Rabu, 27 Februari 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Iraqi Airways kembali terbang ke Kuwait

Posted: 27 Feb 2013 06:32 PM PST

Kuwait City (ANTARA News) - Sebuah pesawat Iraqi Airways, Rabu, mendarat di Kota Kuwait untuk pertama kalinya sejak invasi Irak terhadap emirat pada Agustus 1990, setelah sengketa komersial diselesaikan.

Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari dan Menteri Transportasi Hadi al-Amari terbang dengan Airbus A320, dan mendapat sambutan dari Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled Al-Sabah.

Operator penerbangan nasional Kuwait dan Irak mencapai kesepakatan pada akhir tahun lalu untuk menyelesaikan sengketa komersial selama 22 tahun, dengan Iraqi Airways setuju untuk membayar 500 juta dolar AS kepada Kuwait Airways.

Di bawah perintah mantan diktator Saddam Hussein, pasukan Irak menyerbu Kuwait pada Agustus 1990 namun diusir tujuh bulan kemudian oleh tentara koalisi internasional yang dipimpin AS, demikian seperti yang dikutip dari AFP.

Kepala Kuwait Airways Sami al-Nisf, dikutip oleh kantor berita resmi KUNA mengatakan, maskapai penerbangan Irak akan membuat empat penerbangan dalam sepekan ke emirat, sementara hanya operator swasta Kuwait yang menerbangi rute itu.

(H-AK)

AS sambut ketertarikan Iran mengenai pembicaraan nuklir

Posted: 27 Feb 2013 06:31 PM PST

Washington (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS), Rabu, menyambut baik ketertarikan Iran terhadap usul yang diajukan oleh negara besar dunia mengenai nuklir di Kazakhstan.

"Proses tersebut akan berlanjut, kami harus melihat bagaimana itu akan berjalan dalam beberapa pekan ke depan, tapi kami menyambut baik itu, ... Iran tertarik pada gagasan kami," kata Juru Bicara Deplu AS Patrick Ventrell dalam taklimat rutin.

Namun, ia tak memberi perincian mengenai usul tersebut, dan hanya menyebutnya "diperbarui" dan "serius".

Ventrel, yang menggambarkan pembicaraan itu sebagai "bermanfaat", menegaskan bahwa sekarang "tanggung jawab benar-benar berada pada Iran".

"Kami ingin melihat mereka melakukan langkah nyata yang perlu mereka lakukan sejalan dengan keprihatinan masyarakat internasional atau tampil sejalan dengan kewajiban mereka dengan cara sangat terbuka," kata Ventrell kepada wartawan sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis pagi.

Pembicaraan dua-hari antara Iran dan anggota P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, Rusia dan Jerman-- mengenai program nuklir Teheran, yang jadi sengketa, berakhir pada Rabu di Almary, Kazakhstan.

Negara besar dunia yang menghadiri pembicaraan tersebut pada Rabu mengatakan pertemuan itu telah memberi hasil positif.

(C003)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan