Selasa, 20 September 2011

Sindikasi welcomepage.okezone.com

Sindikasi welcomepage.okezone.com


Pelajar Bawa Celurit Jadi Bulan-Bulanan Warga

Posted: 20 Sep 2011 01:06 AM PDT

BOGOR- Maraknya tawuran pelajar, membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor Jawa Barat merazia gerombolan pelajar di setiap lokasi yang rawan terjadi tawuran. Saat dirazia sejumlah pelajar kedapatan tengah membawa senjata tajam berupa celurit dan gear.

Akibatnya, warga yang geram langsung menghujani pukulan kepada pelajar tersebut saat hendak digiring petugas. Selain itu, petugas juga menyisir sejumlah halte yang biasa menjadi tongkrongan pelajar. Sedikitnya puluhan pelajar berhasil dijaring dalam razia ini, Selasa (20/9/2011)

Petugas mendapati senjata tajam yang rata-rata sengaja disembunyikan pelajar di dalam tasnya. Warga yang melintas dan geram dengan para pelajar langsung menghujani pukulan terhadap pelajar. Beruntung petugas berhasil mengevakuasi para pelajar yang nyaris menjadi bulan-bulanan warga

Akibar razia ini, sejumlah ruas jalan sempat macet, lantaran banyak warga dan pengguna jalan lainnya menonton aksi bulan-bulanan warga. Pelajar yang berhasil dijaring rencananya akan langsung diserahkan kepada pihak kepolisian.

Aksi tawuran pelajar yang kembali marak terjadi akhir-akhir ini memang membuat miris potret pendidikan di Indonesia. Bahkan warga Bogor meminta kepada pihak berwajib untuk memberikan sanksi tegas kepada para pelaku tawuran yang kerap meresahkan tersebut.

(Endang Gunawan/Global/ugo)

Universitas Oxford Luncurkan Produk Furniture

Posted: 20 Sep 2011 01:04 AM PDT

INGGRIS – Universitas Oxford melakukan terobosan baru untuk mendulang pendapatan. Universitas yang berbasis di Inggris ini meluncurkan produk furniture. Nama Oxford akan ditempatkan dalam koleksi sofa, meja makan dan aksesoris interior.  
Koleksi furniture yang dijual termasuk washbag bergaris dan karpet dengan pola ubin marmer. Barang-barang berupa meja, koper hingga bola kulit telah diluncurkan dalam pameran dagang Maison et Objet di Paris, pekan lalu.
 
Produsen furniture Oxford kepada Daily Telegraph, Selasa (20/9/2011) menyatakan, mereka sedang dalam negosiasi untuk menjual koleksinya di Harrods, John Lewis, dan Selfridges.
 
Sebuah rak buku senilai 3.800 poundsterling atau setara dengan Rp54 juta (Rp14.216 per poundsterling) dilabeli Bodleian Library, sementara nama tabib pada zaman Raja William III, John Radcliffe, dilabeli dalam sebuah meja tulis berwarna merah yang seharga 1.700 poundsterling (Rp24 juta).
 
Oxford Collection dilabeli dalam produk meja makan seharga 2.650 poundsterling (Rp37 juta). Meja ini digambarkan sebagai meja makan gaya Harry Potter. Memang, banyak adegan dalam film blockbuster tersebut yang dilakukan di Great Hall Hogwarts, termasuk di ruang makan Christ Church.

Perusahaan lisensi asal Hong Kong, Halo Licensing, adalah perusahaan yang membeli hak untuk memproduksi furniture ini. Direktur Halo Licensing, Serge Gander menyatakan, produknya terinspirasi sejarah yang berlangsung selama 800 tahun di Oxford.
 
"Rak buku ini terinspirasi sebuah pintu. Sofa adalah reproduksi dari sofa yang saya ditemukan di ruang bersama senior. Kami memiliki meja kopi menakjubkan yang terinspirasi dari langit-langit perguruan tinggi dan karpet lantai yang terinspirasi Christ Church," ujarnya.
 
Produsen menyebutkan, tagret pasar produk ini untuk mantan mahasiswa dan konsumen asal China yang kaya. "Masyarakat baru Cina mencintai era lama dan barang-barang yang benar-benar otentik," katanya.
 
Kesepakatan penjualan hak merek dinegosiasikan oleh Oxford Limited, anak perusahaan dari universitas yang mengelola logo dan hak cipta kampus. Oxford Limited menghasilkan panduan untuk menarik perusahaan memproduksi barang bermerek Oxford. Panduan ini mengatakan, Oxford meminjamkan mereknya untuk produk berkualitas tinggi yang diposisikan sebagai produk berkualitas tinggi.
 
Tapi usaha komersil dari kampus ini ditentang para dosen. Merek menilai perabotan tersebut sebagai "tidak pantas".
 
Profesor Emeritus di Christ Chruch, Peter Oppenheimer menilai, hal ini vulgar, tidak pantas, dan tidak sah dilakukan oleh universitas pada umumnya.
 
Oppenheimer berkomentar soal kursi "untuk pengajar" seharga 780 poundsterling (Rp11 juta) yang dipenuhi lambang universitas.  "Tidak ada kursi pengajar, mereka duduk di kursi apapun yang tersedia," ujar Oppenheimer.
 
Hal senada disampaikan pengajar Bahasa Inggris di Keble College, Diane Purkiss. "Kami mungkin berada di universitas paling terkenal dan merupakan merek bergengsi di dunia, tapi saya pikir mungkin sudah saatnya untuk berhati-hati dalam menjual merek yang terlalu bebas dan murahan," ujarnya.
 
Namun, Purkiss mengaku, para dosen akan lebih bersimpati dengan usaha universitas jika hasil penjualan digunakan untuk beasiswa dan kegiatan belajar.
(rhs)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan