Selasa, 20 November 2012

Republika Online

Republika Online


Demam pada Anak Ternyata Ada Manfaatnya

Posted: 20 Nov 2012 08:59 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Saat daya tahan tubuh anak menurun, influenza disertai dengan demam tinggi seringkali menyerang anak-anak.

Sesungguhnya, demam tinggi yang dialami oleh anak-anak dapat membantu untuk menyerang penyakit tersebut.

Penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang sakit dan disertai dengan demam tinggi, dapat memaksa anak untuk tidak banyak bergerak, beristirahat dan tidur. Hal ini membantu anak dalam proses penyembuhan mereka.

Asisten profesor dari Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, Hannah Chow-Johnson, mengatakan bahwa seringkali dia ditanyai oleh orang tua, mengenai penanganan anak yang alami demam tinggi.

"Orang tua seringkali panik dan cemas saat anak-anak mereka alami demam tinggi. Para orangtua tidak sadar bahwa demam adalah salah satu sahabat anak-anak," ujar Chow-Johnson, sebagaimana dikutip DailyMail.

Chow-Johnson menekankan bahwa demam dapat membantu proses kesembuhan anak dengan lebih cepat, terutama untuk penyakit yang disebabkan oleh virus.

Para ilmuwan dari Rumah Sakit Great Ormond Street, menyatakan bahwa pemberian obat penurun panas di saat yang tidak tepat dapat memperlambat proses penyembuhan. Hal ini dikarenakan, temperatur tinggi dapat membunuh bakteri penyebab penyakit yang bersarang di dalam tubuh.

Demam dengan temperatur di atas 37,5 derajat celcius adalah pertanda serius. Orang tua harus segera meminta pertolongan tenaga medis, bila demam sudah mencapai lebih dari 40 derajat celcius.

Bila anak mengalami rasa kantuk yang tidak biasa, ruam-ruam kemerahan di tubuhnya, meriang, leher yang terasa kaku, atau sulit bernapas, sebaiknya orangtua segera meminta pertolongan dokter.

Namun, demam yang disebabkan karena virus penyakit biasanya akan sembuh dalam kurun waktu beberapa hari saja.

Jangan Sepelekan Penyakit Tangan dan Mulut!

Posted: 20 Nov 2012 07:00 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para orang tua bayi dan anak-anak cenderung menyepelekan penyakit tangan, kaki dan mulut (hand, foot and mouth disease/HFMD). Padahal itu bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal. 

Hal tersebut diungkapkan pengajar spesialis kedokteran anak Unpad Dr Teti Yuniarti di Bandung, Selasa (20/11). "Sebagian besar orang tua menganggap sepele penyakit HMFD itu, padahal bila kondisi anak ketahanan tubuhnya lemah bisa berakibat fatal," kata dia.

Teti, yang berbicara dalam diskusi kesehatan di RS Bersalin Melinda Kota Bandung, mengatakan, penyakit yang disebabkan semacam infeksi virus tersebut memang tidak mematikan dan biasa sembuh sendiri atau "self-limiting" bila kondisi bayi dan anak berdaya tahan tubuh bagus.

Namun bila daya tahan tubuhnya tidak bagus, maka bisa berakibat fatal yang mengakibatkan gangguan jantung dan paru-paru terutama bila disebabkan virus EV71, sehingga harus mendapatkan perawatan.

"Immunisasi sewaktu balita dan juga asupan makanan bergizi sangat menentukan bila terkena penyakit ini, maka perbanyak istirahat," katanya.

Menurut spesialis kedokteran anak itu penyakit HFMD disebabkan oleh kelompok virus poliovirus, coxsackievirus dan entervirus. "Bila yang mengena itu entervirus, bisa fatal dan bila tidak didukung daya tahan tubuh yang bagus bisa berakibat ke jantung, paru-paru bahkan bisa terjadi kelumpuhan," katanya.

Penyakit tangan, kaki dan mulut itu biasanya terjadi pada musim kering menimpa bayi dan anak di bawah lima tahun. Penyakit ini ditandai dengan demam dan timbulnya papula di tangan, kaki dan mulut yang progresif fan vesikel.

Virus itu, menurut Teti, biasanya ditularkan melalui fecal-oral melalui kontak lendir daring hidung dan tenggorokan, ludah atau tinja dari orang yang terinfeksi.

Gejala klinisnya adanya demam yang disertai timbulnya rash pada kulit yang khas disertai atau tanpa luka-luka seperti seriawan di mulut. Kadang ada mual dan nyeri di perut dan saluran pernapasan atas.

"Masa inkubasi pendek 3-6 hari. Namun berdasarkan pengalaman tidak pernah terjadi menjadi sebuah wabah atau endemi. Kebiasaan hidup bersih dan sehat salah satu pencegahannya," kata Teti Yuniarti menambahkan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan