Rabu, 29 Ogos 2012

Republika Online

Republika Online


Main Piano Memoles Otak

Posted: 29 Aug 2012 07:45 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para ahli yang telah melihat perubahan struktural pada otak pemain piano profesional berpendapat, memainkan piano berarti juga memainkan pikiran.

Peneliti gabungan dari Universitas College London dan Universitas Newcastle menemukan fakta bahwa mendengarkan dua nada yang dimainkan bersamaan akan menyelaraskan otak dan memoles kemampuannya.

Hasil pindai otak mengungkapkan, perubahan spesifik terjadi pada hipokampus, bagian otak besar yang berfungsi mengatur ingatan dan arah. Fenomena ini juga berkaitan dengan jumlah waktu pemain piano melakukan pekerjaannya.

Peneliti dari The Wellcome Trust menggunakan resonansi magnetik untuk membandingkan otak 19 pemain piano profesional yang memainkan dua nada secara bersamaan dengan 19 orang lainnya.

Mereka melihat adanya perubahan spesifik pada area abu-abu, sel saraf yang bertugas memmroses informasi, dan area putih, jaringan saraf, dalam otak para pemain piano.

Pemeriksa Sundeep Teki mengatakan "Kami telah mengetahui bahwa latihan musik dapat berkorelasi dengan perubahan struktur, tapi sekumpulan profesional menawarkan kesempatan langka untuk memeriksa kemampuan otak beradaptasi terhadap bentuk khusus mendengarkan."

Peneliti lainnya telah mencatat perubahan hipokampus yang serupa pada pengemudi taksi yang menyimpan detail informasi mengenai seluk-beluk jalan di kota London.

"Ada pekerjaan yang dilakukan hipokampus dalam analisis pendengaran. Studi kami merupakan bentuk konsisten dari tangga nada yang dibandingkan dengan navigasi spesial," kata ketua tim Profesor Tim Griffiths seperti dikutip BBC.co.uk.

Suka Melamun Pertanda Jenius?

Posted: 29 Aug 2012 09:02 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Di sekolah, siswa yang suka melamun kerap mendapat hukuman karena kurang memperhatikan pelajaran. Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa melamun merupakan salah satu ciri-ciri orang jenius.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Wisconsin-Madison dan Max Planck Institute for Human Cognitive menyatakan, kapasitas working memory seseorang berhubungan dengan tendensi otaknya untuk berpetualang saat melakukan tugas-tugas rutin. Sedangkan working memory adalah kemampuan untuk mengingat informasi dalam periode yang singkat, misalnya mengingat nomor kontak ketika sedang berbicara di telepon.

"Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketika kondisi dalam suatu tugas tertentu tidak terlalu sulit, maka orang dengan kapasitas working memory yang tinggi cenderung memikirkan hal lain di luar apa yang sedang mereka lakukan," kata salah satu peneliti, Jonathan Smallwood, seperti dilansir Uberfacts, Rabu (29/8).

Working memory adalah salah satu prediktor tingkat intelejensi. Working memory juga sangat berkolerasi dengan kemampuan membaca dan nilai IQ.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan