Khamis, 17 November 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


44 Persen Korban Kecelakaan Lalulintas, Pelajar

Posted: 17 Nov 2011 07:36 AM PST

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sekitar 44 persen korban kecelakaan lalu lintas dari 1.090 kasus yang ada di Provinsi Kalimantan Barat, sejak Januari hingga November 2011 dari kalangan pelajar, kata Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Brigadir Jenderal (Pol) Unggung Cahyono.

"Saya sangat prihatin dengan tingginya korban Lakalantas dari kalangan pelajar," kata Unggung Cahyono saat memberikan sambutannya pada sosialisasi UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bagi guru SD hingga SMA di Pontianak, Kamis (17/11/2011).

Ia menjelaskan, penyebab tingginya korban kecelakaan lalu lintas dari kalangan pelajar karena kebanyakan dari mereka masih belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor.

"Kami sudah menyurati sekolah-sekolah terutama SMP agar melarang siswa-siswi untuk tidak menggunakan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi ke sekolah karena membahayakan keselamatan mereka dan orang lain," kata Unggung.

Data Ditlantas Polda Kalbar mencatat, dari Januari hingga November telah terjadi sebanyak 1.090 kasus Lakalantas, sebanyak 429 orang diantaranya meninggal dunia, 649 orang mengalami luka berat dan 991 mengalami luka ringan.

Menurut Kapolda Kalbar, penyebab utama masih tingginya kasus Lakalantas sehingga menyebabkan kematian karena kelalaian manusia.

Ia menjelaskan, tingginya kasus Lakalantas terutama bagi pengguna kendaraan bermotor karena banyak yang membawa kendaraannya semaunya saja, seperti melanggar rambu-rambu lalu lintas tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain.

"Sebaiknya mereka menggunakan transportasi umum seperti bus sekolah ataupun diantar oleh orang tua," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengatakan, perbaikan infrastruktur dan sarana jalan lainnya seperti pemasangan rambu-rambu lalulintas termasuk tugas Pemerintah Kota Pontianak dalam menyediakannya.

"Seluruh jalan-jalan sudah dipasang rambu-rambu lalu lintas sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk melanggarnya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyambut baik langkah Polda Kalbar yang telah melakukan sosialisasi UU lalu-lintas agar Kota Pontianak aman dan nyaman serta memberikan kenyamanan bagi semua masyarakat yang menggunakan jalan.

Full content generated by Get Full RSS.

Tidak Ada Kelompok Separatis di Merauke

Posted: 17 Nov 2011 07:35 AM PST

Papua

Tidak Ada Kelompok Separatis di Merauke

Erwin Edhi Prasetyo | Marcus Suprihadi | Kamis, 17 November 2011 | 15:35 WIB

MERAUKE, KOMPAS.com- Komandan Kodim 1707/Merauke Letkol Inf Adri Koesdyanto menegaskan, tidak ada kelompok separatis di wilayah Merauke, Papua. Kondisi wilayah Merauke yang selama ini aman dan damai akan tetap dipertahankan dan dijaga bersama semua pihak.

"Kita bersama masyarakat adat sama-sama menjaga dan menciptakan rasa aman dan damai di Merauke ini," ungkap Adri, seusai pertemuan tertutup berbagai pihak, di antaranya Pemerintah Kabupaten Merauke, Kodim 1707/Merauke, tokoh agama, tokoh masyarakat adat, Lembaga Masyarakat Adat Marind, dan Dewan Adat Papua Wilayah V Animha Merauke, serta Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Merauke. Pertemuan berlangsung di Merauke, Papua, Kamis (17/11/2011).

Adri mengungkapkan, dalam pertemuan itu semua pihak bersepakat bersama-sama menjaga dan mempertahankan Merauke sebagai zona damai. Masyarakat adat Marind menyatakan komitmen tidak akan terpancing dengan gerakan-gerakan yang dapat memunculkan kerawanan sosial dan ganguan keamanan.

Terkait isu pengibaran bendera bintang kejora pada 1 Desember, Adri memastikan, tidak akan ada pengibaran bendera di Merauke. Dari dewan adat dan KNPB berkomitmen tidak akan ada pengibaran dan gejolak. "Itu komitmen dari mereka sendiri," katanya.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan