Isnin, 18 Februari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Omyakon, Desa Terdingin di Dunia

Posted: 19 Feb 2013 04:04 AM PST

MOSKWA, KOMPAS.com - Berapa suhu terdingin yang pernah Anda rasakan di Indonesia? Sedingin apapun suhu di Indonesia tentu masih terbilang "panas" dibanding suhu di desa Omyakon, Rusia.

Desa Omyakon di wilayah Yakutia, Rusia Timur Jauh terkenal sebagai desa terdingin di dunia. Bagaimana tidak, suhu desa itu di bulan Januari rata-rata adalah -50 derajat Celcius.

Bahkan, pernah tercatat suhu di desa ini anjlok hingga -71 derajat Celcius. Suhu ini adalah suhu terdingin untuk sebuah permukiman manusia di Bumi.

Desa yang kini berpenduduk 500 orang itu, pada 1920-an hingga 1930-an hanyalah sebuah tempat perhentian kecil para penggembala rusa nomaden untuk memberi minum ternaknya di sebuah sumber air panas.

Namun, pemerintah Uni Soviet pada saat itu membuat suku-suku nomaden ini menetap agar mereka bisa diawasi dengan mudah serta bisa berkembang budaya dan teknologinya.

Kesulitan sehari-hari di Omyakin tak lain adalah suhu dingin yang membekukan nyaris segalanya, mulai dari tinta pulpen yang beku, gelas membeku hingga baterai kehilangan tenaganya.

Bahkan tak jarang penduduk membiarkan mesin mobilnya menyala sepanjang hari karena khawatir akan sukar dihidupkan dalam kondisi dingin.

Masalah lain adalah saat warga akan memakamkam jenazah. Kondisi yang beku membuat prosesi pemakaman bisa memakan waktu hingga tiga hari. Tanah terlebih dulu harus dicarikan sebelum bisa digali.

Selanjutnya, batu bara panas ditempatkan di sekeliling liang lahat yang sedang digali. Proses ini diulang beberapa kali hingga lubang cukup dalam untuk memakamkan jenazah.

Meski sudah berpuluh tahun menjadi sebuah permukiman permanen, kehidupan di desa Omyakon masih sangat sederhana. Sebagian besar rumah masih menggunakan batu bara dan kayu untuk pemanas.

Tak ada tumbuhan yang tumbuh di Omyakon. Sehingga warganya mengandalkan daging rusa dan kuda sebagai makanan utama.

Meski hanya makan daging, penduduk desa ini tidak mengalami malnutrisi. Penyebabnya karena susu rusa dan kuda yang mereka konsumsi mengandung banyak mikronutrien.

Satu hal unik lain dari desa dingin ini adalah nama Omyakon, yang ironisnya berarti "air yang tidak pernah membeku". Nama ini merujuk pada sebuah sumber air panas tak jauh dari lokasi desa.

 

"Sniper" Israel Unggah Foto Sedang Bidik Bocah Palestina

Posted: 19 Feb 2013 03:37 AM PST

JERUSALEM, KOMPAS.com - Seorang tentara Israel memicu kemarahan setelah mengunggap foto yang sepertinya memperlihatkan kepala seorang bocah Palestina di titik bidik sebuah senapan.

Foto itu diunggah di halaman Instragram pribadi penembak jitu (sniper) Mor Ostrovski tetapi kemudian dihapus dan akunnya ditutup.

Tentara Pertahanan Israel kini berjanji untuk menyelidiki kasus tersebut.

Ostrovski, 20 tahun, bertugas di unit penembak jitu dan foto tersebut memperlihatkan tampak belakang seorang anak laki-laki yang sedang duduk di tengah titik sasaran senapan.

Foto tersebut disebut 'tak beperasaan dan tidak manusiawi' oleh para aktivis. Situs web berbahasa Inggris milik Palestina, The Electronic Intifada, menulis, "Hal itu menyiratkan gagasan bahwa anak-anak Palestina merupakan sasaran."

Tidak ada bukti anak itu kemudian ditembaki dan tidak jelas apakah foto tersebut asli. Situs itu juga menerbitkan sejumlah foto lain dari akun Instagram milik Ostrovski yang memperlihatkan dia berpose dengan berbagai jenis senjata.

Seorang juru bicara Tentara Pertahaan Israel sebagaimana dikutip The Telegraph mengatakan, "Ini sebuah insiden mengerikan yang tidak selaras dengan semangat dan nilai-nilai Tentara Pertahanan Israel. Masalah ini menjadi perhatian para komandan tentara, dana akan diperiksa serta ditangani dengan benar."

Ostrovski dilaporkan telah mengatakan kepada atasannya bahwa ia tidak mengambil foto itu tetapi menemukannya di internet.

Breaking the Silence, sebuah organisasi veteran tentara Israel, mengutuk foto itu. Seorang anggota menulis di halaman Facebook kelompok itu, "Seperti inilah pendudukan itu terlihat. Inilah yang terlihat saat militer mengendalikan penduduk sipil."

Kasus itu merupakan kontroversi terbaru terkait foto yang diunggah militer Israel di media sosial. The Electronic Intifada menggungah foto pada Desember lalu dari seorang tentara Israel berusia 22 tahun yang sedang menjilati pisau. Keterangan pada foto itu berbunyi, "Bajingan semua orang Arab, darah mereka lezat."

Seorang tentara Israel telah dipenjara selama 14 hari di penjara militer karena mengunggah foto di Facebook yang menunjukkan dirinya berpose di samping seorang Palestina yang diborgol dan ditutup matanya.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan