Jumaat, 14 Disember 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


China Tidak Bisa Klaim Seluruh Laut China Selatan

Posted: 14 Dec 2012 05:10 AM PST

JAKARTA -  Terdapat kesalahpahaman dalam klaim China di Laut China Selatan. Sebagian besar warga China dan juga pihak-pihak luar mengira China mengklaim seluruh wilayah Laut China Selatan, padahal yang bisa diklaim China hanyalah pulau-pulau dan juga karang yang ada di Laut China Selatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Dekan sekolah studi internasional S. Rajaratnam, Singapura, Barry Desker, dalam acara diskusi yang diadakan Bakrie Center Foundation di Jakarta, hari ini.

"Isu peta Laut China Selatan dalam paspor milik China membuat banyak orang mengira China menguasai seluruh wilayah Laut China Selatan. Ini adalah pandangan yang keliru," ujar Desker, di Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Pria itu menyatakan, Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Hukum Laut (UNCLOS) menyatakan satu negara hanya bisa mengklaim pulau atau karang. Namun negara tersebut tidak dapat mengklaim suatu laut sebagai miliknya.

Desker juga menyebut faktor sejarah yang mendasari klaim China terhadap Laut China Selatan tidak diakui dalam UNCLOS. "Anda tidak bisa mengklaim satu wilayah karena didasari sejarah, hal seperti itu tidak dikenal dalam UNCLOS," ujar pria yang juga mantan Duta Besar untuk Indonesia itu.

China sendiri diketahui telah meratifikasi UNCLOS. Hal tersebut membuat Negeri Tirai Bambu itu seharusnya mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam UNCLOS.(faj)

Timor Leste Disarankan Tidak Jadi Anggota ASEAN

Posted: 14 Dec 2012 04:19 AM PST

JAKARTA - Timor Leste diperkirakan akan terbebani secara finansial apabila terus melanjutkan niatnya menjadi anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Negara itu pun disarankan untuk mengurungkan niatnya tersebut.

Saran itu disebutkan oleh  Dekan Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura, Barry Desker. "Saya seringkali memberikan kuliah di Timor Leste, dalam kesempatan itu saya selalu menyampaikan saran untuk mengurungkan niat menjadi anggota ASEAN," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Desker menyebutkan beberapa konsekuensi yang akan dihadapi Timor Leste bila menjadi anggota ASEAN."Bila Timor Leste menjadi anggota ASEAN, maka negara itu harus mengikuti setidaknya 1.000 pertemuan internasional setiap tahunnya. Timor Leste pun diharuskan mengadakan sekitar 100 acara internasional per tahun," ujarnya.

"Saya kira secara finansial hal itu akan terlalu membebani, secara infrastruktur pun negara itu masih kurang memadai untuk melaksanakan acara seperti itu," ujar pria yang sempat menjadi Duta Besar Singapura untuk Indonesia itu.

Berbicara dalam diskusi yang diadakan Bakrie Center Foundation, Desker menyarankan Timor Leste mengikuti jejak Swiss di Uni Eropa (UE). Swiss tidak menjadi anggota UE, namun ia membuat beberapa perjanjian dengan UE yang membuatnya juga dapat menikmati manfaat dari UE.

"Saya kira Timor Leste bisa saja mengusahakan hal yang serupa di ASEAN. Namun itu tergantung dengan kesediaan dari ASEAN juga," jelas Desker.(faj)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan