Jumaat, 23 Disember 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Perang dingin memanas antara Washington dan Hizbullah

Posted: 23 Dec 2011 08:34 PM PST

Beirut (ANTARA News) - Perang kata-kata memanas antara Hizbullah dan Washington, dengan tudingan dan bantahan-tudingan beterbangan antara dua musuh ketika krisis di Suriah menelan korban kelompok militan Syiah itu.

Perang dingin antara Hizbullah yang didukung Iran dan Suriah dengan Amerika Serikat -- yang memasukkan kelompok Lebanon itu dalam daftar hitam organisasi teroris -- kembali mengalir sesudah berlangsung puluhan tahun, lapor AFP.

Namun dengan gejolak politik di dunia Arab di puncaknya, ketegangan antar keduanya melejit.

"Tahun ini bukan yang pertama kali Hizbullah mengekspos jaringan intelijen, apakah bekerja untuk Amerika Serikat atau yang lain, dan kasus kriminal Amerika Serikat lawan Hizbullah sudah berlangsung berbulan-bulan," kata Paul Salem, kepala Pusat Timur Tengah Carnegie yang berbasis di Beirut.

"Namun tidak ada keraguan bahwa, mengingat apa yang sedang terjadi di Suriah berbarengan dengan penarikan AS dari Irak ... kami berada dalam fase tegangan tinggi dimana setiap orang menaikkan tekanan terhadap lawannya."

Permusuhan itu mulai mendalam awal tahun ini, ketika pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menuduh Badan Intelijen Pusat (CIA) menanamkan mata-mata di dalam hirarki partainya.

Pengumuman Nasrallah Juni, yang disambut partai tersebut sebagai "kemenangan" atas Amerika Serikat, menandai pengakuan infiltrasi pertama oleh gerakan yang didirikan pada 1982 itu.

Amerika Serikat mengajukan tuntutan kriminal terhadap serentetan institusi keuangan Lebanon yang diduga berhubungan dengan Hizbullah dengan alasan mereka terlibat di dalam skema masif guna menyalurkan ratusan juta dolar.

Otoritas federal AS mengatakan perusahaan-perusahaan itu merupakan bagian dari skema untuk mencuci ratusan juta dolar keuntungan dari perdagangan narkotika dan aktivitas kriminal lain untuk mendanai aktivitas Hizbullah.

Namun Hizbullah telah dengan kukuh menyangkal tuduhan-tuduhan itu, dimana orang nomor dua kelompok itu, Syeh Naim Qassem, menuduh Washington minggu ini melancarkan kampanye pelepotan terhadap kelompok muslim Syiah yang, katanya, tidak akan mengikuti jalan "yang dilarang agama."

Hizbullah menaikkan taruhan dengan menuduh "teroris" Amerika Serikat berada di belakang pemboman kembar di ibukota Suriah Jumat yang menewaskan 44 orang dan melukai 166 orang, menurut para pejabat.

"Pemboman yang mengakibatkan kematian dan cedera lusinan orang, terutama wanita dan anak-anak, adalah keahlian Amerika Serikat, induk terorisme," kata sebuah pernyataan yang dirilis gerakan tersebut Jumat.

Gerakan itu mengatakan timing pemboman, yang merobek dua kantor dinas keamanan di ibukota Suriah itu, secara jelas memberi sinyal "tindakan balas dendam berdarah, pengecut" terhadap "kekalahan" AS di Irak.

Para analis mengatakan krisis di Suriah, yang menyediakan Lebanon perbatasan terbuka satu-satunya, telah memberi pukulan terhadap Hizbullah yang sekarang harus menghadapi kemungkinan masa depan tanpa sekutu regional utama.

Dan ketika struktur kekuatan bergeser di Timur Tengah, para pakar mengatakan tekanan Barat terhadap gerakan militan Lebanon akan terus meningkat selagi kelompok itu berisiko kehilangan dukungan yang diberikan oleh rezim yang sedang berjuang Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Tuduhan terakhir AS terhadap Hizbullah adalah ... bagian dari kampanye luas terhadap poros Suriah-Iran-Hizbullah," kata Amal Saad-Ghorayeb, pengarang buku yang akan datang "The Iran Connection: Understanding the Alliance with Syria, Hezbollah and Hamas."

"Kami hanya akan melihat lebih banyak tuduhan-tuduhan ini," kata Saad-Ghorayeb kepada AFP.

"Amerika Serikat sadar bahwa ... Hizbullah sudah kehilangan dukungan di wilayah itu karena Suriah, jadi kini adalah saatnya untuk menodai reputasinya, untuk bergerak dari mencap kelompok itu sebagai teroris menjadi benar-benar mengkriminalkannya." (K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

30 ribu perempuan Prancis diimbau angkat silikon payudara

Posted: 23 Dec 2011 06:32 PM PST

foto ilustrasi silikon untuk implan di tubuh (istimewa)

Berita Terkait

Video

Pairs (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan Prancis akhir pekan ini  menyarankan 30.000 perempuan yang pernah melakukan cangkok payudara oleh Poly Implant Prothese (PIP), yang kini bangkrut, agar mengangkat silikon tersebut.

Kementerian itu menyatakan tak ada bukti risiko kanker dari silikon tersebut namun benda itu dapat robek dan menimbulkan bahaya.

Perempuan yang melakukan pencangkokan oleh PIP "tak menghadapi risiko kanker yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang melakukan pencangkokan dengan bahan produksi perusahaan lain", demikian antara lain isi pernyataan Kementerian Kesehatan. Tapi  ada "risiko yang sangat kuat mengenai robeknya silikon tersebut".

Menteri Kesehatan Prancis Xavier Bertrand menyerukan pengangkatan silikon mereka sebagai "langkah pencegahan", demikian laporan AFP

Asuransi medis yang didukung negara akan membayar biaya pengangkatan silikon itu, tapi yang akan ditanggung hanya perempuan yang melakukan pencangkokan sebagai bagian dari operasi rekonstruksi, dan bukan karena alasan kecantikan.

Biaya total bagi asuransi sosial diperkirakan berjumlah sebanyak 60 juta euro.

Perusahaan Poly Implant Prothese (PIP), yang sekarang bangkrut, ditutup dan produknya dilarang sejak tahun lalu setelah perusahaan tersebut mengungkapkan telah menggunakan gel silikon yang tak mendapat pengesahan medis. Silikon itu juga memiliki tingkat kerobekan yang sangat tinggi pada bahan pencangkoknya.

Karena menghadapi kesulitan keuangan, perusahaan itu --yang pernah menjadi produser silikon pencangkokan terbesar ketiga di dunia, mengganti silikon tingkat-medis di dalam produknya dengan bahan yang memiliki kekuatan industri.

Dokumen yang diperoleh AFP memperlihatkan puluhan ribu perempuan di lebih dari 65 negara, terutama di Amerika Selatan dan Eropa barat, menjalani operasi cangkok payudara dengan bahan yang diproduksi PIP --yang menghentikan perdagangan tahun lalu.
(C003)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan