Isnin, 5 Disember 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


PVMBG tetapkan radius rawan bencana Gamkonora 3,5 Km

Posted: 05 Dec 2011 06:18 AM PST

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono. (ANTARA)

Berita Terkait

Bandung (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menetapkan kawasan rawan bencana letusan Gunung Gamkonora (1.715 mdpl) di Ternate Maluku Utara dalam radius 2,5 Km - 3,5 Km dari kawah erupsi.

"Gunung Gamkonora merupakan salah satu gunung yang cukup aktif di Ternate, potensi bahayanya antara lain awan panas dan juga gas beracun," kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Surono di Bandung, Senin.

Erupsi Gunung Gamalama juga mengeluarkan material vulkanik, lava pijar, hujan abu serta lahar. Kepala PVMBG itu menyebutkan masyarakat di sekitar gunung api itu harus menghindar ke luar dari radius 3,5 kilometer atau keluar dari kawasan rawan bencana.

"Luncuran awan panas dan gas beracunnya harus diwaspadai saat erupsi Gamalama, berdasarkan pengalaman letusan itu selalu diikuti gas beracun," kata Surono.

Namun bagi di luar radius 3,5 kilometer cukup aman dari awan panas maupun gas beracun. Jarak 2,5-3,5 Km tersebut merupakan lokasi luncuran gas beracun yang kemudian akan menguap terbawa angin.

"Di dalam radius 2,5 Km - 3,5 Km masih termasuk rawan bencana khususnya ancaman gas beracun, namun di luar itu tidak berbahaya, namun masyarakat harus tetap waspada dan selalu berkoordinasi dengan aparat dan Satlak Bencana di daerah masing-masing," katanya.

Sementara itu PVMBG mengirimkan Tim Tanggap Darurat ke Pos Pengamatan Gunung Gamalama di Desa Marikurubu Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate.

Gunung Gamkonora terakhir meletus pada 2003, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Aktivitas gunung api itu dalam beberapa tahun terakhir berfluktuatif dan sejak 11 Mei 2008 masuk dalam status waspada atau Level III.

Selain Gunung Gamkonora empat gunung api lainnya berstatus siaga atau level III yakni Gunung Papandayan, Gunung Karangetang, Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.

(U.S033/Y003)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Menko Polhukam: hentikan kekerasan di Papua

Posted: 05 Dec 2011 05:28 AM PST

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto (FOTO ANTARA)

Berita Terkait

Video

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan agar segala bentuk kekerasan di Papua segera dihentikan.

Usai memimpin rapat koordinator bidang politik, hukum dan keamanan di Jakarta, Senin, ia mengatakan segala bentuk kekerasan di Papua harus dihentikan baik oleh aparat maupun kelompok bersenjata.

"Kondisi Papua yang damai sangat dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan," katanya.

Djoko juga mengimbau agar aparat tegas dalam menegakkan hukum, tetapi tidak boleh melakukan tindakan represif dan berlebihan.

"Jika ada aparat yang melanggar tentu kita hukum. Tindakan kekerasan harus dihentikan, selama ini penglihatan kita kekerasan seolah-olah hanya aparat pada masyarakat tapi di beberapa kasus, ada juga tindakan kelompok bersenjata pada masyarakat. Ini tindakan kriminal dan melanggar hukum," tutur Menko Polhukam.

Ia meminta semua pihak menyadari kehadiran aparat keamanan di Papua untuk penegakan hukum. Dia meminta sepak terjang aparat tidak dilihat sebagai teror atau kekerasan.

"Jika aparat melakukan pengejaran pada kelompok bersenjata, maka maksudnya adalah untuk menegakkan hukum," ujarnya.

Djoko menambahkan,"Kalau ada yang berlebih-lebihan pasti kita beri sanksi,".

Tindak kekerasan di Papua masih berlanjut hingga kini. Terakhir dua anggota Brimob tewas ditembak kelompok sipil bersenjata tidak dikenal.

Dua anggota Brimob dikabarkan meninggal. Mereka adalah Bripda Feriyanto Kaluku dan Bripda Eko Afriansyah, tewas dalam baku tembak dengan Organisasi Papua Merdeka di di Kali Semen Kampung Wandigobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Papua, akhir pekan lalu.

Terkait itu, Menko Polhukam menyatakan hingga kini aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan.
(T.R018/S024) 

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan