Sabtu, 9 Februari 2013

Sindikasi welcomepage.okezone.com

Sindikasi welcomepage.okezone.com


Mobil Ibu Negara Dicegat Pendemo di Kampus UI

Posted: 09 Feb 2013 12:48 AM PST

DEPOK - Sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) diamankan aparat Kepolisian setelah berusaha mencegat rombongan Ibu Negara Ani Yudhoyono, di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI).

Ani Yudhoyono mendatangi kampus UI untuk menghadiri upacara wisuda menantunya, Anisa Pohan, di Balairung UI. Saat mobil rombongan datang, dua orang mahasiswa yang menaiki sepeda motor berhenti.

Mereka nyaris membentangkan spanduk bertuliskan 'Usut Tuntas Pajak Keluarga SBY'. Namun aksi mereka berhasil digagalkan oleh pihak keamanan kampus dan Polres Depok.

Bahkan, terkait kejadian tersebut Ketua BEM UI Ali Abdillah dimintai keterangan di Mapolres Depok. "Ya kami sedang dimintai keterangan oleh polisi, terkait aksi kami tadi siang, ada satu teman kami sedang diperiksa, spanduknya memang kami bermaksud mendesak agar kasus pajak keluarga SBY diusut tuntas," tegasnya kepada Okezone di Polres Depok, Sabtu (9/2/2013).

Ani Yudhoyono memang menghadiri wisuda menantunya yang lulus dengan gelar master dari Fakultas Ekonomi UI. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh suami Anisa Pohan, yang merupakan anak sulung Presiden SBY.

Akhir-akhir ini, kasus pajak keluarga Presiden SBY banyak dibicarakan di media massa. Hal itu lantaran kedua putra Presiden SBY memiliki harta yang dinilai tidak dapat dipertanggungjawabkan.

(ded)

Sekolah eks RSBI Prioritas Kurikulum Baru

Posted: 09 Feb 2013 12:47 AM PST

JAKARTA - Penerapan kurikulum baru di jenjang sekolah dasar akan dibatasi kuota 30 persen dengan mayoritas sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang akan dipakai.


Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Khairil Anwar Notodiputro mengatakan, setiap kabupaten kota akan diilih 30 persen sekolah dari jumlah sekolah yang ada. Misalnya, di satu kabupaten ada 10 sekolah maka yang akan diambil hanya tiga atau empat sekolah saja.


Dia melanjutkan, sekolah yang akan dipilih ialah sekolah yang sudah siap untuk melaksanakan kurikulum yang dilihat dari kelengkapan ruang kelas dan sarana prasarananya. Jika dilihat dari kriterianya, maka sekolah yang dipilih ialah sekolah eks RSBI yang sudah banyak didirikan di kabupaten kota.


Sayangnya, lanjut Khairil, tidak adanya sekolah eks RSBI di daerah terpencil membuat pelaksanaan kurikulum di daerah khusus ini akan terkendala. "Kalau mencari 30 persen mudah saja jika di kabupaten kota. Namun kalau di daerah terpencil tidak mungkin ada RSBInya," ujar Khairil ketika dihubungi, kemarin.


Khairil menambahkan, kurikulum baru memang harus didukung oleh budaya sekolahnya yang sudah bagus. Selain itu, sekolah yang dipilih juga harus didukung oleh kebijakan pendidikan yang dibuat oeh pemerintah daerah. Dia menegaskan, jika tidak ada dukungan pemerintah daerah maka Kemendikbud akan kesulitan untuk melaksanakan kurikulum yang dimulai pada tahun ajaran baru, nanti.


Guru Besar Statistik Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menjelaskan, Kemendikbud tidak berani mengambil sampel sekolah yang belum bermutu bagus karena pada tahap awal ini pemerintah menginginkan program kurikulum ini berhasil dilakukan. Keberhasilan ini akan menjadi pembelajaran bagi Kemendikbud untuk melihat indikator dan faktor apa saja yang menjadi penentu keberhasilan yang selanjutnya diverifikasi lebih lanjut di lapangan.


"Jadi kalau ambil sekolah yang katakanlah tidak siap itu kan seperti mempertaruhkan nasib siswa. Kami tidak mau begitu, siswa harus dilindungi. Jadi sekolah yang siap dulu yang kita terapkan. Memang sekolah bagus kemungkinan akan berhasil. Dari situ ada proses pembelajaran. Namun ketika sudah dapat sekolah yang masih belum siap akan kami terus perbaiki," paparnya.


Menurut Khairil, sekolah yang akan melaksanakan kurikulum langsung dipilih oleh Kemendikbud berdasarkan data yang ada. Setelah itu akan ada tim yang memverifikasi di lapangan.


Kemendikbud juga akan mengkomunikasikan pilihan itu kepada pemerintah daerah untuk urun rembuk menentukan pilihan sekolah. Selain melatih guru, ujarnya, pihaknya juga akan melakukan pendampingan.

(Neneng Zubaidah/Koran SI/mrg)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan