Jumaat, 28 Disember 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Bimas Islam: kehadiran atase agama harus dibicarakan bersama

Posted: 28 Dec 2012 05:36 PM PST

Sejauhmana kebutuhan kehadiran atase agama di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), masih perlu penelitian lebih jauh,"

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Bimas Islam Abdul Jamil menyatakan, kehadiran atase agama di sejumlah negara masih harus dibicarakan dengan seluruh pemangku kepentingan, yaitu Kementerian Luar Negeri, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Kementerian Keuangan.

"Sejauhmana kebutuhan kehadiran atase agama di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), masih perlu penelitian lebih jauh," kata Abdul Djamil di Jakarta, Jumat, ketika memberikan keterangan pers seputar tudingan adanya korupsi yang disinyalir mencapai Rp1,2 triliun di jajaran Kantor Urusan Agama (KUA).

Hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar Ali. Dirjen Bimas Islam itu belum bisa menjelaskan bagaimana semestinya menempatkan atase agama agar perkawinan warga Indonesia di luar negeri memenuhi unsur formalitas hukum.

Akibat tak ada atase agama, seorang Tenaga kerja wanita asal Indonesia yang bekerja secara ilegal di Malaysia terpaksa melakukan nikah sirih dengan pasangannya.

"Tidak mungkin saya dapat nikah resmi di Malaysia. Kami juga tidak memiliki dokumen yang lengkap," kata Ima (36), salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Jawa Timur, di Rumah Singgah Engku Putri Kepulauan Riau (Kepri), di Tanjungpinang, Jumat.

Ima yang saat di Malaysia bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pelayan kedai ditangkap bersama sebelas orang TKW lainnya dalam waktu yang berbeda setelah melahirkan di salah satu rumah sakit di negara yang bertetangga dengan Kepri itu. Bayi yang dilahirkan itu buah dari hasil pernikahan sirihnya dengan seorang TKI yang juga berasal Jawa Timur.

"Penghulunya juga orang Jawa yang bekerja di Malaysia. Suami saya bekerja sebagai buruh bangunan," ujarnya sambil menggendong bayinya baru berusia sebulan lebih.

Ima yang pernah bekerja di Malaysia selama tiga tahun itu mengaku, suaminya hingga sekarang tidak mengetahui kalau dirinya sudah berada di Rumah Singgah Engku Putri. Komunikasi mereka terputus sejak beberapa hari berada di Batam.

"Suami saya tidak tahu kalau saya sudah berada di Tanjungpinang. Tapi nanti saya akan kabari setelah sampai di kampung," ujarnya.

Ima bersama 19 orang TKW lainnya sempat tinggal selama sepekan di di Kantor Kedutaan Indonesia di Malaysia sebelum dideportasi ke Batam. Selama sembilan hari mereka ditangani Dinas Sosial Batam. Mereka baru dikirim ke Rumah Singgah Engku Putri pada Kamis (28/12).

Beberapa waktu lalu Sekjen Kementerian Agama, Bahrul Hayat, mengakui kehadiran atase agama di sejumlah negara sudah dirasakan perlu. Keberadaan atase tersebut guna mengatur kebutuhan pernikahan, termasuk pengurusan akte kelahiran sebagai wujud kepedulian pemerintah.

Pihaknya tengah mempertimbangkan hal itu mengingat banyaknya warga Indonesia berada di luar negeri seperti Malaysia dan di sejumlah negara Timur Tengah.

Kehadiran atase agama di sejumlah kantor konsul di sejumlah negara sudah dirasakan penting. Terlebih lagi jika melihat data Kementerian Luar Negeri. Saat ini sekitar 3.294.565 warga negara Indonesia (WNI) menetap di luar negeri. Mereka tersebar di berbagai negara. Ada yang bekerja, sekolah, dan ada pula yang menikah dan menetap. 


(E001/S023)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pertamina ambil alih pembangunan dermaga BBM Paumako

Posted: 28 Dec 2012 05:17 PM PST

Bilamana sampai tanggal 1 Januari 2013 tidak ada perkembangan yang signifikan maka pembangunan dermaga Jober Timika akan diambil alih oleh Pertamina,"

Berita Terkait

Timika (ANTARA News) - PT Pertamina akan mengambil alih pembangunan dermaga untuk berlabuhnya kapal atau tanker pengangkut bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur, Mimika, Papua.

Asisten Manajer Planning & Operation SD Pertamina Regional IV, Zainal Agus Syukur di Timika, Sabtu mengatakan dermaga tersebut seharusnya dibangun oleh PT Eissu Prima Usaha selaku rekanan Pertamina yang mengelola depot Jober Timika.

Namun hingga batas waktu yang ditetapkan, perusahaan itu tidak mampu menuntaskan pembangunan dermaga tanker tersebut.

"Bilamana sampai tanggal 1 Januari 2013 tidak ada perkembangan yang signifikan maka pembangunan dermaga Jober Timika akan diambil alih oleh Pertamina," kata Zainal.

Menurut Zainal Agus Syukur, salah satu pemicu seringnya terjadi kelangkaan BBM di Timika karena kapal pangangkut BBM dari Tual berkapasitas kecil yaitu menggunakan dua kapal jenis LCT yakni KM Anuegerah Perdana 23 dan KM Alfina 03. Kedua kapal itu masing-masing berkapasitas 1.300 kl dan 1.800 kl.

Untuk mencukupi kebutuhan BBM di Timika termasuk Asmat dan Yahukimo, dua kapal tersebut dalam sebulan tiga kali mengangkut BBM dari Tual ke Timika dengan lama waktu perjalanan, pembongkaran dan pemuatan yakni 10 hari..

Zainal mengatakan hingga kini tanker Pertamina tidak bisa berlabuh di Pelabuhan Paumako Timika karena ketiadaan dermaga khusus pembongkaran BBM.

Jajaran Pertamina telah melakukan inspeksi ke lokasi pembangunan dermaga tanker yang berada di belakang depot Jober Timika di kawasan Pelabuhan Paumako dan kondisinya memang belum layak untuk dioperasikan.

"Sekarang ini kita sedang mendorong untuk percepatan pembangunan dermaga Jober Timika sehingga diharapkan pada akhir Januari 2013 kapal tanker bisa kita operasikan dengan skenario darurat," jelas Zainal.

Sedangkan untuk pembangunan dermaga permanen, Pertamina membutuhkan waktu minimal enam bulan ke depan lantaran harus memobilisasi peralatan dari sejumlah servas Pertamina yang ada di Papua.

Ke depan, jika dermaga BBM di depot Jober Timika sudah terbangun maka Pertamina akan mengoperasikan dua unit tanker berbobot sekitar 2.000 kl untuk mengangkut BBM dari Tual ke Timika.

Pembangunan dermaga khusus BBM di depot Jober Timika seharusnya merupakan bagian dari kontrak kerja sama usaha antara Pertamina dengan PT Eissu Prima Usaha karena perusahaan itu memenangi tender untuk melayani pasokan BBM ke Timika serta dua kabupaten tetangga yaitu Kabupaten Yahukimo dan Asmat.

(E015/a011)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan