Ahad, 9 Januari 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


AS Minta Twitter Bongkar WikiLeaks

Posted: 09 Jan 2011 04:10 AM PST

WASHINGTON - Penyelidik federal Amerika Serikat (AS) ingin agar Twitter membongkar semua data spesifik milik pihak-pihak yang terlibat dalam pembocoran dokumen rahasia AS. Mereka yang dimaksud adalah pendiri WikiLeaks, Julian Assange, prajurit muda AS sekaligus tertuduh informan WikiLeaks Bradley Manning, dua orang pakar komputer dan seorang lainnya dari Islandia.

Adapun data-data yang diminta AS kepada Twitter adalah berupa pesan-pesan rahasia, informasi kontak, nomor akun bank serta data-data personal lainnya.

Seperti dilansir The Telegraph, hakim di distrik Virginia, AS telah meminta pengelola Twitter menyerahkan data-data tersebut sejak bulan lalu.

Pengelola Twitter sendiri masih menolak berkomentar. Namun, mereka mengatakan sudah menjadi kebijakan dari perusahaan untuk menginformasikan kepada pengguna bahwa pemerintah pernah membuat permintaan semacam itu. Banyak pihak menduga Twitter akan menolak permintaan ini demi kerahasiaan pengguna.

Permintaan ini adalah lanjutan dari usaha penyelidikan federal terkait bocornya sejumlah besar dokumen rahasia milik Kedutaan Besar AS di luar negeri.

Usaha AS ini juga akan memunculkan isu baru seputar kerahasiaan online. Pesan berantai dan debat yang berkembang di dunia maya, khususnya di Twitter, memang memegang peran penting bagi mereka yang ingin mendukung atau mengkritik WikiLeaks.
(fmh)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Sudan Selatan Akan Tentukan Masa Depan

Posted: 09 Jan 2011 03:02 AM PST

JUBA - Ribuan warga Sudan selatan akan segera melewati saat-saat yang
menentukan masa depan mereka.
Sebuah referendum akan dilakukan untuk menentukan nasib mereka.

Di lokasi tempat pemungutan suara di seluruh Ibu Kota Provinsi, Juba, ratusan pemilih sudah mengantri untuk memberikan suaranya sejak subuh hari sebelum fajar menyingsing.

Mereka tampak bersemangan memberikan suara yang akan menentukan apakah Sudan selatan akan berpisah atau tetap ada di bawah pemerintah pusat Sudan di Khartoum. Referendum ini digelar karena wilayah ini terus diguncang konflik sejak lima dekade lalu.

"Kami berbaris di sini untuk melangkah menuju kemerdekaan," ujar salah seorang calon pemilih David Akol seperti dilansir AFP pada Minggu (9/1/2011).

Referendum ini merupakan buah perjuangan kelompok pemberontak yang dipimpin John Garang. Ironisnya, Garang meninggal tidak lama setelah dirinya berhasil memaksa pemerintah Khartoum menandatangani perjanjian dengan pihak pemberontak.

Perjanjian tersebut pada akhirnya berhasil membawa Sudan selatan pada sebuah referendum yang digelar hari ini. "Hari yang sudah lama kami tunggu-tunggu akhirnya tiba. Saya datang ke sini pagi-pagi sekali karena saya sangat ingin memberikan suara saya," ujar Yar Mayon, seorang pemilih yang masa hidupnya lebih banyak dihabiskan di kamp pengungsian di Ethiopia dan Kenya.

"Kami telah terjebak dalam situasi konflik selama bertahun-tahun. Namun, referendum ini pada akhirnya akan membuat kami berpisah (dari Sudan). Perpisahan ini juga untuk tujuan damai. Matahari akan segera menyinari Sudan Selatan yang merdeka," lanjutnya dengan penuh keyakinan.

Pemungutan suara akan berlangsung selama tujuh hari, dimulai dari hari ini, mulai pukul delapan pagi hingga lima sore waktu setempat.(fmh)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan