Selasa, 2 Julai 2013

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Survei: Mayoritas Kekerasan Bersenjata Terjadi di Luar Daerah Konflik

Posted: 02 Jul 2013 12:45 PM PDT

JENEWA, KOMPAS.com - Sebuah survei mendapatkan data ratusan ribu orang tewas karena kekerasan bersenjata di luar daerah konflik atau perang. Mayoritas korban adalah perempuan, dengan pelaku adalah orang dekat mereka. Pembunuhan pun rata-rata dilakukan dengan senjata, termasuk senjata api.

Survei tahunan dari Graduate Institut sebagaimana dilaporkan kantor berita AP, menyebutkan 526 ribu orang tewas dalam kekerasan bersenjata sepanjang 2004 sampai 2009. Dari jumlah itu, 90 persen korban tewas bukanlah mereka yang terlibat perang saudara atau konflik internasional.

Dalam survei itu didapatkan pula bahwa antara 42 sampai 60 persen kekerasan ini melibatkan senjata api. Warga sipil pun diketahui memiliki sekitar seperempat dari 875 juta senjata api yang beredar di dunia.

Survei disponsori Kementerian Luar Negeri Swiss dan sejumlah pemerintahan lain. Cakupan survei ini menyangkut kekerasan bersenjata yang melibatkan senjata militer kecil atau senjata ringan sekelas revolver, senapan, dan senapan semi-otomatis, termasuk pistol dan senjata laras panjang komersial.

Lebih jauh, survei mendapatkan pula fakta memprihatinkan bahwa 40 sampai 70 persen korban tewas adalah perempuan, dan pelakunya adalah teman dekat mereka. Pembunuhan pun dilakukan dengan senjata. Setiap tahun, sekitar 66.000 perempuan terbunuh dalam aksi kekerasan, dengan 17 persen di antaranya dilakukan mantan pacar.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Upaya Pencarian Korban Dihentikan Sementara

Posted: 02 Jul 2013 12:29 PM PDT

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Upaya pencarian korban gempa di kawasan Kabupaten Bener Meriah dihentikan sementara, Selasa (2/7/2013) malam, karena ketiadaan penerangan. Hingga penghentian sementara pencarian, tujuh orang dipastikan tewas akibat gempa yang melanda wilayah Selasa siang.

Wakil Bupati Bener Meriah, Rusli M Saleh, mengatakan, upaya pencarian akan dilanjutkan Rabu (3/7/2013) pagi. Dia menyebutkan, hingga Selasa malam, tujuh orang tewas, termasuk seorang ibu dan satu anaknya, yang tertimbun longsor di Desa Blang Palam, Kecamatan Suka Makmur. Sementara korban luka menjadi 30 orang.

"Selain merusak ratusan rumah dan bangunan fasilitas publik, gempa juga merusak sarana jalan menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah," kata Rusli via saluran telepon kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2013) malam. Warga Bener Meriah dan Aceh Tengah kini sebagian besar mengungsi ke tempat yang dianggap aman. Mereka memanfaatkan lokasi-lokasi seperti masjid dan tanah lapang untuk menghindari reruntuhan gempa.

Sementara itu, warga masih dikejutkan dengan gempa susulan yang terus menggoyang dua wilayah ini. Gempa susulan juga sempat dirasakan hingga ke Kota Banda Aceh yang berjarak lebih dari 400 km. "Gempa susulan yang baru terjadi juga sangat kencang dan ini juga membuat warga sangat terkejut dan panik," ujar Barry, seorang warga Pasar Inpres, Takengon, Aceh Tengah.

Tujuh kali gempa susulan

Hingga tengah malam, setidaknya telah terjadi tujuh kali gempa susulan. Setelah gempa susulan berkekuatan 5,5 skala Richter pada pukul 20.55 WIB, satu gempa susulan kembali terjadi pada pukul 5,3 skala Richter pada pukul 22.36 WIB, seperti dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kecemasan warga semakin meningkat karena beredar rumor bahwa rangkaian gempa ini adalah akibat aktivitas Gunung Burni Telong. Rusli mengimbau warga tak mudah termakan isu meskipun juga diminta tetap mewaspadai gempa susulan.

Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Syahnan mengatakan, gempa yang berpusat di Kabupaten Bener Meriah ini merupakan gempa tektonik akibat pergerakan Patahan Semangko. Patahan tersebut membentang sepanjang 1.900 kilometer di Pulau Sumatera.

"Gempa ini bukan akibat aktivitas vulkanik Gunung Api Burni Telong. Ini karena pergerakan Patahan Semangko," ujar Syahnan. Patahan Semangko tersebut merupakan salah satu sesar yang paling aktif di Indonesia sehingga sering menimbulkan gempa tektonik.

"Karena gempa yang terjadi di kedalaman dangkal, yakni 10 kilometer di darat, makanya sangat terasa dan banyak menimbulkan kerusakan," Kata Syahnan. Dia mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan munculnya gempa-gempa susulan.

Gempa serupa juga pernah melanda Kabupaten Pidie pada tahun lalu. Gempa tersebut menyebabkan seorang warga tewas dan ratusan rumah warga rusak berat dan ringan.

Editor : Palupi Annisa Auliani

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Gempa Aceh

Tiada ulasan:

Catat Ulasan