Rabu, 26 Jun 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Pemimpin kudeta Mali minta maaf kepada rakyat

Posted: 26 Jun 2013 07:04 PM PDT

Bamako (ANTARA News) - Mantan pemimpin junta Amadou Sanogo meminta maaf kepada rakyat Mali untuk kudeta yang membuat negara Afrika barat itu tidak stabil, kata seorang juru bicara militer kepada AFP.

Tentara itu "meminta maaf kepada rakyat Mali" pada upacara rekonsiliasi antara faksi-faksi saingan tentara di istana presiden di Bamako, Rabu, kata Souleymane Maiga.

Presiden sementara Mali Dioncounda Traore juga menghadiri acara tersebut, bersama dengan perwakilan dari berbagai komunitas agama di Mali.

Sanogo, seorang kapten di tentara Mali, menggulingkan rezim Presiden Amadou Toumani Toure dalam kudeta pada Maret tahun lalu.

Kudeta itu menyebabkan jatuhnya bagian utara negara itu ke tangan gerilyawan bersenjata yang terkait dengan Al-Qaida dan intervensi Prancis-Afrika untuk mengusir para pemberontak keluar dari wilayah tersebut sejak Januari.

Kudeta memperdalam perpecahan di tentara antara Baret Merah, yang setia kepada Toure, dan Baret Hijau, yang secara luas pro-junta.

Pada Mei tahun lalu Baret Merah berusaha menggagalkan kontra-kudeta dan mencoba untuk merebut bandara, penyiaran nasional dan barak militer yang dijadikan markas mantan junta.

Mereka dibubarkan setelah kegagalan tindakan dan beberapa dari mereka hilang setelah ditahan oleh pasukan keamanan.

Setelah kekerasan berikutnya pada Februari, Perdana Menteri Diango Cissoko mengadakan diskusi-diskusi dengan semua pihak yang terlibat dalam krisis di angkatan bersenjata Mali, yang menyebabkan keputusan untuk merestrukturisasi Baret Merah dan mengembalikan ketenangan.

Presiden mengumumkan pada upacara itu bahwa semua tentara yang ditangkap telah dibebaskan, kata seorang pembantu Traore yang tak bersedia disebut namanya.


Penerjemah: Askan Krisna

Kelompok bersenjata bentrok di ibu kota Libya

Posted: 26 Jun 2013 06:25 PM PDT

Tripoli (ANTARA News) - Pertempuran meletus di ibu kota Libya pada Rabu ketika sejumlah pria bersenjata dari kota barat Zintan mencoba untuk membebaskan lima kawan mereka yang ditangkap oleh mantan pemberontak, kata sumber keamanan kepada AFP.

Bentrokan-bentrokan dengan menggunakan senjata kecil dan senjata berat pecah di daerah Abu Slim dekat pusat Tripoli, kata seorang wartawan AFP dan saksi mata.

Tembakan dari senjata berat terdengar di beberapa daerah di pusat, sementara gumpalan asap naik ke langit di atas Abu Slim, kata wartawan AFP di tempat kejadian.

"Itu adalah perang di sini," kata Meftah, warga daerah, kepada AFP.

Pemberontak dari Zintan pertama kali memasuki Tripoli pada Agustus 2011, ketika mereka membantu mengusir pasukan yang setia kepada mantan diktator Moamar Gaddafi keluar dari ibu kota.

Sejak itu, beberapa kelompok telah tinggal di ibu kota dan memiliki bekas pangkalan militer yang diduduki dan lembaga-lembaga negara lainnya.

Pada Selasa, sekelompok orang bersenjata dari Zintan menyerang markas instalasi bensin penjaga, untuk alasan yang belum jelas, sebelum kelompok-kelompok mantan pemberontak lainnya campur tangan dengan kekuatan untuk menghentikan mereka.

Para anggota otoritas politik tertinggi negara itu, Kongres Umum Nasional, mengatakan dalam satu pernyataan pada Rabu bahwa bentrokan malam sebelumnya di pinggiran Tripoli Salaheddin telah menewaskan lima orang.

Pihak berwenang, yang berjuang untuk membentuk tentara dan polisi profesional, secara teratur menggunakan mantan pemberontak untuk mengamankan perbatasan atau untuk campur tangan dalam konflik suku.

Pemerintah telah gagal melucuti senjata dan membubarkan bekas kelompok pemberontak yang melaksanakan hukum di beberapa bagian negara.


Penerjemah: Askan Krisna

Tiada ulasan:

Catat Ulasan