Selasa, 20 November 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Australia Buka Pulau Manus

Posted: 21 Nov 2012 03:59 AM PST

KOMPAS.com - Ada 19 pencari suaka yang akhirnya menempati Pulau Manus. Mereka menjadi pionir bagi para pencari suaka ke Australia untuk tinggal sementara di pulau itu. "Kami membuka fasilitas baru di Pulau Manus untuk para pencari suaka," demikian Menteri Imigrasi Australia Chris Bowen mengumumkan resmi hal itu sebagaimana warta ABC pada Rabu (21/11/2012).

Pulau Manus memang tidak berada di wilayah Australia. Secara administratif, pulau itu ada di wilayah Papua Nugini.

Pulau Manus, terang Bowen memang tidak berada di wilayah Australia. Secara administratif, pulau itu ada di wilayah Papua Nugini. Sementara, kedatangan para pencari suaka itu didampingi pihak Kepolisian Federal Australia, staf keimigrasian, penerjemah, staf pelayanan medis dan anak-anak.

Bowen menambahkan selain di Pulau Manus, Australia juga bakal membuka kembali rumah detensi di Pontville. Rumah bagi pencari suaka itu berada di selatan Tasmania.

Sejek pertengahan Agustus tahun ini, tercatat 7.500 pencari suaka datang ke wilayah Australia. Mereka kebanyakan datang dengan perahu. Selain kedua lokasi itu, Australia juga memanfaatkan rumah detensi di Nauru.

AS Sasar Lembaga dan Orang yang Jadi Mitra Taliban

Posted: 21 Nov 2012 03:50 AM PST

AS Sasar Lembaga dan Orang yang Jadi Mitra Taliban

Rabu, 21 November 2012 | 11:50 WIB

AFP/SABAWOON AMARKHIL

Warga bersenjata Afganistan yang anti-Taliban di bawah komandan Sayed Farhad Akbari memegang senjata di Distrik Kalangar, Provinsi Logar, Sabtu (13/10). Sayed Farhad Akbari (32) awalnya bekerja di perusahaan konstruksi. Namun, sejak Taliban membunuh ibunya dalam sebuah pertempuran dan pemberontakan di daerahnya, Akbari memimpin pasukan bersenjata. Akbari menolak bekerja sama dengan polisi dan pemerintah karena korupsi.

TERKAIT:

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah AS, Selasa (20/11), menjatuhkan sanksi terhadap sebuah lembaga dan dua orang karena hubungan mereka dengan Taliban.

Departemen Keuangan AS memasukkan ke dalam daftar hitam Rahat Ltd, sebuah hawala (semacam lembaga keuangan) yang cabangnya di Afganistan, Pakistan dan Iran diduga telah digunakan Taliban untuk memfasilitasi kegiatan keuangan mereka.

Hawala merupakan sebuah sistem pengiriman uang secara tradisional yang digunakan di negara Arab dan sub-benua India. Dalam sistem itu uang diberikan kepada seorang agen yang kemudian menginstruksikan seorang rekan di daerah atau negara terkait untuk melakukan pembayaran ke penerima.

Kementerian Keuangan AS juga membidik Mohammed Qasim, pemilik Rahat Ltd, dan Musa Kalim, pemilik dan manager cabang usaha tersebut di Quetta, Pakistan.

"Rahat Ltd telah digunakan secara luas oleh pemimpin senior Taliban untuk mendanai kegiatan kekerasan mereka," kata departemen itu di dalam satu pernyataan. Pernyataan itu juga menyatakan, Rahat Ltd telah membantu dalam memfasilitasi transaksi jutaan dolar AS guna mendukung Naim Barich, gubernur bayangan Taliban di Provinsi Helmand, Afganistan. Barich telah dimasukkan ke dalam Daftar Dewan Keamanan PBB 1988.

Washington menjatuhkan sanksi terhadap Barich pada Kamis lalu karena kegiatan produksi besar dan pendistribusian narkotika.

"Tindakan hari ini menunjukkan upaya kami untuk terus menyasar dan mengganggu aktivitas keuangan terkait dengan penggunaan halawa oleh Taliban," kata David Cohen, wakil menteri keuangan untuk urusan terorisme dan intelijen keuangan. "Kami akan terus mengekspos jaringan terlarang ini dan mencabut Taliban dari sumber-sumber pendanaan mereka di mana pun mereka berada," tambahnya.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan