Selasa, 21 Februari 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Istri Disandera Preman, Saksi Kasus Wa Ode Lapor ke KPK

Posted: 21 Feb 2012 01:05 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha Haris Suharman, saksi dalam kasus dugaan suap pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID), melaporkan ancaman yang diterimanya dan keluarga ke Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (21/2/2012).

Haris mengatakan, istrinya mendapat teror bahkan sempat disandera sejumlah preman. Ia menduga, teror ini terkait posisi Haris sebagai saksi kasus dugaan suap PPID yang menjerat mantan anggota Badan Anggaran DPR, Wa Ode Nurhayati, dan pengusaha Fahd A Rafiq. "Saya ingin bertemu penyidik (KPK) sehubungan teror yang dialami istri saya," kata Haris di Gedung KPK, Jakarta.

Dia juga akan menyerahkan foto-foto kedatangan para preman itu kepada penyidik KPK. Haris menuturkan, penyanderaan tersebut terjadi pada Minggu pekan lalu. Saat itu, Haris tengah berada di luar kota, yaitu di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Ia menuturkan, sekitar 35 preman mendatangi rumah Haris dan menyandera istrinya selama lebih kurang dua jam. Selebihnya, Haris enggan menjelaskan lebih rinci kronologi penyanderaan itu. Dia juga mengaku telah berupaya meminta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sejak 16 Desember 2011. "Sampai hari ini saya belum mendapat surat balasan dari LPSK," ucapnya.

Haris dicegah bepergian ke luar negeri oleh KPK terkait kepentingan penyidikan kasus dugaan suap PPID 2011. KPK menetapkan dua tersangka kasus ini, yaitu Wa Ode Nurhayati dan Fahd A Rafiq. Selaku anggota Banggar DPR saat itu, Wa Ode diduga menerima suap senilai Rp 6 miliar dari Fahd. Pemberian suap itu terkait pengalokasian dana PPID di Aceh. Uang tersebut diduga diberikan Fahd melalui perantara Haris Suharman dengan cara transfer rekening ke staf pribadi Wa Ode, Sefa Yolanda.

Wa Ode mengungkapkan adanya keterlibatan pimpinan Banggar DPR dalam kasus ini. Wa Ode juga menuding Ketua Banggar, Melchias Markus Mekeng, bermain dalam kasusnya. Politikus Partai Amanat Nasional itu juga menduga kalau kasusnya ini merupakan skenario Partai Golkar.

"Saudara Haris kader dari tempat yang sama. Saudara Fahd kader dari tempat yang sama. Saudara Mekeng kader dari tempat yang sama. Saudara Nudirman kader dari tempat yang sama. Kawan-kawanlah yang tafsirkan sendiri," kata Wa Ode beberapa waktu lalu.

Mahasiswa KKN di Daerah Perbatasan

Posted: 21 Feb 2012 08:49 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 300 mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia akan menjalani kuliah kerja nyata (KKN) selama satu bulan di 14 titik terluar Nusantara. Kegiatan KKN ini dapat berjalan optimal berkat dukungan berbagai pihak, khususnya TNI yang menyediakan KRI sebagai sarana transportasi utama menuju lokasi KKN.

Pada Selasa (21/2/2012), Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Somantri dan tim KKN UI bertemu dengan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono untuk menyampaikan rencana pelaksanaan KKN yang keempat tahun 2012. Pertemuan berlangsung di Markas Besar TNI, Cilangkap.

Tim KKN UI direncanakan berangkat pada Juni 2012. KKN UI ini merupakan kegiatan KKN yang terbesar dan terluas di Indonesia karena menjangkau berbagai pulau terluar di Tanah Air. Program ini dimulai pada tahun 2009, dengan mengirim 71 mahasiswa ke Pulau Miangas. Program ini kini telah menjadi tradisi baru yang diminati banyak mahasiswa.

Pada 2010, sebanyak 117 mahasiswa "kuliah" di 11 titik terluar. Tahun lalu, KKN diikuti 157 mahasiswa di 12 titik terluar Nusantara. Mereka berlayar dengan empat KRI. Tidak hanya itu, para mahasiswa sebelum terjun memperoleh pembekalan khusus selama satu minggu di markas Marinir. 

Para mahasiswa yang ikut berasal dari berbagai fakultas, seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, Hukum, FISIP, MIPA, Teknik, Psikologi, Ekonomi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, dan Ilmu Komputer. Untuk mengikuti program ini, mahaiswa harus lulus seleksi. Proses seleksi dilakukan dalam beberapa tahap, yakni penyusunan esai, wawancara, seleksi kesehatan, fisik di Armada RI Kawasan Timur di Surabaya.

Tahapan seleksi itu dibutuhkan untuk mempersiapkan calon peserta agar mudah beradaptasi dengan segala keterbatasan hidup di pulau-pulau terdepan dan perbatasan. Mereka juga diajarkan kemahiran berenang, mengapung, dan penyelematan diri dalam keadaan darurat di kolam renang untuk kemudian dipraktikkan di laut di Surabaya. Pembekalan keterampilan berenang dan mengapung di laut dibimbing oleh Satuan Komando Pasukan Katak Armatim.

Setelah lulus ujian, mahasiswa diberangkatkan dengan KRI ke lokasi-lokasi tujuan. Di dalam kapal, para mahasiswa pun terus dibekali dengan pendidikan bela negara dan berbagai metode pemecahan masalah. Tujuannya agar saat berada di pulau-pulau tersebut mahasiswa sudah memiliki kemampuan berempati, sekaligus kemampuan bekerja sama dan menemukan solusi dari berbagai permasalahan riil di masyarakat.

Pada bulan Juni, para peserta KKN akan diberangkatkan ke, antara lain, Pulau Brass (Papua Barat), Pulau Maratua (Kaltim), Desa Senaning (Kalbar), Desa Jagoi Babang (Kalbar), Pintu Perbatasan Motaain dan Turiskai (NTT), Pintu Perbatasan Oepale, Pintu Perbatasan Wini, Kecamatan Warbai (Maluku).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan