Sabtu, 23 Mac 2013

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Gerilyawan Selaka masuki ibu kota Republik Afrika Tengah

Posted: 23 Mar 2013 07:01 PM PDT

Bangui (ANTARA News) - Koalisi gerilyawan Seleka, Sabtu sore (23/3), memasuki Bangui, Ibu Kota Republik Afrika Tengah, kata staf Xinhua di lokasi.

Tentara Afrika Selatan di Bangui yang memberi pelatihan militer kepada tentara lokal segera mundur ke Istana Presiden di kota tersebut, tempat pasokan listrik telah diputus selama berjam-jam.

Gerilyawan terlibat pertempuran dalam jarak beberapa mil pada Sabtu pagi, setelah sehari sebelumnya menyatakan mereka menguasai Bossangoa dan Damara, 75 kilometer dari Bangui, dan akan segera sampai di gerbang Ibu Kota Republik Afrika Tengah (CAR).

Penduduk mendengar suara tembakan senjata api ketika gerilyawan mendekati bagian utara kota itu, yang berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo (DRC) di seberang satu sungai.

Seleka melancarkan serangan kilat pekan ini, setelah memberi pemerintah tenggat untuk menghormati kesepakatan perdamaian yang ditandatangani pada Januari untuk membebaskan semua tahanan politik menyatukan gerilyawan ke dalam tentara nasional dan menarik tengara Uganda serta Afrika Selatan yang ditempatkan di negeri itu untuk melindungi Pemerintah, yang berpusat di Bangui.

Koalisi lima faksi gerilyawan tersebut membersihkan sebagian besar wilayah negeri itu dalam desakannya ke arah selatan menuju Bangui, sejak melancarkan perlawanan pada 10 Desember 2012, demikian laporan Xinhua.

Gerilyawan tersebut menuduh Presiden Francois Bozize, yang memangku jabatan pada 2003, gagal menerapkan serangkaian kesepakatan perdamaian yang ditandatangani di Ibu Kota Gabon, Libreville, sejak 2007.

Dengan penengahan beberapa negara regional, kedua pihak yang bertikai itu kembali pergi ke Libreville pada 11 Januari untuk menandatangani kesepakatan lain guna mengakhiri krisis.

Saat itu, Seleka tak sampai menyerang Damara, tempat tentara dari Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Tengah (CEEAC) ditempatkan untuk mempertahankan Bangui dan menahan gerak maju gerilyawan.

CAR, negara dengan lima juga warga, telah dilanda ketidak-stabilan dan kemiskinan sejak kemerdekaannya dari Prancis pada 1960.

(C003)

Yusril: TNI-Polri harus investigasi bersama

Posted: 23 Mar 2013 06:32 PM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mendesak aparat TNI dan Polri segera melakukan investigasi bersama untuk mengusut penyerangan lapas Cebongan, Sleman, agar dapat menemukan siapa pelakunya.

"TNI dan Polri harus menginvestigasi bersama tentang tragedi penyerangan lapas Sleman dan kejahatan pembunuhan yang terjadi untuk mengungkap peristiwa yang sesungguhnya terjadi," kata mantan Menkum dan HAM Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Minggu.

Sebelumnya Lapas Cebongan Sleman diserang sekelompok orang bersenjata dan menewaskan empat orang penghuninya.

Menurut Yusril, siapa pelaku dan yang bertanggungjawab atas insiden tersebut, perlu segera diungkap. "Apakah anggota TNI atau bukan, mengingat senjata AK 47 yang digunakan bukan senjata organik TNI," kata Yusril.

Yusril menjelaskan jika pelakunya anggota TNI maka harus segera dilakukan tindakan hukum, baik tindakan disiplin maupun langkah pidana, apalagi jika terungkap insiden ini adalah kejahatan pembunuhan terencana.

"Rakyat harus dibebaskan dari rasa takut, yang merupakan hak konstitusional setiap orang, dari tindakan kekejaman seperti ini," kata Yusril.

Menurut Yusril, menjadi kewajiban negara untuk melindungi rakyat dari ancaman ketakutan, dan kewajiban negara pula untuk menegakkan hukum terhadap pelaku kejahatan.

"Kalau kehadiran negara sudah tidak dirasakan lagi oleh rakyatnya, maka setiap orang dapat bertindak brutal terhadap sesama. Setiap orang dapat pula menjadi korban kekerasan tanpa ada yang melindungi," kata Yusril.

Tindak kekerasan yang dilakukan aparatur keamanan negara dan penegak hukum akhir-akhir ini, telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Karena itu, tambahnya, tidak ada pilihan lain kecuali negara harus bertindak tegas, cepat dan tepat untuk menegakkan keadilan dan kepastian hukum.

(J004/I007)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan