Isnin, 24 September 2012

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Fashion Week Tidak Memaksimalkan Desainer

Posted: 24 Sep 2012 04:55 AM PDT

KEBERADAAN fashion week di Indonesia kini telah menjadi fenomena tersendiri. Tak jarang, hal ini seolah menjadi satu kompetisi yang diselenggarakan oleh pihak tertentu untuk menarik simpati pengunjung.
 
Padahal, di sebuah negara yang notabene industri fesyennya sudah maju, ajang fashion week hanya digelar untuk memamerkan koleksi terbaru pada setiap musimnya. Namun, ini berbeda dengan yang ada di Indonesia. Pasalnya, tak ada aturan pasti bagaimana seharusnya ajang tersebut digelar. Tak ayal, jika Indonesia pun mendapat predikat sebagai negara yang paling banyak mengadakan fashion week.
 
"Dulu saya selalu bilang kenapa enggak dijadikan satu? Fesyen week banyak karena mereka punya ego masing-masing. Semua pengin cari portofolio,"ujar Sjamsidar Isa Ketua Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), saat berbincang dengan Okezone secara eksklusif di Energy Building, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, belum lama ini.
 
Kendati begitu, ajang tersebut nyatanya juga belum dapat memberikan dampak yang positif. Menurut wanita yang biasa disapa Tjammy ini, fashion week yang ada seolah tidak bisa memaksimalkan karya para desainer.

"Setiap ada fashion week, maunya koleksi beda. Kalau tidak ikut, nanti timbul pertanyaan, sementara dalam satu tahun berapa even yang harus kita ikutin kan," keluhnya.
 
Hal ini pastiya berbeda dengan yang terjadi di luar negeri. Para desainer yang berpartisipasi dalam sebuah ajang Fashion Week dimanapun mereka ikuti, tentunya tidak akan merubah koleksi yang ada sebelumnya.
 
"Kalau di luar negeri, misalnya Yves Saint Laurent sudah mengeluarkan koleksi musim terbaru, nantinya mau dimanapun mereka ikut, yang dikeluarin yah koleksi itu juga," terangnya.
 
Lebih lanjut wanita yang biasa disapa Tjammy ini menuturkan, Fashion Week seharusnya bisa diselenggarakan dengan orang yang paham akan dunia ini. Namun, jika ada beberapa pihak yang ingin menggelar sebuah acara fesyen, bukan berarti itu bisa disebut sebagai fashion week.
 
"Mestinya Fashion Week hanya ada satu di Indonesia, mungkin dibuat satu badan tapi kalau misalnya IPMI mau mengeluarkan tren atau APPMI punya standar juga tidak masalah, karena itu dari organisasi," tutupnya. (ina)
(tty)

Ratna Listy Butuh Orang ''Ketiga'' untuk Selesaikan Masalah Rumah Tangga

Posted: 24 Sep 2012 04:53 AM PDT

DALAM sebuah rumah tangga pasti ada sandungan masalah di dalamnya. Untuk mengatasi itu semua, Ratna Listy mengaku membutuhkan orang ketiga yang dapat membantunya menyelesaikan masalah rumah tangganya.

Ketika ada sesuatu yang tidak berkenan dengan sang suami, Ratna Listy akan segera menyampaikan perasaan itu. Namun, untuk melakukan hal itu, wanita dengan tinggi 167 cm ini akan berusaha mencari situasi yang memungkinkan. Namun jika tidak, akan minta bantuan mertuanya untuk dapat menyelesaikan masalahnya secara bersama.

"Aku lebih mengungkapkan apa yang aku rasakan. Biasanya suami juga akan menunjukkan hal yang sama. Adakalanya jika masalah kita tidak dapat diselesaikan, maka harus ada pihak ketiga yang membantu. Dan orang ketiga itu juga harus dipilih-pilih siapa yang benar untuk diajak diskusi," jelas wanita yang memiliki nama lengkap Ratna Sulistyaningsihsecara eksklusif saat ditemui Okezone di kediamannya, di Kota Wisata Cibubur, beberapa waktu lalu.

Dirinya sadar betul harus pandai-pandai berkomunikasi dan mengatur penggunaan bahasa yang benar dalam menyampaikan perasaan kepada pasangan. "Aku juga harus hati-hati dalam pemilihan kata pembuka untuk bilang ke mertua. Mertua memang harus tahu, bukan untuk ikut-ikutan karena harus tahu. Ikut-ikutan itu berbeda artinya," bebernya.

"Tergantung kita bagaimana cara berkomunikasi yang baik, dan aku biasanya membutuhkan waktu berhari-hari untuk memulai komunikasi yang baik itu," tutupnya. (ina)

  (tty)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan