Isnin, 25 Februari 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Oposisi Suriah akan menghadiri KTT Roma

Posted: 25 Feb 2013 08:28 PM PST

Beirut (ANTARA News) - Kepala Koalisi Nasional Suriah Ahmed Moaz al-Khatib Senin mengatakan bahwa oposisi Suriah akan menghadiri konferensi Sahabat Suriah di Roma pekan ini, setelah sebelumnya memutuskan untuk memboikot pertemuan itu.

Dalam satu pernyataan di laman Facebook-nya Khatib mengatakan kelompoknya akan pergi ke Roma untuk ikut ambil bagian pada pertemuan pada Kamis setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague "menjanjikan bantuan khusus untuk meringankan penderitaan rakyat kami."

Mereka "sepenuhnya menolak kekejaman yang dilakukan oleh rezim" Presiden Bashar al-Assad, dan itu menjadi faktor kunci dalam keputusan pemimpin oposisi untuk menghadiri pembicaraan Roma, kata Khatib.

Dia mengatakan ia bertekad untuk melihat "kemungkinan-kemungkinan dan pembukaan bagi dukungan untuk rakyat Suriah dapat dihasilkan dari pertemuan ini."

Pembicaraan Roma, katanya, "akan digunakan sebagai cara praktis untuk menilai kembali hubungan antara oposisi Suriah dan pihak internasional ".

Koalisi telah mengumumkan keinginannya pada Sabtu, untuk menarik diri dari pertemuan 11 negara di Roma dan membatalkan kunjungan yang direncanakan ke Washington dan Moskow sebagai protes atas "kebungkaman internasional" atas "kejahatan terhadap rakyat Suriah."

Sebelumnya di Kairo, kepala Koalisi mengatakan bahwa para pemimpin oposisi akan bertemu untuk memutuskan apakah mereka harus pergi ke Roma setelah menerima janji dukungan dari negara-negara penting.

AFP melaporkan, Menteri Luar Negeri AS John Kerry, di London, Senin, telah mendesak oposisi untuk menghadiri pembicaraan di Roma.

"Saya ingin teman-teman kita di dewan oposisi Suriah untuk mengetahui bahwa kita tidak datang ke Roma hanya untuk bicara. Kami datang ke Roma untuk membuat keputusan tentang langkah selanjutnya," kata Kerry setelah pembicaraan dengan Haque.

(H-AK)

Staf PBB hilang di dataran tinggi Golan

Posted: 25 Feb 2013 07:55 PM PST

PBB (ANTARA News) - Seorang staf Perserikatan Bangsa Bangsa dari pasukan perdamaian dataran tinggi Golan, yang memantau gencatan senjata antara Suriah dan Israel, dilaporkan hilang, kata PBB Senin.

PBB telah berulang kali mengeluh kepada pemerintah Suriah tentang limpahan pengungsi dari perang saudara di negara itu ke dalam zona di mana sekitar 1.100 tentara dan staf dari Austria, Kroasia, India, Jepang dan Filipina beroperasi.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa anggota staf hilang dan kami sedang menghubungi pihak-pihak terkait untuk memastikan apa yang telah terjadi," kata wakil Juru Bicara PBB Eduardo del Buey.

Dia tidak memberikan penjelasan mengenai kewarganegaraan anggota pasukan PBB (UNDOF) itu, atau mengatakan apakah dia anggota penjaga perdamaian atau pekerja sipil.

Lima penjaga perdamaian UNDOF terluka tahun lalu ketika bepergian dalam konvoi yang membawa mereka ke bandara Damaskus untuk penerbangan.

PBB juga telah mengeluhkan bahwa pasukan pemerintah Suriah melakukan penembakan ke zona Golan dan keberadaan oposisi pemberontak.

Kanada menarik kecil kontingen dari UNDOF pada September dan negara kontributor lainnya telah menyuarakan keprihatinan, kata para diplomat.

PBB mengirim pakaian pelindung untuk menjaga terhadap serangan senjata nuklir, biologis atau senjata kimia, dan kendaraan lapis baja tambahan dikerahkan untuk pasukan penjaga perdamaian UNDOF karena kekhawatiran atas keamanan mereka.

Pasukan PBB dibentuk pada tahun 1974 untuk memantau penarikan oleh Israel dan pasukan Suriah dari zona setelah perang Arab-Israel tahun 1973.

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967, demikian AFP melaporkan.

(H-AK)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan