Isnin, 25 Februari 2013

Republika Online

Republika Online


Kenalan Remaja Bisa Berlanjut di Usia Dewasa, Mengapa?

Posted: 25 Feb 2013 05:34 PM PST

.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kenakalan remaja bukan hal yang harus ditakuti melainkan perlu dicermati dan ditemukan solusinya. Ini tentunya membutuhkan peranan berbagai pihak, utamanya keluarga dan sekolah.

Pakar Kejiwaan, Dr.dr Nurmiati Amir, spKJ (K) mengungkapkan sebagian besar remaja cenderung melakukan tindak kejahatan yang bukan berbentuk kekerasan. Kalaupun melakukan kekerasan hanya sekali atau beberapa kali selama masa remajanya. Ini merupakan cara mereka untuk menunjukan eksistensinya.
"Sekitar 5-10 persen remaja yang melakukan kekerasan dalam derajat menyakiti atau melukai orang lain, maka diprediksi perilaku ini akan berlanjut ketika anak memasuki usia dewasa," kata dia kepada ROL, Senin (25/2).

Untuk itu, kata dia, terkait soal kenakalan remaja perlu ditelusuri apa penyebabnya. Itu dilihat dari faktor-faktor seperti biologis, psikologis, teman sebaya dan keluarga. Untuk faktor biologis, bisa jadi, anak mengalami gangguan neurotransmiter atau saraf pusat yang mendorongnya untuk melakukan kekerasan.

Begitu pula dengan faktor psikologis, bisa dimungkinkan anak yang bersangkutan memiliki kekurangan dalam kontrol emosi. Itu dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang kurang.

Terkait teman sebaya, biasanya ini akan memperkuat faktor biologis atau psikologi yang dimiliki anak. "Jadi, soal teman ini akan memperkuat "bakat" kekerasan yang sudah ada," kata dia.

Hal yang sama juga berlaku pada faktor keluarga. Pasalnya, ada kemungkinan orang tuanya gemar melakukan kekerasan fisik. Si anak sejak kecil ditelantarkan atau tidak ada pengawasan dari orang tua. "Yang terakhir, mungkin saja, orang tuanya tidak melakukan kekerasan tapi lingkungan tempat dia tinggal," kata dia.

Nurmiati mengatakan ketika sudah diketahui apa penyebabnya maka perlu bagi semua pihak untuk membantu anak mengembangkan moral yang baik. Moral disini termasuk merasa sehat dan bahagia, menerima diri apa adanya dan mampu menghadapi tantangan hidup.  "Ini merupakan tantangan kita semua, jangan sampai anak terjebak dalam siklus kenakalan," kata dia.

Koki Kelas 'Wahid' Berkumpul untuk Umumkan 50 Resto Terbaik Asia

Posted: 25 Feb 2013 05:29 PM PST

Selasa, 26 Februari 2013, 08:29 WIB

ASIA'S 50 BEST

Koki asal Australia, David Thompson, bergabung di ruang kerja para Koki 50 Restoran Terbaik Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, Para koki terbaik di Asia telah berkumpul di Marina Bay Singapura. Mereka sedang memiliki gawe besar. Tak lama lagi koki-koki tersebutm seperti diberitakan Straits Times, Selasa (26/2) akan mengungkapkan 50 Restoran terbaik di Asia.

Daftar itu adalah bagian dari 50 Restoran Terbaik di Dunia yang dirilis saban tahun pada April di London. Acara itu disponsori oleh S Pellegrino and Acqua Panna.

Berada di Grand Ballrom Sans, para koki-koki tersohor yang berbasis di Singapura, seperti  Janice Wong dari 2am:dessertbar, Justin Quek dari Sky At 57, Andre Chiang dari Restaurant Andre, Julien Royer dari Jaan, Willin Low dari Wild Rocket dan bos Restoran Iggy,  Ignatius Chan dari Iggy bergabung bersama para koki-koki yang terbang khusus untuk menghadiri  acara tersebut.

Dalam acara itu, sejumlah koki terkenal di jagad kuliner Asia tampak hadir. Mereka di antaranya, Chan Tak Yan dari Restoran Lung King Heen di Hong Kong, Seiji Yamamoto dari Nihonryori RyuGin dan Yoshihiro Narisawa dari Les Creations de Narisawa di Tokyo, Anand Gaggan dari Gaggain di Bangkok dan Chris Salans dari Mozaic, Bali.

Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Aku pernah bertanya: Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama? Rasulullah saw. bersabda: Orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya. (HR Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan