Ahad, 30 Jun 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Protes anti-presiden di Mesir jadi berita besar di media Suriah

Posted: 30 Jun 2013 08:31 PM PDT

Damaskus (ANTARA News) - Protes anti-presiden di Mesir pada Ahad (30/6) menjadi berita besar media resmi Suriah, yang secara mencolok tampak bias dengan mendukung gerakan di seluruh negeri Afrika Timur-laut tersebut.

Sejak awal protes, stasiun televisi, laman Facebook dan jejaring kantor berita Suriah telah memusatkan perhatian pada liputan mengenai peristiwa di Mesir dengan nada bias ke arah pemrotes--yang menentang Presiden Mohamed Moursi.

Setelah Mesir belum lama ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah dan Moursi mengibarkan bendera gerilyawan Suriah, Damaskus melontarkan sejumlah kecaman terhadap Presiden Mesir itu, yang berasal dari kelompok tangguh, Ikhwanul Muslimin.

Stasiun TV pro-pemerintah Suriah terus menayangkan program berita satire mengenai Bassem Youssef, yang lebih dikenal sebagai jon Stewart di Mesir. Ia pernah ditahan karena mencegam dan mengolok-olok Moursi.

Seorang reporter berita di TV Ekhbaria mengatakan pemrotes di Mesir memiliki "tuntutan sah". Sementara itu layar di belakang penyiar tersebut pecah menjadi tujuh bagian--yang memperlihatkan lokasi protes di berbagai kota besar Mesir, demikian dilaporan Xinhua.

Pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, memiliki sejarah bermusuhan dengan Ikhwanul Muslimin, terutama pada 1980-an dan belum lama ini, sepanjang krisis dua-tahun di Suriah. Gerilyawan Suriah memiliki pola berfikir yang sangat mirip dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.

Shaker Murjawi, seorang pengulas politik Lebanon, memberitahu stasiun TV Sama di Suriah bahwa jika Moursi jatuh, proyek Ikhwanul Muslimin--bukan hanya di Mesir tapi juga di Suriah dan Turki--juga akan ambruk.

Selain ada liputan media, sebagian pemrotes pro-pemerintah Suriah berpawai di Kedutaan Besar Mesir di Damaskus; mereka membakar poster Moursi dan menginjak-injak gambar Presiden Mesir tersebut sambil mengibarkan bendera Suriah dan Mesir.

Kantor berita resmi Suriah, SANA, dengan mengutip Suhiab Shuaib--seorang pengulas politik, melaporkan pertemuan terbuka di Kedutaan Besar Mesir itu dilancarkan untuk menyampaikan dukungan penuh buat rakyat Mesir dalam menolak kekuasaan Ikhwanul Muslimin.

Kelompok tangguh di mesir tersebut "dipandang telah membawa Mesir mundur bertahun-tahun".

SANA, di dalam satu komentar, juga melaporkan, "Mahkota goyah Ikhwanul Muslimin telah mulai miring di Mesir dengan bergeloranya seruan agar Presiden Mohamed Moursi dan Ikhwanul Musliminnya mengembalikan Mesir kepada rakyat Mesir."

Kantor berita resmi Suriah tersebut juga mengecam demonstran pro-Moursi, yang berkumpul di Bundaran Rabi al-Adawiyah. Ditambahkannya, pendukung Ikhwanul Muslimin "berusaha menciptakan kebingungan ... saat Mesir ... telah mulai mengalir menuju hari kemenangan ... guna menentang kekuasaan yang telah terbukti, dari segala aspek, bersifat lalim".

Jutaan pemrotes anti-Moursi berkumpul pada Ahad di Bundaran At-Tharir
, yang menjadi lambang dan tempat pemrotes menjatuhkan mantan presiden Hosni Mubarak dua tahun lalu.
(C003)

22 orang tewas, 60 cedera dalam ledakan di Pakistan

Posted: 30 Jun 2013 08:07 PM PDT

Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya 22 orang tewas dan lebih dari 60 orang lagi cedera dalam dua ledakan bom yang terjadi di satu sekolah agama di Ibu Kota Provinsi Quetta di Pakistn Barat-daya pada Minggu malam (30/6).

Beberapa pejabat dan media lokal mengatakan peristiwa itu terjadi di satu sekolah agama di Kota Kecil Hazar di Quetta, Ibu Kota Provinsi Balochistan di Pakistan Barat-daya.

Para pejabat dari rumah sakit mengatakan sebanyak 22 mayat dan lebih dari 60 orang lagi yang cedera dibawa ke beberapa rumah sakit tempat 20 di antara korban cedera dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

Beberapa sumber rumah sakit mengatakan perempuan dan anak kecil juga termasuk di antara korban tewas dan cedera, demikian laporan Xinhua.

Personel polisi, pasukan keamanan dan tim pertolongan bergegas ke lokasi dan memindahkan mayat serta korban cedera ke Rumah Sakit Sipil dan Kompleks Medis Bolan di Quetta.

Pasukan keamanan telah menutup daerah tersebut dan memulai operasi pencarian guna menghentikan bantuan buat para penyerang.

Belum ada kelompok atau organisasi fanatik yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Tiada ulasan:

Catat Ulasan