Selasa, 22 Januari 2013

Republika Online

Republika Online


Siapa Bilang Pria akan Perkasa Terus? Waspadai Satu Ini

Posted: 22 Jan 2013 09:06 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Pria lebih awet perkasa ketimbang wanita? Ah, itu kan cuma mitos. Faktanya, tak sedikit lho pria yang sudah 'padam' meski baru berumur tiga puluhan. Itu terjadi jika gejala penuaan (andropause) datang lebih awal. Androlog dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Prof Susilo Wibowo juga pernah merasakan gejala penuaan dini itu. Itu terjadi pada tahun 1996. Kala itu, ia merasakan gangguan-gangguan aneh pada tubuhnya.

Pria kelahiran Temanggung, 21 Maret 1954 itu kerap merasa capai, sulit tidur, kepala dan wajah terasa panas, dada berdebar-debar dan rasanya mau pingsan. Apalagi pada malam hari, ia selalu berkeringat dan pada waktu-waktu tertentu merasa seperti sudah tua. Bahkan suatu kali, ia sempat menghentikan laju mobil yang dikendarainya lantaran merasa ada hal aneh yang seakan-akan mau menyerangnya. Dua kali opname, dia tidak menemukan sesuatu yang tidak normal pada dirinya. Akhirnya, Susilo tahu bahwa gejala yang dialaminya merupakan tanda-tanda penuaan dini.

Ini diketahuinya setelah dia bergabung dalam Internal Society for Study of Aging. Asosiasi yang mempelajari laki-laki menua ini dibentuk di Inggris pada 1997. Menurut pembantu rektor IV Undip ini, gejala yang ia alami pada 1996 itu biasanya terjadi pada pria yang memasuki usia senja. Tapi masalahnya, saat mengalami gangguan itu, usia Susilo Wibowo masih tergolong muda. Belajar dari pengalaman itulah, Susilo kemudian mendalami soal andropause atau gejala penuaan dini pada laki-laki.

Apa sebenarnya andropause? Andropause atau PADAM (Partial Androgen Deficiency in Aging Male) adalah istilah yang paling sering dipakai untuk menggambarkan kondisi pria di atas umur tengah baya yang mempunyai masalah penurunan kekuatan fisik. Mereka mengalami gangguan kesehatan dengan gejala dan keluhan (sindroma) yang mirip dengan sindroma menopause. Namun tak semua pria akan mengalami sindroma PADAM. Sebab utama munculnya sindroma itu, salah satunya karena penurunan hormon testosteron.

Bagi pria, penurunan testosteron memang menakutkan. Sebab, hormon inilah yang memproduksi sperma untuk membuat keturunan. Bersama hormon lain, testosteron juga merangsang pematangan organ seks yang lain. Karena itu, jika testosteron menurun, tak hanya mutu sperma yang menurun, gairah seks si pria ikut pula merosot. Tentu saja, ini akan menjatuhkan kepercayaan diri pria. Sekitar 15 persen dari pria berusia 40-60 tahun di Indonesia, diperkirakan mengalami gejala andropause ini.

Bahkan, keluhan itu bisa pula dialami oleh pria yang masih berusia tiga puluhan. ''Sekitar 5 persen pria berusia tiga puluhan mengalami keluhan itu,'' kata dokter yang menempuh pendidikan spesialis andrologi di Universitas Airlanga (Unair) Surabaya ini.

Ini Dia yang Paling Ditakuti Para Pria

Posted: 22 Jan 2013 08:29 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut Androlog dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Prof Susilo Wibowo, ada sejumlah faktor yang menyebabkan munculnya andropause. Di antaranya faktor lingkungan organik, perubahan hormonal, dan psikogenik. Selain penurunan hormon testosteron, pria andropause juga mengalami penurunan hormon melatonin dan perubahan pada follicle stimulating hormone (FSH) serta lutenizing hormone (LH). FSH dan LH adalah hormon produksi kelenjar hipofisis di otak yang berperan terhadap organ seks pria.

Selain itu, pria yang mengalami gejala andropause juga mengalami aneka perubahan lain yaitu perubahan mental, fisik, dan tingkah laku. Perubahan mental pada penderita diantaranya, berkurangnya ketajaman mental dan intuisi, mudah lupa (terutama pada hal yang baru saja terjadi), kurang gairah, sering mengantuk, mudah tersinggung, suka berselisih atau mudah naik darah, kadang bertingkah aneh, suasana hati sering berubah, sedih tak tahu sebabnya, uring-uringan, menjengkelkan orang lain, dan kadang menjadi otoriter karena takut kehilangan status sosialnya.

Sedangkan perubahan tingkah laku biasanya terlihat dari cara berpenampilan seperti anak masih muda, takut pada penurunan kesehatan sehingga pencegahan atau pengobatan terhadap masalah psikis itu berlebihan. ''Selain itu tingkat petualangan seksual mereka tinggi, karena merasa kurang percaya diri, sehingga melampiaskan rasa gundahnya itu pada kegiatan seksual yang menyimpang.'' Bagaimana dengan perubahan fisiknya?

Pada pria andropause, ini bisa dilihat dari penipisan rambut atau kebotakan, perubahan kulit menjadi keriput terutama di dahi, penumpukan lemak di pelupuk mata, kulit menggelembung di bawah dagu, penumpukan lemak di leher, perut buncit, muncul lipatan kulit di pantat, otot mulai mengecil, serta pantat mulai menipis (tepos). Gejala-gejala itu semakin jelas ketika muncul beragam penyakit degeneratif seperti, hipertensi, diabetes mellitus (kencing manis), penyakit ginjal, liver, jantung, dan lain-lain.

Penderita sindroma ini, lanjut Susilo, pasti merasa gelisah, tidak tenang, gundah, sulit tidur, dan tidak enak badan. Selain itu juga muncul depresi yang ditandai dengan sikap menyendiri, nafsu makan terganggu, dan putus asa. Perasaan seperti ini bisa menimbulkan nyeri kepala, gangguan pencernaan, irritable bladder (kencing pada saat yang tidak tepat), dan nyeri lambung. Pada puncaknya keluhan itu bisa menimbulkan rasa ketakutan yang luar biasa.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan