan ke DPRD. Padahal sebagai bagian dari pemerintahan, seharusnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku memberitahu DPRD. Apalagi mereka berangkat dengan anggaran dari negara.

Selain tanpa koordinasi, DPRD juga tidak tahu agenda dan target perjalanan ke luar negeri tersebut. Dia khawatir, perjalanan ke luar negeri ini akan seperti perjalanan ke luar negeri sebelumnya yang berakhir tanpa hasil.

Sekretaris Daerah Ros Farfar mengatakan tidak ada keharusan dari Pemprov Maluku untuk memberitahukan perjalanan luar negeri itu ke DPRD Maluku. Satu-satunya keharusan adalah meminta izin ke Menteri Dalam Negeri, dan izin ini sudah diperoleh tanggal 10 Januari lalu.

Ros menjelaskan, kepergian ke Belanda untuk menghadiri acara Travel Fair atau Vakantiebeurs guna mempromosikan berbagai potensi wisata di Maluku. Kehadiran Gubernur atas undangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan didanai oleh kementerian tersebut.

Setelah acara ini, Gubernur beserta rombongan pergi wisata rohani ke Yerusalem. Perjalanan ini dibiayai dengan dana sendiri. Begitu pula pejabat di Pemerintah Provinsi Maluku lainnya yang ikut bersama Gubernur.

"Saat berada di Israel, Gubernur bertemu Menteri Promosi Israel karena keduanya teman lama," katanya.

Tidak ada pembahasan kerjasama dalam pertemuan itu. Ros Farfar menyatakan kesiapannya jika kemudian DPRD Maluku memanggilnya untuk menjelaskan perjalanan ke luar negeri ini.

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Oknum Polisi Ikut Aniaya Alfrets

Posted: 21 Jan 2011 07:42 AM PST

Penulis : Antonius Ponco A. | Editor : Marcus Suprihadi

AMBON, KOMPAS.com- Kepolisian Daerah (Polda) Maluku memastikan keterlibatan Briptu MS, anggota Satuan Polisi Air Polda Maluku, dalam penganiayaan hingga tewasnya Alfrets Mirulewan (28), wartawan Tabloid Pelangi, di Pulau Kisar, Maluku Barat Daya, Maluku, pertengahan Desember lalu.

Direktur Reserse Kriminal Polda Maluku Komisaris Besar Jhonny Siahaan dalam jumpa pers yang digelar di markas Polda Maluku, di Ambon, Jumat (12/1/2011), mengatakan, MS menjadi satu dari tiga tersangka lain yang terlibat menganiaya Alfrets. Tiga tersangka lainnya adalah RS, IB, dan TR. Keempat tersangka tersebut, sudah ditahan di Ambon.

Sedangkan pria berinisial RA yang sebelumnya sempat disebutkan sebagai salah satu tersangka, menurut Jhonny, akhirnya hanya ditetapkan sebagai saksi. Jhoni menilai, RA tidak terlibat dalam pembunuhan itu.

Dikatakan Jhonny, MS dan RS menganiaya Alfrets di gudang yang pernah digunakan untuk menyimpan lobster, yang lokasinya berada di sebelah timur Dermaga Pantai Nama. RS bahkan sempat memukul bagian belakang kepala Alfrets dengan pipa besi.

Setelah Alfrets tidak sadar, MS dan RS dibantu IB dan TR mengangkat tubuh Alfrets dan menyembunyikannya di sebuah bak yang tidak lagi digunakan, di gudang itu. Selanjutnya IB mencari perahu dan membuang tubuh Alfrets di laut.

Peristiwa penganiayaan dan pembuangan jenasah Alfrets ini diperkirakan terjadi tanggal 16 Desember 2010. Baru pada tanggal 17 Desember, tubuh Alfrets ditemukan terapung di perairan, di dekat Dermaga Pantai Nama.

MS adalah petugas satuan Polisi Air Polda Maluku yang ditugaskan di Kisar. Sedangkan RS adalah menantu agen premium dan minyak solar (APMS) di Kisar, Titus Tilukay. Adapun IB dan TR adalah petugas APMS.

Ada kemungkinan, MS ikut terlibat penganiayaan itu karena memiliki hubungan dekat dengan RS. Bisa jadi dia berempati dengan masalah yang dihadapi RS, sehingga ikut menganiaya Alfrets. Saat ini, dia masih diperiksa oleh Provos Polda Maluku untuk memastikan motif dia ikut terlibat, kata Jhonny.

Meski pembunuhan itu terjadi ketika Alfrets sedang menginvestigasi distribusi bahan bakar, Jhony belum bersedia mengungkap apa motiv pembunuah itu.

Seperto diberitakan, sebelum Alfrets menghilang pada Rabu (15/12/2010), Alfrets sempat mengikuti bongkar muat bahan bakar di dermaga dan mengikuti pendistribusiannya. Ini dilakukannya karena curiga bahan bakar sengaja ditimbun yang menyebabkan bahan bakar langka dan harganya melambung, di Kisar, sejak November 2010.

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan