Khamis, 30 Mei 2013

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Salah pakai kondisioner, rambut bisa berminyak

Posted: 30 May 2013 06:54 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Orang Indonesia dianugerahi rambut berwarna hitam, dan untuk menjaganya tetap berkilau, perlu perawatan rutin seperti keramas dengan sampo serta menggunakan kondisioner.

Memakai sampo tanpa kondisioner membuat rambut menjadi kering. Fashion stylist Dewi Utari mengungkapkan, terkadang orang malas memakai kondisioner karena rambut menjadi lepek dan berminyak.

"Kalau rambut jadi lepek setelah pakai kondisioner, itu karena cara memakainya salah. Harusnya pakai kondisioner di ujung-ujung rambut. Kalau pakai dari anak rambut dan akar rambut, jadi berminyak dan lepek," kata dia di Jakarta, Kamis.

Dewi menyarankan agar keramas dan memakai kondisioner dilakukan rutin setiap hari. Dia menilai, iklim tropis Indonesia membuat rambut cepat berkeringat dan berminyak sehingga harus dibersihkan setiap hari.

Film "Sang Kyai" maknai heroisme kebangsaan

Posted: 30 May 2013 06:47 AM PDT

Semarang (ANTARA News) - Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang Doktor Noor Achmad menilai kisah dalam film "Sang Kyai" mengandung arti perjuangan dengan memaknai heroisme atas nama kebangsaan.

"Film ini (Sang Kyai, red.) menunjukkan salah satu tonggak berdirinya bangsa dan negara Indonesia dari peran seorang kiai," katanya usai pemutaran Film "Sang Kyai" di Bioskop Citra 21 Semarang, Kamis.

Pemutaran Film "Sang Kyai" tersebut diprakarsai oleh LPP Nahdlatul Ulama Jawa Tengah dengan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) sekaligus menjadi rangkaian peringatan Dies Natalis Ke-13 Unwahas Semarang.

Menurut dia, apa yang menjadi semangat dan nilai perjuangan Kiai Haji Hasyim Asy`ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi tokoh sentral dalam film itu patut dijadikan contoh seluruh bangsa Indonesia.

Seperti tergambar dalam salah satu adegan ketika utusan Presiden Soekarno diperintahkan menghadap KH Hasyim Asy`ari untuk menanyakan fatwa orang yang berjuang untuk membela bangsa dan negara, bukan agama.

Pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, tersebut kemudian mengumpulkan para ulama untuk membahasnya dan akhirnya keluarlah fatwa bahwa orang berjihad demi membela tanah airnya hukumnya wajib.

Kemudian, tampak pula dalam adegan Bung Tomo yang menghadap ulama yang sangat disegani itu untuk meminta saran, dan kakek dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memuji pidato Bung Tomo yang berapi-api.

Bahkan, KH Hasyim Asy`ari pun menyarankan Bung Tomo agar menambahkan tiga kalimat takbir yang menunjukkan kebesaran Allah SWT (Allahu Akbar) pada awal dan akhir pidato yang dikumandangkan oleh tokoh pemuda itu.

Noor Achmad menjelaskan bahwa banyak sekali adegan dalam film yang disutradarai Rako Prijanto itu yang menggambarkan nilai keagamaan, kebangsaan, dan kedekatan dengan umat KH Hasyim Asy`ari yang patut dicontoh.

Nilai-nilai, intelektualitas, dan karakter kuat yang dimiliki Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy`ari itulah, kata dia, yang menjadi pegangan dasar bagi Unwahas dalam menjalankan perannya mendidik generasi bangsa.

"Sebagai perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Pengurus Besar NU (PBNU), Unwahas perlu untuk mengenalkan sosok KH Hasyim Asy`ari kepada civitas akademika dan masyarakat agar bisa meneladaninya," katanya.
(KR-ZLS/D007)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan