Sabtu, 23 Mac 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


PascaPembubaran Paksa, Warga Towuti Kembali Demo

Posted: 23 Mar 2013 07:03 AM PDT

LUWU TIMUR

PascaPembubaran Paksa, Warga Towuti Kembali Demo

Penulis : Kontributor Tana Luwu, Husain | Sabtu, 23 Maret 2013 | 14:03 WIB

Uceng Husain

Warga menahan kendaraan truk pengangkut material nikel milik perusahaan PT. Vale

TERKAIT:

LUWU TIMUR, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa warga Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang menuntut pembayaran kompensasi lahan yang tenggelam, Sabtu (23/3/2013) kembali digelar. Aksi kembali terjadi meski kemarin aparat kepolisian telah melakukan pembubaran paksa dan menahan sejumlah peserta demo.

Hari ini, ratusan warga kembali memadati tenda-tenda yang didirikan di sisi pertigaan Enggano, yang menjadi akses masuk ke lokasi PT Vale. PT Vale merupakan perusahaan yang dituding bertanggung jawab atas tenggelamnya lahan warga pada tahun 1975 silam.

"Kami mengecam tindakan represif aparat, harusnya aparat jangan berlebihan dalam penanganan aksi. Karena kami turun ke jalan menuntut hak dan bukan merampok," ungkap Saharuddin yang menjadi salah satu koordinator aksi, siang ini.

Di pihak lain, Nico Kanter, Presiden Direktur CEO PT. Vale mengaku perusahaan telah melaksanakan kewajiban dengan membayar dana kompensasi pada tahun 1982 silam. Saat itu pembayaran dilakukan oleh perusahaan terdahulu, PT. Inco, yang kini beralih saham ke PT. Vale Tbk.

Saat itu pembayaran kompensasi sawah dan kebun tenggelam, disepakati antara warga, pemerintah setempat dan pihak perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi peliputan media, serta surat perjanjian persetujuan tim terpadu penyelesaian masalah genangan air Danau Towuti yang ditandatangani semua pihak.

Pembayaran dana kompensasi tersebut bukanlah dalam bentuk uang, namun berupa bantuan traktor dan semen untuk keperluan warga yang sawah dan kebunnya tenggelam. Dalam rilis juga tertulis jika pada 5 agustus 2000 terjadi kesepakatan antara pihak perusahaan dan pemerintah menyiapkan lahan bagi para korban.

Hal ini kemudian akan direvisi dengan memberikan kompensasi uang senilai Rp 32,5 juta per hektar. Hal ini dikerenakan pihak perusahaan kesulitan mendapat lahan persawahan di wilayah itu.

 

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tak Ada Anggota Kopassus Kandangmenjangan Terlibat Penembakan

Posted: 23 Mar 2013 05:54 AM PDT

Pembunuhan

Tak Ada Anggota Kopassus Kandangmenjangan Terlibat Penembakan

Penulis : Edna C Pattisina | Sabtu, 23 Maret 2013 | 12:54 WIB

militaryphotos.net

Ilustrasi

TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com -  Komandan Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan Letkol Inf Maruli Simanjuntak mengatakan, ia sudah memeriksa anak buah dan senjata anggota Kopassus.

"Gudang rapih. Senjata juga semua dicek. Tidak ada yang digunakan semalam," kata Maruli Simanjuntak, Sabtu (23/3/2013).

Maruli mengatakan, telah mengumpulkan anak buahnya. Selain itu, ia juga sudah memeriksa kelengkapan pasukan dan keadaan markas.

Menurut Maruli, seluruh anggota bisa dikendalikan. Tidak ada seorang pun yang menunjukkan tanda-tanda berontak.

Maruli sebelumnya mengatakan, modus penyerangan di Lapas Sleman bisa dilakukan siapa saja. Apalagi, anggota Kopassus yang meninggal di Hugo's beberapa waktu lalu juga punya teman banyak selain di Kopassus.

"Anggota saya sepenuhnya di bawah kontrol saya," kata Maruli. Ia juga mengatakan, sebagai pasukan elit, grup 2 Kopassus tetap patuh pada atasannya.

"Kami Kopassus, bukan gerombolan," tandasnya.

Editor :

Tjahja Gunawan Diredja

Tiada ulasan:

Catat Ulasan