Jumaat, 20 Julai 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Erwin Gutawa-Jay Subiyakto "berduet" di konser Ramadhan

Posted: 20 Jul 2012 05:19 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Komposer Erwin Gutawa dan penata artistik Jay Subiyakto berduet menggelar konser "Ramadhan in Harmony."

Dalam pentas musik yang akan digelar di Plenary Hall Balai Sidang Jakarta tanggal 11 Agustus mendatang keduanya akan menyuguhkan orkestrasi dengan dukungan paduan suara serta pertunjukan budaya yang mencerminkan keragaman Indonesia.

Erwin akan memimpin Erwin Gutawa Orchestra membawakan 75 orkestrasi dengan dukungan paduan suara yang terdiri atas 60 orang dalam pentas musik yang dimotori oleh Venusa Production dan Yayasan Addawah tersebut.

Konser yang digelar untuk menyambut bulan Ramadhan 1433 Hijriah dan memperingati kemerdekaan Indonesia itu juga akan dimeriahkan berbagai atraksi budaya yang menggambarkan keragaman kehidupan beragama dalam sebuah harmoni.

"Konser ini bertujuan ingin mengembalikan Indonesia yang penuh dengan toleransi beragama karena saat ini ada banyak timpang. Indonesia kan Bhineka Tunggal Ika, ini perlu kita tunjukan lagi dalam pertunjukan," kata Jay saat memberikan keterangan pers tentang konser itu di Jakarta, Jumat.

Jay sudah melakukan riset untuk menampilkan gambaran keragaman dan sejarah masuknya sejarah masuknya Islam ke Indonesia.

"Islam di Indonesia tidak harus identik dengan Arab," tambahnya.

Sebagai bentuk harmoni, konser itu diantaranya akan menampilkan tradisi Pela Gandong atau ikrar untuk bersaudara dari Maluku dengan iringan tembang dari Glen Gredly.

"Di sana ada sebuah tempat ibadah, kalau hari Jumat untuk mesjid sedangkan kalau hari Minggu jadi gereja. Di sana juga ada kampung Islam dan kristen yang hidup harmonis," kata Jay.

Artis yang akan tampil dalam konser selama dua jam itu juga berasal dari beragam agama, ada Bimbo, Rosa, Gigi, Dira Sugandi, Gita Gutawa, Marcell, Glen Fredly, dan koreografer Hartati Swarna Dwipa yang akan tampil bersama angklung Obby A.R.

Harmoni suara dalam Adzan Pitu (Adzan Tujuh) yang berasal dari Cirebon juga akan ditampilkan dalam konser yang tiketnya dijual dengan harga dari Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta rupiah.

"Konser ini menceritakan hal baik dan mengingatkan hal yang tidak baik sehingga penonton nantinya dapat memperbaiki berbagai hal dan menyadari sesuatu karena tema-tema di konser ini ada hubungananya dengan kondisi Indonesia sekarang," kata Erwin.

(M047)

Puasa pertama Jay Subiyakto di negeri orang

Posted: 20 Jul 2012 04:22 AM PDT

... Orang tua saya mengajarkan, walau di Turki saya harus menunjukkan diri saya berpuasa meskipun di sana banyak yang tidak puasa...

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Penata artistik dan sutradara, Jay Subiyakto, mengaku memiliki pengalaman berpuasa yang unik sewaktu masih kecil di Turki dan Yugoslavia. Ayahnya almarhum adalah mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI (Purnawirawan) Subiyakto.

Jay menuturkan harus merasakan puasa selama beberapa tahun di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang sedikit menjalankan ibadah berpuasa.

"Saya lahir di Turki jadi sewaktu kecil berpuasa bukan di negeri sendiri," kata Jay usai jumpa pers Konser Ramadhan in Harmony, di Hard Rock Jakarta, Jumat.

Meskipun Turki merupakan negara Islam, Jay yang lahir di Turki pada 24 Oktober 1960,  berkisah kondisi di sana sangat berbeda dengan Indonesia yang mayoritas masyarakatnya menjalankan ibadah puasa. 

Begitu pula saat ia beserta keluarganya pindah ke Yugoslavia. Di kedua negara itu tidak banyak orang yang menjalankan ibadah puasa.

"Orang tua saya mengajarkan, walau di Turki saya harus menunjukkan diri saya berpuasa meskipun di sana banyak yang tidak puasa. Apalagi saya sekolah di sekolah internasional," ujar lulusan arsitek Universitas Indonesia itu.

Meskipun saat ia berpuasa banyak teman-temannya yang heran, Jay tetap menjalankan ibadah puasa seperti yang diperintahkan orangtuanya. Apalagi, menurut Jay masyarakat di sana sangat menghargai pluralisme.

"Kalau lebaran juga tidak seheboh di Indonesia," tambahnya.

Jay baru bisa merasakan puasa di Indonesia saat duduk di kelas empat sekolah dasar dan merasakan suasana puasa yang berbeda dari yang ia rasakan sebelumnya.

"Saat itu baru merasakan puasa di Indonesia dimana masyarakatnya mayoritas berpuasa. Rasanya berbeda," ujar Jay.

Namun, meskipun sejak lahir Jay tumbuh di negeri orang, putra dari Laksamana Subiyakto itu sudah diajarkan budaya Indonesia oleh orangtuanya sejak ia masih kecil.

"Kalau di rumah harus menggunakan bahasa Indonesia dan diberikan bacaan komik berbahasa Indonesia. Orangtua saya berpesan meskipun kami tinggal di negeri orang tetapi tidak mengikuti budaya di sana melainkan menjadi duta Indonesia," jelas Jay.

(M047)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan