Sabtu, 8 September 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


BP3 Trowulan lanjutkan gali irigasi kuno di Kediri

Posted: 08 Sep 2012 03:51 AM PDT

Kediri (ANTARA News) - Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, melanjutkan penggalian sebuah situs di Desa Pagu, Kabupaten Kediri yang berupa saluran saluran irigasi kuno.

"Ada delapan kotak galian yang sudah kami buat. Kami menemukan sejumlah struktur, diantaranya saluran irigasi, batur saat melakukan penggalian itu," kata arkeolog BP3 Trowulan Danang Wahyu Utomo, ditemui di sela-sela ekskavasi atau penggalian situs di desa tersebut, Sabtu. Batur yang dimaksudnya adalah bangunan semacam panggung pendopo.

Ia mengungkapkan, penggalian itu dilakukan setelah mendapat laporan dari warga Desa Pagu.

Di lokasi tersebut, menurut dia, sebelumnya ditemukan struktur yang diyakini sebagai peninggalan purbakala mengingat beberapa tahun sebelumnya di desa itu juga ditemukan sejumlah peninggalan kuno, seperti mata uang kepeng seberat 50 kilogram dan dua arca Hindu.

Untuk penggalian itu, Danang mengemukakan, dibantu 13 orang rekannya. Sejumlah lokasi diteliti dan digali untuk mengetahui dengan persis struktur di dalamnya.

Ia juga mengatakan, agak kesulitan untuk melakukan penggalian. Selain lokasinya sporadis, material debu bekas letusan Gunung Kelud yang setinggi 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpl) juga cukup dalam. Setidak-tidaknya, ia menyatakan, dibutuhkan penggalian sampai empat meter baru bisa diketahui struktur di dalam tanah tersebut.

Danang juga mengungkapkan, sampai saat ini memang belum diketahui dengan pasti tentang situs tersebut. Hanya ada sejumlah struktur bangunan berupa saluran air. Selain itu, ia memperkirakan lokasi ini juga jauh dari permukiman, terbukti kami tidak menemukan alat-alat untuk keperluan sehari-hari.

"Yang menarik dari situs ini, terdapat saluran air dan kemungkinan ini mengarah ke kolam. Provan atau tempat sakral itu ada yang terpisah dari permukiman. Kami saat ini berusaha untuk menelurusi, kolam airnya," katanya.

Walaupun belum diketahui dengan pasti struktur saluran tersebut serta peruntukannya, ia menyatakan, dimungkinkan situs itu dibuat sekitar abad 12 Kerajaan Kediri. Rencananya, penggalian akan dilakukan sampai Minggu (9/9).

Namun, ia juga menyatakan, jika masih dianggap kurang, maka timnya akan melakukan penggalian lagi sampai ditemukan kesimpulan dari hasil penggalian.

Salah seorang anggota komunitas Pelestari Sejarah dan Budaya Kediri (Pasak) Kediri, Novi Bahrul Munib, secara terpisah mengatakan bahwa sangat mendukung upaya BP3 Trowulan yang melakukan penggalian.

Apalagi, ia menyatajan, di lokasi itu ditemukan sejumlah benda purbakala. Pihaknya prihatin dan khawatir jika dibiarkan, maka situs itu akan rusak, padahal belum diketahui dengan pasti tentang situs tersebut.

"Di desa ini kami yakin masih banyak potensi benda sejarah yang masih tersimpan. Kami berharap, dengan penggalian ini bisa diketahui tentang situs tersebut," ujarnya.
(T.ANT-130/C004)

Penderita penyakit ginjal stadium awal biasanya tidak merasa sakit

Posted: 08 Sep 2012 03:44 AM PDT

Foto dokumentasi: seorang pasien diabetes difoto lidahnya sebelum menemui dokter spesialis diabetes di Rumah Sakit China Guanganmen di Beijing (REUTERS/David Gray)

Berita Terkait

Bandarlampung (ANTARA News) - Penderita penyakit ginjal pada stadium awal umumnya tidak merasa sakit atau keluhan apapun, dan penyakit ini tergolong "silent disease" karena tidak menimbulkan gejala atau tanda-tanda klinis yang jelas.

Sementara jumlah penderita penyakit ginjal di Indonesia terus bertambah setiap tahun, kata dr Haryono SpPD dari Bagian Penyakit Dalam RS Imanuel Bandarlampung, dalam seminar "Deteksi Penyakit Ginjal" di Bandarlampung, Sabtu.

Dalam seminar itu tampil sejumlah pembicara, seperti dr Maruhum Bonar H Marbun SpPD-KGH TTL dari Divisi Ginjal Hipertensi RSCM-FKUI, dr Budi Suanto SpB dan dr Ria Bertua Marpaung dari RS Imanuel.

Menurut dr Haryono, penyakit ginjal dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronik (PGK).

Ia juga menyebutkan penurunan fungsi ginjal perlahan-lahan dan tidak pernah bisa kembali normal.

Apabila penyakit ginjal bertambah berat maka penderita akan mengalami sejumlah tanda, seperti darah dalam urine; kencing menjadi keruh dan berbusa; bengkak pada kelopak mata, tungkai atau tangan dan menderita gatal-gatal; kehilangan nafsu makan, mengantuk, sulit berkonsentrasi, merasa lelah dan muntah-muntah.

Ia juga menyebutkan faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, seperti diabetes, adanya protein dalam urine, tekanan darah tinggi, serta adanya riwayat keluarga berpenyakit ginjal.

Dia juga menyebutkan tentang perlunya dilaksanakan deteksi dini penyakit ginjal karena penyembuhannya tergantung pada tingkat kerusakan ginjal.

"Semakin dini diketahui, lalu diobati, makin reversibel," katanya.

Ginjal adalah organ tubuh vital yang mengatur komposisi darah agar tetap bersih dan terjadi keseimbangan secara kimiawi, mengatur volume air dalam tubuh dan membuang toksin sisa metabolisma tubuh.

Ginjal berfungsi untuk mengatur tekanan darah tubuh, mengatur produksi sel darah merah dan mempertahankan kadar kalsium dalam darah.

Sementara itu, dr Maruhum Bonar H Marbun menyebutkan penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, dan biaya pengobatannya pun semkin tinggi jika kondisinya penyakit pasien makin buruk.

Dalam seminar itu, dr Ria Bertua Marpaung menyampaikan pelayanan hemodialisa di RS Imanuel dengan pelayanan unggulannya, seperti HD cito 24 jam, ruangan yang luas dan nyaman, adanya ruangan VIP, serta observasi secara kontinu selama hemodialisa dilaksanakan.

(H009)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan