Rabu, 5 September 2012

Republika Online

Republika Online


'Falcao Bermimpi Jadi Pemain Madrid'

Posted: 05 Sep 2012 11:35 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Ramadel Falcao kian hari kian menjadi buah bibir di sepak bola Eropa. Usai mencetak hat-trick di pentas La Liga Spanyol, ia mengulangnya di ajang Piala Super Eropa saat Atletico Madrid menghancurkan Chelsea 4-1, pertengahan pekan lalu.

Pencapaian itu membuat striker Timnas Kolombia tersebut masuk radar klub-klub besar. Tak sedikit klub elite Eropa yang ingin memboyongnya. Tapi, kemana kira-kira Falcao berlabuh?

Meski susah diprediksi, teka-teki tersebut pelan-pelan mulai terkuak. Ayah Falcao, Radamel Garcia memberi petunjuk jika anaknya itu mengidolakan Real Madrid.

Garcia mengatakan mantan penyerang FC Porto ini bermimpi suatu saat bisa bermain di Santiago Bernabeu. Pernyataan ini tentu saja kontroversial dan bisa membuat petinggi Atletico naik pitam. Pasalnya, meski dilahirkan di kota yang sama, Madrid dan Atletico tidak akur. Kedua klub dipisahkan persaingan tajam yang merembet pada sikap suporternya.

Namun hal itu sepertinya tidak dipedulikan Garcia. Ia menegaskan buah hatinya bakal lebih bahagia jika berseragam Los Blancos. "Falcao selalu bermimpi bermain untuk Real Madrid sejak ia masih kecil, meskipun saya tahu Manchester City dan Chelsea adalah klub yang paling tertarik untuk mengontraknya," ujarnya kepada Marca.com, Kamis (6/9).

Garcia mengungkap sebenarnya Falcao bisa saja pindah sebelum bursa transfer pemain musim panas ditutup. Ketika itu Chelsea sangat serius memberikan tawaran kepada Atletico. Namun kedua klub sepertinya tidak menemukan kata sepakat. Berkat peran Falcao, Atletico mampu meraih Piala Super Eropa untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir.

"Ia (Falcao) tidak yakin apakah dirinya akan ditransfer atau tidak. Ia jelas ingin bermain di Piala Dunia, tetapi tujuannya yang paling mendesak adalah bermain untuk Real Madrid," beber Garcia.

"Jika gagal terwujud, dia bisa bermain di Liga Primer Inggris. Dia akan berpindah klub akhir tahun ini."

Disinggung kabar ketertarikan Chelsea yang sudah sudah menyiapkan cek besar untuk mendaratkan Falcao ke Stamford Bridge, Garcia enggan berterus-terang. Agen Falcao adalah Jorge Mendes, yang juga mewakili Jose Mourinho dan Cristiano Ronaldo.

Mendes yang memiliki banyak jaringan di klub Inggris sepertinya bisa mendekatkan ambisi City maupun Chelsea untuk memboyong mantan juru gedor River Plate itu. "Impiannya adalah bermain untuk Real Madrid. Tetapi jika tidak, maka dia akan pergi ke (Manchester) City atau Chelsea. Kesepakatan itu tergantung pada klub tersebut," ujar Garcia menandaskan.

Merasa malu dengan ulah ayahnya dan bisa menciptakan kebingungan terhadap klub yang dibelanya, Falcao membuat klarifikasi. Melalui akun twitter-nya, @FALCAO, ia menegaskan kesetiannya kepada Atletico. "Saya ingin semua pecinta bola tahu mimpiku adalah memenangkan banyak trofi bersama Atletico dan memimpin timnas Kolombia merengkuh trofi Piala Dunia," kicaunya.

Inilah Isi Rekaman Langka Martin Luther King

Posted: 05 Sep 2012 11:33 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES - Pesulap David Copperfield membeli rekaman audio pribadi langka Martin Luther King Jr. Dia membelinya dari Keya Morgan yang merupakan seorang kolektor dan penjual naskah sejarah.

Morgan menyebutkan rekaman itu direkam pada 21 Desember 1961 atau hampir tiga tahun sebelum pidato terkenal King "I Have a Dream". Dalam rekaman tersebut, King berbicara tentang konsep dan pentingnya protes non-kekerasan.

King pun menegaskan bahwa dia turut dalam demonstrasi yang bertujuan untuk mengakhiri pemisahan ras di wilayah publik. Aksi tersebut pada akhirnya akan dipandang sebagai momen penting bagi masyarakat Amerika.

"Ketika buku sejarah ditulis di masa yang akan datang, sejarawan harus merekam gerakan ini sebagai salah satu episode terhebat dari warisan sejarah kita," ujarnya. "Saya pikir gerakan itu mewakili perjuangan pada tingkat tertinggi dari kedaulatan dan kedisiplinan."

King juga membuat referensi perjalanannya ke Afrika pada awal tahun itu. Sebuah kunjungan ke Nigeria yang saat itu ia jarang bicarakan di depan publik. Kunjungan yang juga mendapat sedikit perhatian media.

Clayborne Carson, profesor sejarah dan kepala Institut Pendidikan dan Penelitian Martin Luther King Jr. di Universitas Stanford di California, mengatakan penyebutan perjalanan ke Afrika itu menyebabkan rekaman itu terpisah dari ribuan rekaman audio tentang keberadaan King.

"Itu yang membuat rekaman tersebut menarik bagi saya," kata Carson. "Rekaman itu selalu tampak aneh bagi saya karena Martin Luther King melakukan perjalanan seperti itu. Dia tidak mengatakan banyak hal tentang itu."

Tiada ulasan:

Catat Ulasan