Ahad, 4 Disember 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Nomo Koeswoyo ajak warga Boyolali bernostalgia

Posted: 04 Dec 2011 02:36 AM PST

Boyolali (ANTARA News) - Nomo Koeswoyo, musisi Koes Bersaudara, mengajak para penonton untuk bernostalgia mengingat lagu-lagu kenangan yang pernah hits dieranya di GOR Pemda Boyolali, Jawa Tengah, Minggu.

Nomo, tanpa ditemani anggota Koes Bersaudara, tampil di hadapan ratusan penonton di Boyolali dengan diiringi grup band lokal langsung melantunkan lagu-lagu di masa 1960-an hingga 1970-an.

Nomo mengawali dengan lagu berjudul "Rindu", kemudian "Merapi" yang menggambarkan akibat bencana gunung di perbatasan antara Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

Ayah dari Chicha dan Helen Koeswoyo, keduanya pernah menjadi penyanyi cilik era 1970-an, itu juga membawakan lagu "Kahanan", "Bunga-bungan Biru", "Hanya Senyum untuk Bangsaku", dan lagu terakhir yang legendaris "Kembali". Ia juha mengajak para penonton ikut bernyanyi mengenang pada masanya.

Menurut dia, lagu "Kembali" tersebut diciptakan Tonny Koeswoyo (kini almarhum) dan dinyanyikan saat Nomo kembali bergabung ke saudara-saudaranya dalam kelompok musik Koes Bersaudara, selepas mendirikan No Koes. Koes Bersaudara didirikan pada 1960, diperkuat selaian dirinya, juga Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, dan Yok Koeswoyo.

Nomo Koeswoyo rencananya juga tampil di empat kota di Jateng, yakni Solo, Wonogiri, Kudus, dan Sragen bersama pemusik senior lainnya, seperti Muri yang drumer Koes Plus, Mus Mujiono, dan Koes Plus Junior.

Penyanyi dan gitaris andal musik jazz Mus Mujiono, yang tampil di hadapan penonton di Boyolali, juga membawakan lagu-lagunya pada masa 1969 hingga 1980-an.

Adik dari penyanyi serba bisa Mus Mulyadi tersebut pertama menembangkan lagu "Tanda-tanda", yang populer dinyanyikan pada tahun 1980-an., kemudian disusul "Helo Sayang", dan "Satu Jam Lagi".

Mus Mujiono tidak ketinggalan menembangkan lirik "Arti Kehidupan" yang mengajak para penonton bernyanyi bersama. Lagu "Suara Hati" dan "Mesra" mengakhiri penampilannya di Boyolali. (*)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Warga Sumsel nobar film "Pengejar Angin"

Posted: 03 Dec 2011 07:38 PM PST

Film Pengejar Angin Aktor senior Mathias Muchus (tengah) bersama, Lukman Sardi (kiri) dan Wanda Hamidah (kanan) saat konferensi pers film "Pengejar Angin" di Gandaria City, Jakarta, Senin (31/10). Film karya Hanung Bramantyo tersebut berkisah tentang SEA Games di Palembang. (FOTO ANTARA/Agus Apriyanto)

Berita Terkait

Palembang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan memprogramkan nonton bersama masyarakat film "Pengejar Angin".

Penanggung jawab film Pengejar Angin, Robby Kurniawan di Palembang, Minggu mengatakan, setelah film itu usai ditayangkan di bioskop pihaknya akan melaksanakan nonton bersama dengan masyarakat.

Mengenai nonton bersama itu akan diutamakan di Kabupaten Lahat dan Muara Enim tempat film tersebut diproduksi, ujar dia lagi.

Pemutaran ulang film yang menceritakan perjuangan atlet dalam kehidupan itu agar masyarakat lebih memahami arti kehidupan, ujarnya.

"Walaupun perjuangan cukup berat tetapi masyarakat harus tabah dan itu salah satu isi cerita film yang sekarang ini sudah masuk nomonasi Festival Film Indonesia," katanya.

Oleh karena itu film yang kebanyakan dibintangi masyarakt Sumsel itu harus disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat yang diharapkan nantinya mereka semakin termotivasi dalam mencapai kehidupan.

Film yang mulai ditayangkan awal November 2011 di bioskok 21 tersebut merupakan produksi daerah dengan menggunakan dana APBD. (U005/M009)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan