Isnin, 28 Januari 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


LBH Padang Pertanyakan Sepeda Motor dan Dompet Shaka

Posted: 28 Jan 2013 07:45 AM PST

LBH Padang Pertanyakan Sepeda Motor dan Dompet Shaka

Penulis : Ingki Rinaldi | Senin, 28 Januari 2013 | 15:45 WIB

PADANG, KOMPAS.com — LBH Padang, Senin (28/1/2013), mempertanyakan sepeda motor dan dompet milik Shaka Musti Diguna (20) yang masih disita sejumlah anggota Polsek Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat. Koordinator Divisi Pembaruan Hukum dan Peradilan LBH Padang Era Purnama Sari mengatakan, penyitaan barang-barang milik Shaka itu tidak memiliki dasar hukum.

Seperti sebelumnya diwartakan Kompas, Shaka dan seorang rekannya, Agung Tirtayasa (19), mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan sejumlah anggota Polsek Padang Timur pada Selasa (22/1/2013) siang dan malam lalu. Penganiayaan itu menyusul razia kelengkapan kendaraan bermotor.

Shaka dan Agung tidak mengenakan helm dan sepeda motor yang mereka kendarai tidak dilengkapi spion. Sejumlah petugas yang menyangka mereka akan menghindari razia itu lantas diduga melakukan penganiayaan.

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Barat Komisaris Besar Adi Karya saat dihubungi pada pekan lalu menyebutkan jika alat bukti dianggap cukup, penyidikan kasus itu akan dilakukan.

Era menambahkan, penganiayaan terhadap warga yang diduga dilakukan anggota polisi di Sumatera Barat cenderung meningkat memasuki 2013. Hingga 28 Januari saja, lanjut Era, tercatat sudah terjadi enam kasus penganiayaan warga yang diduga dilakukan anggota polisi.   

 

Panwas: Partisipasi Pemilih Dipengaruhi "Serangan Fajar"

Posted: 28 Jan 2013 07:33 AM PST

BULUKUMBA, KOMPAS.com -- Partisipasi masyarakat Kabupaten Bulukumba, dalam Pemilihan Gubernur Sulsel dinilai semakin berkurang. Hal itu disebabkan salah satunya adalah tidak adanya "serangan fajar" (money politic) yang biasanya terjadi sehari sebelum pemungutan suara.

"Salah satu faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemiliha pada Pilgub itu disebabkan tidak adanya serangan fajar (money politic). Mungkin pilkada sebelumnya pemilih berbondong-bondong ke TPS karena telah mendapat imbalan uang dari salah satu calon. Ini pengamatan saya, bahkan mereka datang saja ke TPS, namun tidak ada yang masuk, dengan alasan yang satu itu tadi," ungkap Ketua Panwas Kabupaten, Andi Muhammad Amin, Senin (28/1/2013) di ruang kerjanya.

Selain itu, lanjut Amin, kurangnya partisipasi pemilih juga dipengaruhi dengan kejenuhan pemilih atas janji-janji politik para calon yang mereka anggap tidak bermanfaat langsung bagi mereka.

"Beberapa orang saya tanya, pak... bu... kenapa tidak memilih? Terus mereka bilang, tidak usah, karena tidak ada manfaatnya bagi kami. Bosan dengan janji-janji mereka," ungkap Andi Muhammad Amin menirukan ucapan salah satu calon pemilih.

Sementara Amin menilai, Pilkada Sulsel berbeda dengan Pemilihan Umum Legislatif maupun Pemilihan Bupati. Dimana, kedua pesta rakyat itu merupakan perhelatan yang dianggap masyarakat berhubungan langsung dengan kepentingan mereka. Sementara Pilkada Sulsel hanya behubungan dengan orang-orang tertentu saja.

Dia memprdiksi, Pilkada Legislatif yang akan berlangsung sekitar bulan Juni mendatang, akan lebih rawan keamanan ketimbang Pilkada Sulsel. Dia juga menyebutkan dari 10 kecamatan di Bulukumba, ada empat kecamatan yang dianggap keras gesekan politik dalam Pilkada Legislatif, yakni Kecamatan Kajang, Bulukumpa, Gantarang dan Kindang.

"Dari pengamatan saya, Gantarang, Kindang, Bulukumpa dan Kajang itu harus lebih dijaga ketat, karena gesekan politik itu cukup kencang ketimbang kecamatan lainnya," terangnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan