Ahad, 24 Julai 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Festival Kesenian Tampilkan Sendratari Bima Suci

Posted: 24 Jul 2011 06:18 AM PDT

Kulon Progo (ANTARA News) - Festival Kesenian Tradisional di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, antara lain menampilkan Sendratari Bima Suci, yang menceritakan ketangguhan tokoh Bima.

Sendratari yang dibawakan sejumlah penari dari Paroki Promomasan, Kulon Progo itu, merepresentasikan ketangguhan, keunggulan, dan kesempurnaan tokoh Bima yang berhasil memperoleh dan melaksanakan "ilmu sejati".

Menurut pengarah Sendratari Bima Suci, Gregorius Puspito Sukindro, "ilmu sejati" itu menunjukkan jalan kembali menyatu dengan Tuhan Yang Maha Esa di taman kemuliaan abadi.

"Bima Suci adalah Raden Bratasena yang telah berhasil mendapatkan `ilmu sejati`, yaitu `ilmu sangkan paraning dumadi`, melalui petunjuk Sang Begawan Durna," katanya.

Ia mengatakan dalam cerita sendratari ini, Raden Bratasena adalah putra II Dewi Khunti dengan mendiang Raja Pandhu Dewanata.

Bratasena adalah satria yang gagah perkasa, tidak gentar dalam menghadapi segala rintangan, walaupun harus terjun ke samudera untuk mendapatkan yang diinginkan, agar cita-citanya tercapai.

"Raden Bratasena adalah sosok satria yang sangat patuh dan menghormati orang tua, serta sayang kepada saudara-saudaranya," katanya.

Menurut dia, Sendratari Bima Suci mengandung pesan bahwa manusia seyogyanya hidup dengan menjunjung nilai-nilai luhur budaya bangsa.

"Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa," katanya.

Ia mengatakan, demikian pula halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial, turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia.

"Oleh karena itu, Sendratari Bima Suci mengajak masyarakat untuk menjunjung budaya adiluhung dan epidemi bangsa sebagai nilai kearifan lokal yang santun, saling menghormati, arif bijaksana, dan religius," katanya.

Namun, kata dia, kondisi saat ini cukup memprihatinkan, karena masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, anarkisme, kasar, dan tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya.

"Fenomena ini dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa yang terkenal dengan ramah, santun, berbudi pekerti luhur, serta berbudi mulia," katanya.

Festival Kesenian Tradisional yang berlangsung di Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, diselenggarakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Kulon Progo.

Peserta festival ini empat paroki, di antaranya Paroki Nanggulan, Brosot, dan Paroki Kalibawang. Setiap paroki menampilkan kesenian tradisional yang dibawakan 50 penari.

Ketua panitia festival Yohanes Advent Tody mengatakan festival mengusung tema "saiyeg saeka kapti, memetri rukuning sesami", atau kebersamaan menjaga kerukunan antarwarga masyarakat.

Festival ini, kata dia untuk memperebutkan piala dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, DPRD Provinsi DIY, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, serta Keuskupan Agung Semarang.(*)
(ANT-159/M008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

"Yacht Rally" Sail Wakatobi-Belitong Dilepas di Darwin

Posted: 23 Jul 2011 05:30 PM PDT

Sail Wakatobi-Belitung 2011 (FOTO ANTARA/Istimewa)

Kegiatan ini diikuti sebanyak 111 peserta dari 18 negara.

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Perlombaan "yacht rally" Sail Wakatobi-Belitong 2011 secara resmi telah dilepas oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwynn Jusuf di Darwin, Northern Territory, Australia, Sabtu (23/7).

"Kegiatan ini diikuti sebanyak 111 peserta dari 18 negara," kata Gellwynn dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad.

Jumlah tersebut, menurut Sekjen KKP, merupakan peningkatan dari pelaksanaan "yacht rally" tahun sebelumnya yang diikuti 107 peserta.

Para peserta "yacht rally" akan berkeliling ke sebanyak 21 kabupaten yang terdapat di Indonesia.

Rute dari ke-21 kabupaten yang akan dilintasi para peserta rencananya adalah dimulai dari Kupang atau Saumlaki hingga di Belitong atau Batam.

Para peserta "yacht rally" itu sendiri usai dilepas di Australa akan terbagi ke dalam dua tim, yaitu ke arah timur yang akan tiba di Saumlaki pada tanggal 26-30 Juli 2011, kemudian berlanjut ke Ambon, Buru, Wakatobi, Bau-Bau, dan Makasar.

Sementara tim yang ke arah barat dijadwalkan tiba di Kupang pada tanggal 27-31 Juli 2011, kemudian berlanjut ke Alor, Lembata, Ende dan Alung.

Kedua tim selanjutnya akan bertemu kembali di Labuan Bajo pada tanggal 31 Agustus-5 September untuk bersama-sama melanjutkan perjalanan ke Lombok Utara, Bali, Karimun Jawa, Kumal dan Belitung pada tanggal 5-12 Oktober 2011 sebelum berakhir di Singapura.

Pelaksanaan Sail Wakatobi-Belitong (SWB) 2011 memiliki empat tujuan, yaitu menggalang keterpaduan pemanfaatan potensi daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjadikan Wakatobi (Sultra) dan Belitong (Babel) sebagai destinasi wisata, menciptakan "the best sailing passage", dan menjadikan potensi kelautan perikanan Sultra dan Babel sebagai sumber pembangunan daerah yang berkelanjutan.

Selain "yacht rally", kegiatan utama lainnya dalam SWB 2011 adalah operasi Bhakti Surya Baskara Jaya, seminar nasional dan internasional, lintas nusantara remaja pemuda bahari, dan pameran produk perikanan.

Sedangkan puncak acara sendiri dilaksanakan di Pantai Sombu Wakatobi pada 23-29 Agustus dan pada 5-12 Oktober di Pantai Tanjung Kelayang Belitung yang rencananya dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kegiatan SWB merupakan kelanjutan dari acara serupa yaitu Sail Bunaken di Sulawesi Utara pada 2009 dan Sail Banda di Maluku pada 2010.

(M040)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan