Ahad, 13 November 2011

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Astrid Ellena : Saya Tidak Ingin Hadiah Apapun

Posted: 13 Nov 2011 09:03 AM PST

BERHASIL mencetak prestasi membanggakan, Astrid Ellena mengaku tak inginkan hadiah apapun dari orang tercinta. Benarkah?
 
Sebuah prestasi mengagumkan sempat ditorehkan Astrid Ellena saat mengikuti ajang Miss World 2011. Dara berusia 21 tahun tersebut berhasl menembus 15 besar finalis Miss World berkat jalur fast track "Beauty with a purpose".
 
Pencapaian ini merupakan tonggak baru bagi sejarah Miss Indonesia, yang membuktikan bahwa Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara luar. Sebagai prestasi bersejarah, kebahagiaan tercipta bagi pendukung setia dan orang-orang terdekat wanita yang akrab disapa Ellen itu.
 
Sebagai luapan kegembiraan atas pencapaian tersebut, Ellen mendapatkan tawaran hadiah menarik. Uiknya, hadiah yang akan diberikan bisa disorder langsung berdasarkan keinginan Ellen.
 
Lantas, hadiah apa yang didambakan mahasiswi Universitas Pelita Harapan tersebut?
 
"Tidak ada hadiah khusus dan saya pun juga tidak mengharapkan apapun," ujarnya ketika ditemui okezone di sela-sela syuting filler Miss Indonesia 2012 di TMII, Jakarta Timur, baru-baru ini.
 
Ketika disinggung soal ayahnya, DR Frederich Yunadi SH LL M yang ingin memberikan tawaran hadiah pada Ellen, dia menanggapinya dengan ramah.
 
"Tidak perlulah. Sepertinya sudah tercukupi semuanya,"  katanya bijak.
(tty)

Full content generated by Get Full RSS.

Show di JFW, Desainer Jangan Puas Menjadi Terkenal

Posted: 13 Nov 2011 02:14 AM PST

BERBAGAI perhelatan fesyen digelar di Indonesia sebagai ajang pamer kreativitas desainer. Setelah terkenal, desainer diharapkan mampu menjawab pesanan pasar.

Desainer Tanah Air boleh berlega hati dengan banyaknya pergelaran busana yang dihelat dalam berbagai event, mulai yang berkala tahunan seperti trend show Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia APPMI , ajang kawasan seperti Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF), hingga yang bertaraf internasional seperti Jakarta Fashion Week (JFW). Namun, panggung mode yang disediakan tak seharusnya membuat desainer berpuas diri.

"JFW sudah menjalankan fungsinya, membangun platform untuk mempromosikan keberadaan desainer, kemudian desainer dapat ekspos. Masalahnya, untuk mengolahnya terpulang ke desainer, pengembangan bisnis dan usaha, bukan sekadar keglamoran," kata desainer senior sekaligus penasihat APPMI Musa Widyatmodjo ketika berkunjung ke redaksi okezone di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

JFW 2012 menempatkan posisi sebagai catwalk bagi desainer senior maupun desainer yang baru merintis nama di panggung mode untuk memamerkan koleksi mereka. Dengan mengundang banyak media nasional maupun asing, ajang yang dihelat untuk keempat kalinya ini tentu menjadi sarana ekspos yang sangat efektif.

Namun menurut Musa, pencapaian tersebut tidaklah cukup. Glamoritas karya desainer harus dijawab dengan ketersediaan busana mereka untuk menjawab kebutuhan pesanan pelanggan.

"Misalnya, baju Tex Saverio dipakai Lady Gaga, saya bangga dan senang, cuma agak sedih. What's next? Ada enggak keberlanjutan dengan Gaga atau bagaimana mengkomersialisasikan rancangannya. Itu PR (pekerjaan rumah-red) selanjutnya. Bukan hanya menjadi terkenal atau dipakai orang terkenal, ujung-ujungnya nanti hanya menjadi sejarah," ujarnya.

Desainer Indonesia, menurut Musa, harus memahami konsep industri fesyen di mana ketersediaan busana menjadi hal yang semestinya bisa dipenuhi. Tujuannya, agar busana yang dirancang tidak hanya dipakai kalangan tertentu.

"Georgio Armani terkenal, dipakai artis, orang bisa beli bajunya. Kalau Tex, dia terkenal, tapi orang mau beli bajunya, bagaimana? Akhirnya customer kecewa, itu pemahaman tentang industri fesyen. Desainer mau jadikan ini (perhelatan mode-red) peluang atau musibah, kan tergantung dia," tutupnya. (ftr)

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan