Sabtu, 8 September 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Sekitar 2,3 Juta Rumah Tidak Layak Huni

Posted: 08 Sep 2012 05:27 AM PDT

Sekitar 2,3 Juta Rumah Tidak Layak Huni

Penulis : Regina Rukmorini | Sabtu, 8 September 2012 | 19:15 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebanyak 2,3 juta unit rumah di seluruh Indonesia termasuk dalam kategori rumah tidak layak huni. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, secara bertahap, pihaknya akan memberikan bantuan untuk merehabilitasi rumah-rumah tersebut agar dapat menjadi tempat tinggal layak huni.

"Setiap tahun kami berencana merehabilitasi 100.000 unit rumah tidak layak huni, dengan alokasi anggaran Rp 10 juta per unit rumah," ujarnya, saat berkunjung ke SMK Negeri 1 Salam di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (8/9/2012).

Untuk tahun ini saja, menurut Salim, Kementerian Sosial hanya memiliki anggaran untuk merehabilitasi 15.000 unit rumah. Untuk mempercepat program rehabilitasi rumah-rumah tersebut, Kementerian Sosial juga akan berupaya menggalang dukungan bantuan dana dari pengusaha, BUMN, dan LSM lokal.

Dengan bantuan dana tersebut, dana pembangunan rumah bisa terkumpul Rp 15-20 juta per unit rumah.

JAT: Penembakan Farhan dkk Timbulkan Dendam Baru Teroris

Posted: 08 Sep 2012 02:50 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Media Center Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Son Hadi mengatakan, tindakan represif yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri dengan menembak mati dua orang pelaku teror Solo, Farhan dan Mukhsin, pada 31 Agustus 2012 akan menimbulkan kebencian baru dari kelompok teroris lainnya. Seperti diketahui, Farhan dan Mukhsin tewas dalam pernyergapan oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Solo, Jawa Tengah.

"Melihat kondisi korban dengan luka parah, berarti penembakan dilakukan secara membabi buta. Meski beralasan bila tidak dilumpuhkan maka akan mati kita (petugas). Tetapi, melumpuhkan dengan kepala sampai pecah dan dilakukan dengan jarak dekat akan melahirkan dendam baru. Bila tidak berpikir bagaimana mencegahnya, penanganan teroris tidak bisa dilakukan secara tuntas," kata Son Hadi, di Jakarta, Sabtu (8/9/2012).

Menurutnya, yang terpenting saat ini pencegahan dan deteksi dini harus dilakukan. Tetapi, menurut Son Hadi, selama ini JAT tidak pernah diajak berdialog oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Kita pun kalau inisiatif mengundang BNPT melakukan dialog, tidak pernah hadir. Alasannya sama, tidak ada alasan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua orang terduga pelaku teror Solo pada 31 Agustus 2012 di Jalan Veteran, Solo. Saat itu, Farhan dianggap menyerang terlebih dahulu aparat kepolisian yang akan membekuknya sehingga langsung dibalas dengan penembakan.

Dalam baku tembak tersebut, dua orang terduga teroris tewas atas nama Farhan dan Muchsin. Sementara dari pihak kepolisian, Bripda Suherman tewas dengan luka tembak yang dilepaskan Farhan.

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary

Tiada ulasan:

Catat Ulasan