Selasa, 20 September 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Serikat Buruh Tutup Ladang Minyak di Kolombia

Posted: 21 Sep 2011 02:58 AM PDT

Serikat Buruh Tutup Ladang Minyak di Kolombia

Eny Prihtiyani | Robert Adhi Ksp | Rabu, 21 September 2011 | 09:58 WIB

Guardian

Sebuah ladang minyak

TERKAIT:

BOGOTA, KOMPAS.com - Serikat pekerja perusahaan minyak di Kolombia, Rubiales Energy Corpoation mogok kerja, Selasa (20/9/2011). Akibatnya aktivitas pemompaan minyak yang berkisar 225.000 barel per hari pun terhenti. Mereka menuntut kenaikan upah dan tunjangan kesehatan.

Pemogokan tersebut membuat produksi minyak di Kolombia, yang memasok sekitar 25 persen produksi minyak di Amerika Selatan menjadi tidak maksimal

Aksi serikat buruh dilakukan dengan memblokir jalan di kawasan pabrik. Perwakilan Rubiales Energy mengatakan pemogokan tersebut membuat produksi minyak di Kolombia, yang memasok sekitar 25 persen produksi minyak di Amerika Selatan menjadi tidak maksimal. Selama pemogokan hari Selasa, operasi pabrik dihentikan. Protes serupa pernah terjadi pada pertengahan Juli lalu.

Para buruh menuntut upah sekaligus perbaikan kondisi kerja dan tunjangan kesehatan. Rubiales mengoperasikan penambangan minyak bersama dengan perusahaan minyak milik negara, Ecopetrol. Total pekerjanya mencapai 12.000 orang. 

 

Bendera Baru Libya Berkibar di Gedung PBB

Posted: 21 Sep 2011 02:53 AM PDT

Laporan dari New York

Bendera Baru Libya Berkibar di Gedung PBB

Anastasia Joice | Robert Adhi Ksp | Rabu, 21 September 2011 | 09:53 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Bendera baru Libya berkibar untuk pertama kalinya di gedung Perserikatan Bangsa-bangsa pada Selasa (20/9/2011) waktu New York. Sementara Presiden AS Barack Obama meminta agar para pengikut Kaddhafi berhenti bertikai.  

Para pemimpin internasional di Sidang Majelis  Umum Perserikatan Bangsa-bangsa memuji Libya dan diri mereka sendiri karena Kaddhafi telah berhasil disingkirkan dengan pemberontakan  yang didukung oleh NATO.  

Sekjen PBB Ban Ki-moon menyambut pemimpin baru Libya ke dalam komunitas internasional. "Hari ini, kita harus sekali lagi menanggapi dengan kecepatan dan keputusan cepat. Ini adalah saatnya perdamaian dan konsolidasi," kata Ban, seperti dilaporkan wartawati Kompas, Anastasia Joice Tauris Santi dari New York, AS, Rabu (21/9/2011) pagi WIB.  

Pemimpin Libya yang baru kembali kepada bendera lama  yang sudah digunakan sejak tahun 1951 hingga 1977 ketika Kaddhafi memerintah selama 42 tahun. Ketika masa berkuasa, Kadhafi menggunakan bendera hijau. Sementara bendera baru ini berwarna hitam, merah dan hijau dengan gambar bintang.  

Pemimpin baru Libya akhirnya diakui oleh Uni Afrika Selasa ini. Namun, mereka masih menghadapi tantangan bagaimana mempersatukan Libya yang terpecah secara suku, kawasan dan ideologi.   Mustafa Abdul Jalil, pemimpin Dewan Transisi Libya mengatakan akan terus mendukung semangat toleransi dan rekonsiliasi.  

Tiada ulasan:

Catat Ulasan