Rabu, 16 Mei 2012

Republika Online

Republika Online


Rumah Korban Merapi Baru Dibangun

Posted: 16 May 2012 11:34 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ibu Rukini (55 tahun) hidup menjadi sejak di tinggal suaminya tahun 2005 lalu. Dua anaknya telah dewasa dan tinggal di Kediri dan Bantul.

Akhir tahun 2010 lalu, rumah Rukini di Dusun Manggong, Desa Kepuharjo, Cangkringan, hancur diterjang erupsi Merapi.

Sejak itu Rukini harus mengungsi dan tinggal di Shelter Gongdang III. Kamis (17/05) Rukini tak dapat menahan harunya, ketika bersama Bupati Sleman, Sri Purnomo, ia memasang batu pertama calon rumah barunya di Dusun Pagerjurang, Kepuharjo.

Selain dengan Bupati, Rukini juga mendapat kehormatan untuk melakukan peletakan batu pertama calon rumahnya bersama Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu.

Di Pagerjurang ini akan dibangun 301 rumah tetap bagi korban erupsi Merapi, asal Desa Kepuharjo, di luas lahan 5.0365 m2.

Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto, mengatakan komplek huntap di Pagerjurang ini nantinya akan dihuni 135 warga korban Merapi asal Dusun Kaliadem, 97 warga asal Petung, 50 warga asal Nanggong, 14 warga asal Kepuh dan 9 warga asal Pagerjurang sendiri.

Menurut dia, erupsi Merapi 2010 lalu menyebabkan 830 KK warga desanya kehilangan rumah. Selain di Pagerjurang ini, kata Heri, saat ini untuk warga Kinahrejo juga sedang dibangun huntap di Dusun Batur. 

Di Batur, katanya, akan menampung 194 KK. Saat ini pembangunan di Batur sudan mencapai 95 persen. Sebagian rumah disana sudah mulai dihuni.

Giring Nidji: Gubernur DKI Harus More Action

Posted: 16 May 2012 11:30 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Laga pertarungan untuk menduduki kursi nomor satu di DKI Jakarta, juga disoroti oleh vokalis band Nidji, Giring. Pria yang identik dengan rambut keritingnya ini, menginginkan satu harapan pada gubernur baru nanti, yaitu gubernur yang banyak kerja dan tak banyak koar-koar omong kosong saja. Istilahnya, more action than talking.

Berbagai masalah khas ibukota, menurutnya banyak yang harus  diperbaiki. "Jakarta perlu diatur, sekarang sudah terlalu kacau," katanya saat ditemui Republika di Jakarta, Rabu (16/5). Banyak yang perlu ditertibkan, dari hal kecil hingga birokrasi.

Paling utama yang perlu diselesaikan adalah kemacetan. "Macet itu membuat stres, memakan emosi, dan merugikan," ujarnya. Ia mengaku sangat sering terjebak dalam kemacetan. "Harusnya kita bisa ke lima tempat, jadi tidak bisa karena waktunya habis di jalan macet," keluhnya. Hal-hal seperti ini yang membuat orang tak nyaman tinggal di jakarta.

Ia pun sudah menentukan calon gubernur yang akan dipilihnya Juli besok. Pilihannya jatuh pada sosok Wali Kota Solo, yang bisa menertibkan salah satu kota di Jawa tengah itu. "Tapi mungkin di Jakarta akan lebih susah, selain wilayahnya lebih besar, masalahnya juga lebih kompleks," tuturnya.

Ia mengagumi calon gubernur yang akrab disapa Jokowi ini. Ia juga mengkhawatirkan nantinya calon gubernur favoritnya akan menemui banyak halangan di tengah jalan. "Kita doain bisa lah," tuturnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan