Khamis, 19 Julai 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Lukisan Matisse yang dicuri ditemukan di AS

Posted: 19 Jul 2012 07:40 AM PDT

lukisan itu sesuai dengan lukisan asli Henri Matisse yang dilaporkan hilang...."

Berita Terkait

Miami (ANTARA News) - Lukisan karya pelukis Prancis Henri Matisse yang hilang di museum Venezuela sekitar 10 tahun yang lalu diduga ditemuka oleh kepolisian Miami.

Kasus itu terungkap ketika seorang laki-laki dan perempuan yang diduga berniat menjual lukisan Odalisque à la Culotte Rouge kepada agen FBI yang menyamar.

Pedro Antonio Marcuello Guzmann (46) dan Maria Martha Elisa Ornelas Lazo (50) ditangkap dengan tuduhan memiliki barang curian.

Lukisan yang selesai dibuat pada 1925 itu ditaksir bernilai 3 juta dollar AS. Lukisan itu dicuri sekitar satu dekade yang lalu dari Caracas Museum of Contemporary Art (MACCSI), yang sebelumnya dikenal dengan nama Sofia Imber Contemporary Art Museum.

Pihak museum mengetahui bahwa lukisan itu diganti dengan lukisan palsu setelah seorang kolektor seni mengatakan lukisan itu dijual di New York.

Pernyataan resmi dari Departemen Hukum mengatakan Marcuello menjual lukisan seharga 740.000 dollar sebelum mengatakan itu barang curian.  "Marcuello diduga mengaku pada agen yang menyamar dalam sebuah peremuan. Ia tahu lukisan itu curian dan menjualnya," demikian bunyi pernyataan itu.

Lukisan itu kemudian dibawa ke AS dari Meksiko oleh kurir yang diintifikasi sebagai Ornelas. "Dalam pemeriksaan yang dlkakukan agen yang menyamar, lukisan itu sesuai dengan lukisan asli Henri Matisse yang dilaporkan hilang di MACCSI," katanya, seperti yang dikutip dari BBC.

Menurut Reuters, data Karya Seni Curian Nasional FBI, ada lima lukisan Matisse lainnya yang hilang, termasuk koleksi yang terdiri dari 62 sketsa. Lukisan berjudul "Pastoral" (1906) adalah salah satu lukisannya yang dicuri dari Museum of Modern Art di Paris pada 2010. Awal tahun ini, karya Matisse yang lain. The Peonies terjual seharga 19 juta dolar.

(nta)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Kirab budaya "Dugderan" 2012 semarak

Posted: 19 Jul 2012 06:30 AM PDT

Semarang (ANTARA News) - Kirab budaya "Dugderan" yang merupakan tradisi tahunan untuk menyambut Ramadhan 1433 Hijriah berlangsung semarak dengan masyarakat menyaksikan secara antusias.

Kirab yang berlangsung Kamis itu dimulai dari Halaman Balai Kota Semarang dengan terlebih dahulu diawali sejumlah sambutan dan atraksi seni serta budaya.

"Tidak semua atraksi seni budaya dari masing-masing kecamatan kami tampilkan karena waktunya terbatas," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Kasturi di sela acara.

Kasturi mengatakan, peserta kirab budaya "Dugderan" pada 2012 lebih variatif karena tidak hanya diikuti oleh sejumlah sekolah, tetapi ada organisasi masyarakat (ormas), organisasi kepemudaan, serta pelaku dan pegiat pariwisata.

Dalam sambutannya, Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan bahwa kirab budaya "Dugderan" terus dilakukan karena sebagai pertanda bahwa besok puasa.

"Di Masjid Kauman Johar dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dilakukan pemukulan bedug dan menyalakan meriam sehingga menghasilkan suara dug dan der, sehingga disebut Dugderan," katanya.

Kegiatan itu, kata lanjut Hendrar Prihadi, juga sebagai salah satu cara untuk menarik wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Setelah dari Halaman Balai Kota Semarang, peserta kirab budaya "Dugderan" menuju ke Masjid Kauman, Johar. Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang dan istri menggunakan Kereta Kencana Solo, sedangkan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menggunakan bendi.

Pada tradisi "Dudgeran 2012", melibatkan 30 bendi, sedangkan masing-masing bendi bagian depan bertuliskan nama-nama Bupati Semarang yang pernah memimpin Kota Semarang.

Deretan bendi tersebut diikuti mobil hias yang berasal dari sekolah, kecamatan, dan mobil hias pelaku wisata seperti dari sejumlah hotel dan tempat wisata.

Di Masjid Kauman Johar, selain berlangsung prosesi juga dilakukan pembagian kue ganjel rel, pemukulan bedug, dan menyalakan meriam.

Rombongan pejabat Pemkot Semarang setelah dari Masjid Kauman Johar melanjutkan ke MAJT dengan menggunakan bus. Hujan yang sempat mengguyur Kota Semarang tidak mengurangi semaraknya acara itu.

Pada 2012, Pemkot Semarang mencatat ada banyak warga negara asing yang menyaksikan kirab budaya "Dugderan" seperti berasal dari Jerman, Perancis, Ukraina, China, Taiwan, Korea, dan Jerman. Mereka mengikuti program AIESEC Universitas Diponegoro Semarang.
(N008/M029)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan